Ulkus Vulva: Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Vulva adalah bagain terluar alat kelamin perempuan. Ulkus vulva merupakan luka yang muncul pada area ini. Ulkus vulva bisa sangat menyakitkan dan, dalam beberapa kasus, mungkin tidak sakit sama sekali.
Sebagian besar lesi ini disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS). Akan tetapi, banyak juga masalah lain yang dapat menyebabkan kondisi ini. Ada beberapa pengobatan yang efektif untuk mengatasi ulkus vulva.
1. Gejala ulkus vulva

Ulkus vulva mungkin mulai terlihat seperti benjolan atau ruam di area vulva. Lesi tersebut juga mungkin muncul sebagai luka di kulit yang memperlihatkan jaringan di bawah kulit.
Gejala ulkus vulva cukup bervariasi. Dilansir Healthline, beberapa di antaranya termasuk:
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan.
- Rasa gatal.
- Cairan yang mengalir dari vagina.
- Rasa sakit saat buang air kecil.
- Susah buang air kecil.
- Pembesaran kelenjar getah bening.
- Demam.
Dalam beberapa kasus, ulkus vulva tidak menimbulkan gejala apa pun.
2. Penyebab ulkus vulva

Lesi ulkus vulva dapat terbentuk sebagai ruam, benjolan yang terbuka, atau seperti luka yang menyebar di kulit. Bagaimanapun bentuknya, luka ini akan mengekspos lapisan jaringan yang lebih dalam.
Dilansir WebMD, penyebab ulkus vulva dapat meliputi:
- IMS: IMS apa pun dapat menyebabkan luka genital jika tidak ditangani. Jenis IMS paling umum yang menyebabkan ulkus vulva termasuk herpes, sifilis, dan klamidia.
- Infeksi jamur: Infeksi jamur pada vulva juga dikenal sebagai infeksi ragi. Infeksi ini tidak selalu disebabkan oleh kontak seksual. Infeksi ini dapat menyebabkan lesi, gatal, sensasi terbakar, dan keputihan.
- Reaksi kulit: Kulit pada vulva adalah bagian yang lembut. Beberapa jenis produk dapat menyebabkan reaksi yang tidak nyaman di sekitar alat kelamin. Jika kamu baru saja menggunakan produk baru pada alat kelamin, ini mungkin menjadi penyebab ulkus vulva.
- Trauma: Menggaruk bagian vulva terlalu sering dapat mengiritasi kulit hingga menimbulkan luka. Parasit seperti kutu kelamin dapat menyebabkan gatal sehingga menimbulkan lesi.
- Penyakit autoimun: Jika suatu penyakit menyebabkan peradangan atau respons autoimun, terkadang dapat menyebabkan reaksi kulit. Reaksi-reaksi ini juga dapat memengaruhi alat kelamin, menyebabkan luka dan ulkus.
3. Diagnosis ulkus vulva

Untuk mendiagnosis ulkus vulva, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menelusuri riwayat kesehatan untuk mengetahui penyebabnya.
Dokter mungkin akan menanyakan tentang kehidupan seks, jumlah pasangan seksual, dan obat apa yang sedang kamu konsumsi. Selain itu, dokter perlu melihat lesi untuk mendapatkan diagnosis yang lebih jelas.
Untuk hasil lebih lanjut, dokter juga mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut:
- Tes darah.
- Tes swab bakteri atau virus.
- Tes urine.
4. Pengobatan ulkus vulva

Pengobatan ulkus vulva akan tergantung pada penyebab lesi tersebut. Beberapa ulkus vulva dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jenis yang lain memerlukan terapi tertentu agar tidak menyebabkan infeksi.
Untuk ulkus vulva akibat IMS, kondisi ini biasanya diobati dengan obat antibiotik dan antivirus dalam bentuk pil atau suntikan. Ulkus vulva yang tidak disebabkan oleh infeksi dapat diobati dengan obat-obatan seperti:
- Kortikosteroid.
- Antihistamin.
- Obat imunomodulator, seperti metotreksat.
Selian obat yang diresepkan oleh dokter, pengobatan rumahan juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat ulkus vulva. Beberapa metode yang populer meliputi:
- Mandi menggunakan garam Epsom.
- Pereda nyeri mulut, seperti asetaminofen.
- Menggunakan kompres dingin ke area lesi.
- Anestesi topikal, seperti lidokain.
- Menghindari iritasi, seperti sabun keras, douche, atau pakaian ketat.
5. Pencegahan ulkus vulva

Cara termudah untuk menghindari ulkus vulva adalah dengan menerapkan kebersihan seksual yang baik. Karena sebagian besar ulkus vulva disebabkan oleh IMS, menghindari infeksi sejak dini dapat membantu mencegah lesi yang lebih parah. Cara mudah untuk menghindari IMS meliputi:
- Menggunakan perlindungan penghalang selama aktivitas seksual seperti kondom dan bendungan gigi.
- Mendapatkan vaksinasi HPV.
- Mendapatkan tes IMS secara teratur.
- Menanyakan pasangan seksual tentang status IMS mereka.
Kamu juga dapat menjaga kebersihan alat kelamin agar terhindar dari infeksi lainnya. Kamu dapat menghindari lesi vulva non-IMS dengan cara bebrikut:
- Secara teratur membersihkan vulva dengan sabun lembut dan air.
- Hindari penggunaan produk beraroma atau keras di sekitar alat kelamin.
- Menjaga hidrasi tubuh.
- Kencing setelah berhubungan seks.
- Menghindari penggunaan pakaian ketat.
Ulkus vulva dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kebersihan atau aktivitas seksual yang kurang sehat. Jika kamu mengalami gejala ulkus vulva, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.