Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sempat Jadi Trending Topic di Twitter, Ini Makna Xenofobia Sebenarnya

pexels.com

Beberapa waktu lalu tagar #XenophobiaIsNotJoke sempat menjadi trending topic di media sosial Twitter. Ini terjadi sebagai respons dari pendukung setia Jisoo, anggota BLACKPINK.

Kurang fasihnya Jisoo dalam berbahasa Inggris dibandingkan anggota BLACKPINK lainnya membuat dirinya di-bully oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Namun, apa, sih, sebetulnya xenofobia (xenophobia) itu?

Apa saja kriteria seseorang dapat disebut memiliki xenofobia? Berikut ini beberapa hal mengenai xenofobia menurut buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5 yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association (APA).

1. Ketakutan yang intens, berlebihan, dan persisten terhadap orang atau hal asing

default-image.png
Default Image IDN

Xenofobia berasal dari bahasa Yunani, "xenos" yang berarti orang asing dan "phobos" yang berarti ketakutan. Jadi, xenofobia bisa diartikan sebagai ketakutan terhadap orang asing. Tidak hanya orang asing, tetapi juga berbagai hal yang berkaitan dengan kultur, bahasa, ras dan agama yang berbeda dengan dirinya.

Melansir Verywell Mind, orang-orang dengan xenofobia akan menganggap dirinya atau bangsanya lebih unggul dibandingkan bangsa lainnya. Ini menumbuhkan persepsi dalam dirinya bahwa kelompok luar merupakan sesuatu yang asing bagi kelompoknya.

2. Merupakan dampak dari pengalaman traumatik dalam hidupnya

pexels.com

Tentunya tidak secara tiba-tiba ataupun genetik seseorang mengembangkan xenofobia. Seseorang dapat mengalami xenofobia sebagai akibat dari pengalaman traumatis yang begitu hebat, yang dialami sendiri atau disaksikan dalam hidupnya.

Trauma yang terjadi bisa berupa kejahatan yang dilakukan oleh orang asing atau serangan teroris pada dirinya, keluarganya, atau kelompoknya. Secara medis, keadaan ini hampir serupa dengan gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD).

3. Ketakutan ini hanya tejadi bila terdapat faktor pemicu

pexels.com

Pada saat seseorang dengan xenofobia terpapar dengan hal yang memicu ketakutannya, individu tersebut akan mengeluhkan beberapa gejala dalam tubuhnya, di antaranya:

  • Meningkatnya frekuensi denyut jantung
  • Sesak napas dan peningkatan frekuensi napas
  • Mual
  • Timbul perasaan takut akan kematian
  • Otot leher dan pundak terasa kaku dan tegang
  • Keringat berlebih
  • Gangguan tidur
  • Nyeri dada
Pada saat keluhan ini terjadi, individu tersebut akan berusaha mengasingkan diri dari kerumunan dan semakin memburuknya keadaan ini, hubungan sosial penderita dengan individu lainnya menjadi terganggu.
 
Pada kasus yang sangat parah, penderita dapat melakukan tindakan yang membahayakan orang asing yang menjadi pemicu ketakutannya.

4. Sering dijadikan alasan dalam tindakan diskriminasi

default-image.png
Default Image IDN

Sampai saat ini masih belum dapat ditentukan apakah xenofobia merupakan suatu gangguan mental atau bukan. Terkadang, penderita yang mengaku xenofobia tidak benar-benar merasakan fobia atau ketakutan. Hal tersebut hanya dijadikan alasan untuk melakukan diskriminasi terhadap pendatang asing atau rasisme.

Terdapat satu hal dapat membedakan keduanya. Rasisme merupakan diskriminasi yang didasarkan pada suatu karakteristik. Namun, xenofobia didasarkan dari persepsi akan adanya perbedaan antara dirinya dengan orang lain yang dianggapnya asing.

5. Beberapa cara mencegah xenofobia

freepik.com/Senivpetro

Xenofobia bukanlah kondisi genetik, tetapi keadaan yang dapat terjadi karena berbagai kejadian yang terjadi di kehidupannya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya xenofobia yaitu:

  • Memperkenalkan kebudayaan bangsa lain seperti makanan, bahasa, tradisi dan budaya
  • Menanamkan rasa toleransi dengan kelompok lain
  • Menanamkan sifat saling menghormati dan menghargai kelompok lain

Itulah beberapa fakta tentang xenofobia. Bila kamu merasa memilikinya, lakukan tips di atas. Bila merencanakan traveling, luangkan waktu memerangi ketakutanmu terhadap orang asing dengan berinteraksi dengan penduduk setempat. Perhatikan kapan pikiran xenofobia muncul dan berusahalah dengan sadar untuk mengganti pikiran ini dengan hal yang lebih realistis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us