Studi: Pemanis Eritritol Terkait dengan Risiko Kardiovaskular

- Pengganti gula populer bernama eritritol mungkin dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
- Pemanis tersebut membuat trombosit darah lebih aktif, dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Pengganti gula populer bernama eritritol yang umum ditemukan dalam produk keto, permen, dan minuman nol atau rendah kalori mungkin dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, menurut penelitian baru.
Temuan itu diterbitkan pada Agustus 2024 dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology.
Penelitian menemukan bahwa pemanis tersebut membuat trombosit darah lebih aktif, dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Sementara itu, makanan yang dimaniskan dengan gula tidak memiliki efek yang sama. Namun, perlu diingat bahwa penelitian ini hanya berskala kecil dan masih memerlukan data yang lebih banyak.
1. Eritritol sebagai pemanis buatan

Eritritol dan pemanis buatan lainnya merupakan pengganti gula yang umum dalam produk rendah kalori, rendah karbohidrat, dan makanan keto. Eritritol memiliki tingkat kemanisan sekitar 70 persen dari gula dan diproduksi melalui fermentasi jagung.
Setelah dikonsumsi, eritritol tidak dimetabolisme dengan baik oleh tubuh. Sebaliknya, eritritol masuk ke aliran darah dan keluar dari tubuh terutama melalui urine. Tubuh manusia memproduksi eritritol dalam jumlah rendah secara alami, sehingga konsumsi tambahan apa pun dapat terakumulasi.
Temuan ini menjadi salah satu penelitian lanjutan dari studi yang lebih besar pada tahun 2023, yang menghubungkan eritritol dengan masalah kardiovaskular. Studi tahun lalu menguji sampel darah dari lebih dari 1.100 orang yang menjalani penilaian risiko jantung selama tiga tahun.
2. Kadar eritritol bisa meningkat lebih dari 1.000 kali lipat
Pada 20 relawan yang sehat, para peneliti menemukan bahwa kadar eritritol rata-rata setelah makan meningkat lebih dari 1.000 kali lipat dibandingkan dengan kadar awal mereka.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pembentukan bekuan darah. Akan tetapi, tidak ada perubahan yang diamati setelah mengonsumsi glukosa.
"Penelitian ini menimbulkan beberapa kekhawatiran bahwa penyajian standar makanan atau minuman yang dimaniskan dengan eritritol dapat secara akut merangsang efek langsung pembentukan bekuan darah,” kata salah satu penulis studi, W. H. Wilson Tang, M.D, dalam keterangan tertulis (8/8/2024).
Menurutnya, eritritol dan alkohol gula lainnya yang umumnya digunakan sebagai pengganti gula harus dievaluasi. Ini penting untuk potensi efek kesehatan jangka panjang, terutama ketika efek tersebut tidak terlihat dengan glukosa.
3. Pemanis buatan lain memberikan efek yang sama

Hasil penelitian ini sangat penting karena muncul setelah penelitian terbaru lain menunjukkan bahwa xylitol, pemanis buatan umum lainnya, menghasilkan peningkatan serupa dalam kadar plasma.
Jenis pemanis ini juga ditemukan memengaruhi agregasi trombosit pada relawan sehat dengan cara yang sama.
Seperti erythritol, penelitian dengan xylitol juga mencakup penelitian observasi skala besar. Peneliti menemukan bahwa kadar xylitol yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, atau kematian selama tiga tahun berikutnya.
Para penulis mencatat bahwa penelitian klinis lebih lanjut yang menilai keamanan kardiovaskular jangka panjang dari erythritol perlu dilakukan.
Studi yang mengaitkan pemanis eritritol dengan risiko kardiovaskular memberikan pandangan baru yang perlu diperhatikan. Meskipun temuan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, tetapi penting bagi konsumen untuk bijaksana dalam memilih pemanis buatan.
Referensi
Witkowski, Marco, Jennifer Wilcox, dkk. “Ingestion of the Non-Nutritive Sweetener Erythritol, but Not Glucose, Enhances Platelet Reactivity and Thrombosis Potential in Healthy Volunteers.” Arteriosclerosis Thrombosis and Vascular Biology, 8 Agustus 2024.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Cleveland Clinic Study Adds to Increasing Evidence that Sugar Substitute Erythritol Raises Cardiovascular Risk.