Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Teh yang Kandungan Antioksidannya Bisa Mengalahkan Teh Hijau

Seorang perempuan membuat minuman matcha.
ilustrasi membuat minuman matcha (freepik.com/pikisuperstar)
Intinya sih...
  • Teh putih memiliki kandungan katekin dan polifenol yang membantu metabolisme lemak serta melindungi sel tubuh.
  • Teh hibiskus kaya akan flavonoid dan antosianin, membantu menurunkan peradangan, kadar kolesterol, dan tekanan darah.
  • Teh ungu mengandung antosianin dan EGCG, mendukung kadar kolesterol sehat, mengatur gula darah, serta menjaga kesehatan usus.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Teh hijau dikenal sebagai minuman kaya akan antioksidan dan memiliki sifat antiinflamasi yang membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan serta menurunkan risiko penyakit kronis. Tak heran, teh ini sering dijuluki sebagai “superdrink” dalam dunia kesehatan.

Namun, teh hijau bukanlah satu-satunya. Ada berbagai jenis teh lain yang juga menyimpan kekuatan antioksidan, bahkan beberapa di antaranya mengandung kadar lebih tinggi.

1. Teh putih

Berbeda dengan teh hijau, teh putih (white tea) hanya melalui sedikit proses pengolahan. Karena itu, kandungan katekin dan polifenolnya tetap terjaga.

Penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dalam teh putih dapat membantu memperbaiki metabolisme lemak dengan menurunkan kadar low-density lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat) dalam darah, termasuk kolesterol dan trigliserida.

Teh putih juga kaya akan EGCG, senyawa yang sama dengan yang ada pada teh hijau. EGCG berperan melindungi sel dari kerusakan oksidatif, membantu mencegah penyakit hati, dan jika dikonsumsi rutin, bahkan bisa mendukung kesehatan tulang serta tulang rawan.

2. Teh hibiskus

Teh hibiskus atau rosela dikenal dengan manfaat kesehatannya sekaligus rasa asam segarnya yang khas. Kaya akan flavonoid dan antosianin, antioksidan kuat yang membantu menurunkan peradangan, teh merah cerah ini dipercaya dapat memperbaiki kadar kolesterol sekaligus menurunkan tekanan darah.

Di beberapa negara, teh hibiskus bahkan digunakan secara tradisional untuk meredakan nyeri saat buang air kecil dan membantu mengatasi batu ginjal.

Selain membantu melindungi pembuluh darah, hati, ginjal, pankreas, dan organ reproduksi, hibiskus juga menunjukkan potensi antibakteri dan sifat penurun gula darah ringan.

3. Teh ungu

Secangkir teh berwarna ungu.
ilustrasi teh ungu, purple tea (pexels.com/Дарья Сергунина)

Teh ungu atau purple tea berasal dari tanaman yang sama dengan teh hijau dan teh hitam, tetapi tumbuh di dataran tinggi Kenya.

Warna ungunya yang khas berasal dari antosianin, antioksidan yang juga ditemukan pada teh hibiscus dan buah beri, yang berpadu dengan katekin. Kombinasi ini memberi teh ungu profil antioksidan yang unik.

Selain itu, teh ungu juga mengandung polifenol seperti EGCG, senyawa yang terkenal kuat dalam melawan kerusakan sel. Penelitian awal menunjukkan bahwa pertahanan antioksidan dari teh ini dapat mendukung kadar kolesterol sehat, membantu mengatur gula darah, serta menjaga kesehatan usus. Meski begitu, studi yang ada masih terbatas.

Menariknya, sebuah penelitian pada hewan menemukan bahwa teh ungu berpotensi menyeimbangkan mikrobioma usus, sehingga dapat menurunkan risiko resistansi insulin dan obesitas akibat pola makan tinggi lemak.

4. Rooibos

Rooibos dikenal dengan rasa manis alaminya. Karena bebas kafein, teh ini menjadi pilihan menenangkan untuk meredakan ketegangan sekaligus mendukung tidur yang lebih nyenyak.

Tumbuh terutama di Afrika Selatan, rooibos mengandung dua senyawa penting, yaitu aspalathin dan nothofagin. Aspalathin dikaitkan dengan metabolisme glukosa dan lemak yang lebih baik, sementara nothofagin dalam penelitian awal menunjukkan efek diuretik serta perlindungan bagi ginjal.

Meski manfaat ini menjanjikan, tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui berapa banyak rooibos yang perlu dikonsumsi agar efeknya optimal. Satu hal yang perlu diingat, rooibos dapat memengaruhi penyerapan zat besi, sehingga sebaiknya diperhatikan sebelum diberikan kepada anak-anak atau orang yang berisiko mengalami kekurangan zat besi.

5. Matcha

Matcha adalah bentuk bubuk dari teh hijau, yang mana seluruh daun teh digiling halus lalu dikocok bersama air. Karena menggunakan seluruh daun, matcha menghadirkan dosis antioksidan yang jauh lebih pekat, terutama EGCG, katekin paling kuat dalam teh hijau.

Matcha juga dikaitkan dengan manfaat bagi kesehatan otak, membantu meredakan kecemasan dan stres, serta menurunkan risiko penyakit neurodegeneratif. Penelitian lain menunjukkan potensinya dalam mendukung kesehatan jantung dan bahkan sifat antikanker.

Namun, tidak semua bubuk matcha diciptakan sama. Meski kandungan antioksidannya bisa tiga kali lebih tinggi dibanding teh hijau biasa, tetapi manfaat ini hanya bisa diperoleh jika matcha benar-benar dibuat dari daun teh asli, bukan bubuk dengan tambahan perisa atau campuran lain.

Kalau kamu mau benar-benar merasakan manfaat kesehatan dari teh, perhatikan cara menyeduhnya. Teh sebaiknya diseduh lebih dari 5 menit agar antioksidannya bisa terekstrak dengan baik.

Waktu idealnya adalah sekitar 7–10 menit. Namun, hindari air yang terlalu mendidih, karena panas berlebihan justru bisa merusak kandungan antioksidan.

Ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan. Protein dalam susu dapat mengikat sebagian polifenol dalam teh, sehingga penyerapannya berkurang. Jadi, jika ingin menambah rasa, lebih baik gunakan sedikit madu atau perasan lemon.

Referensi

"Teas With More Antioxidants Than Green Tea." Verywell Health. Diakses Oktober 2025.

"The Best Antioxidant-Rich Teas, According to Dietitians." Eating Well. Diakses Oktober 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Cek Apakah Kamu Punya Anger Issue lewat Kuis Ini

18 Okt 2025, 09:35 WIBHealth