Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Masalah Vagina yang Rentan Dialami Saat Hamil, Bumil Wajib Waspada!

ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Suhyeon Choi)

Infeksi vagina ringan sebenarnya adalah kondisi yang umum selama kehamilan. Perubahan hormonal yang drastis selama kehamilan dapat memberatkan sistem reproduksi yang sering kali memicu infeksi vagina.

Kabar baiknya, sebagian besar infeksi vagina mudah diobati jika diketahui sejak dini. Jadi, yuk, baca informasi di bawah ini untuk mengetahui apa saja masalah vagina yang sering terjadi selama kehamilan dan apa saja gejalanya.

1. Vaginosis bakteri

ilustrasi perempuan hamil (pexels.com/Migs Reyes)

Vaginosis bakteri terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih bakteri yang biasanya hidup di vagina, dijelaskan dalam laman Parents. Jika infeksi yang gatal ini tidak diobati, kondisi ini dapat bertahan, mengakibatkan kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah. Vaginosis bakteri biasanya diobati dengan antibiotik, tetapi kadang-kadang hilang dengan sendirinya.

Beberapa gejala dari vaginosis bakteri di antaranya:

  • Keputihan berwarna putih keabu-abuan yang biasanya konsistensinya encer;
  • Buang air kecil yang menyakitkan;
  • Gatal di sekitar vagina.

2. Infeksi jamur

ilustrasi perempuan hamil (pexels.com/lucas mendes)

Sekitar 3 dari 4 perempuan pernah mengalami infeksi jamur setidaknya sekali dalam hidup mereka. Menurut Office on Women's Health, pada perempuan hamil, kemungkinan terkena infeksi jamur meningkat.

Infeksi jamur ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jamur Candida. Kondisi ini tidak dapat benar-benar menyebabkan komplikasi pada kehamilan, tetapi bisa lebih sulit untuk dikendalikan selama kehamilan, jadi jangan ragu untuk mencari pengobatan.

Gejala dari infeksi jamur biasanya berupa:

  • Keputihan kental berwarna putih,
  • Pembengkakan pada vagina dan vulva disertai sensasi terbakar dan kemerahan,
  • Sakit saat buang air kecil,
  • Sakit saat berhubungan seksual.

Penting diingat bahwa perempuan hamil tidak boleh mengonsumsi pil oral yang dijual bebas yang disebut flukonazol karena dapat menyebabkan cacat lahir. Biasanya, untuk perempuan hamil dapat diberi krim topikal sesuai anjuran dokter.

3. Trikomoniasis

ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Ömürden Cengiz)

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang paling umum yang disebabkan oleh organisme yang disebut trikomonas vaginalis. Menurut Centers For Disease Control And Prevention (CDC), sekitar 70 persen orang dengan trikomoniasis tidak mengalami gejala apa pun, tetapi masih dapat menularkan infeksi. Pada perempuan hamil, infeksi dapat menyebabkan persalinan dini dan mengakibatkan bayi dengan berat badan lahir rendah

Gejala dari trikomoniasis di antaranya:

  • Rasa gatal, terbakar, kemerahan, atau nyeri pada vagina;
  • Ketidaknyamanan saat buang air kecil;
  • Keputihan yang jernih, putih, kekuningan, atau kehijauan dengan bau amis yang tidak biasa.

Trikomoniasis umumnya diobati dengan antibiotik oral yang aman dikonsumsi oleh perempuan hamil.

4. Streptococcus grup B

ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Ömürden Cengiz)

Infeksi Streptococcus grup B banyak ditemukan pada orang dewasa dan tidak menimbulkan bahaya apa pun. Namun, hal itu dapat menyebabkan masalah pada orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit jantung serta bayi baru lahir. Menurut CDC, infeksi Streptococcus grup B dapat menyebabkan sepsis, pneumonia, dan terkadang meningitis.

Perempuan hamil dengan infeksi ini biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, perlu dilakukan uji sederhana pada minggu ke 35 hingga 37 dan diberikan antibiotik jika terbukti positif terinfeksi Streptococcus grup B.

5. Infeksi saluran kemih

ilustrasi seseorang ingin buang air kecil (freepik.com/jcomp)

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri dari luar masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini sangat umum terjadi pada perempuan hamil karena janin yang terus tumbuh dapat memberi tekanan pada kandung kemih dan menjebak bakteri.

Sering kali, ini membuat urine terperangkap di uretra lebih lama. Urine selama kehamilan juga lebih terkonsentrasi dengan hormon dan gula yang mendorong pertumbuhan bakteri, menurut studi dalam jurnal Malaysian Family Physician. Jika tidak diobati, infeksi bisa menyebar ke ginjal dan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Untuk mengatasi kondisi ini, ibu hamil biasanya diresepkan dengan antibiotik.

Gejala dari infeksi saluran kemih dapat berupa:

  • Rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil;
  • Urine berwarna keruh atau bercampur darah;
  • Nyeri panggul atau punggung bawah;
  • Sering buang air kecil;
  • Sering merasa ingin buang air kecil;
  • Demam;
  • Mual dan muntah.

Infeksi vagina dapat bervariasi dari ringan hingga berat selama kehamilan. Jika kamu mengalami sesuatu yang tidak biasa selama kehamilan, pastikan untuk memberi tahu dokter. Pengobatan dini adalah kunci untuk memastikan kehamilan yang lancar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us