Perbedaan Rangsangan dan Gairah Seksual, Dianggap Sama!

Setelah baca ini kamu gak bakal bingung perbedaannya lagi

Apakah kamu pernah mengira kalau rangsangan seksual dan gairah seksual adalah hal yang sama? Kini saatnya meluruskan persepsi tersebut. 

Faktanya, kedua hal tersebut meskipun sekilas dianggap sama namun memiliki makna berbeda. Lewat artikel ini kita akan melihat apa saja perbedaan rangsangan dan gairah seksual berdasarkan konsep siklus respons seksual. 

1. Memahami siklus respons seksual

Perbedaan Rangsangan dan Gairah Seksual, Dianggap Sama!ilustrasi perbedaan rangsangan dan gairah seksual (unsplash.com/Jonathan Borba)

Dilansir Cleveland Clinic, siklus respons seksual adalah pola perubahan fisik dan emosional yang terjadi ketika individu berpartisipasi dalam aktivitas seksual. Siklus ini menjelaskan bagaimana tubuh bereaksi terhadap rangsangan seksual.

Dengan mengacu pada urutan perubahan yang terbagi menjadi empat tahap, yaitu keinginan (libido), rangsangan seksual, orgasme dan resolusi, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengalami fase-fase tersebut meski mungkin tidak pada waktu bersamaan.

Namun, dimungkinkan beberapa tahap tidak selalu ada atau tidak berurutan pada orang yang berbeda. Mempelajari perbedaan ini dapat membantu seseorang lebih memahami tubuh dan respons seksual yang bisa meningkatkan pengalaman seksual.

2. Apa itu gairah seksual?

Fase pertama yang disebut dengan desire ini menggambarkan sebuah keinginan atau kepemilikan pikiran yang bisa membangkitkan gairah seksual. Gairah seksual atau libido sendiri merupakan dorongan seks yang membuat mental dan fisik seseorang bersemangat untuk terlibat dalam aktivitas seksual. 

Libido yang merupakan bagian dari keadaan mental memberi pengertian bahwa gairah seksual lebih banyak berhubungan dengan otak dibanding alat kelamin. Menurut Verywell Mind, gairah seksual ini dapat disebut juga sebagai nafsu atau keinginan seksual. 

3. Bagaimana dengan rangsangan seksual?

Perbedaan Rangsangan dan Gairah Seksual, Dianggap Sama!ilustrasi pasangan memberikan rangsangan seksual (pexels.com/cottonbro)

Rangsangan seksual di sisi lain mengacu pada respons fisiologis terhadap gairah seksual. Seseorang bisa terstimulasi dari rangsangan seksual yang dilakukan sendiri atau dengan pasangan. 

Perasaan terangsang ini membuat tubuh mengalami perubahan fisik dan emosional. Beberapa respons fisik ketika menerima rangsangan mengacu laman Planned Parenthood antara lain:

  • Pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah terus meningkat. 
  • Puting, labia, dan klitoris menjadi sangat sensitif,
  • Penis menjadi keras dan berdiri (ereksi).
  • Ujung penis terasa basah.
  • Vagina menjadi lebih basah (terlumasi) dan membengkak karena adanya peningkatan aliran darah.
  • Otot menjadi tegang. 

Rangsangan seksual juga dapat terjadi ketika bagian tubuh tertentu yang sensitif disentuh. 

Baca Juga: 5 Penyebab Tiba-tiba Terangsang, Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan

4. Zona sensitif seksual

Beberapa bagian tubuh memiliki banyak ujung saraf yang bisa membuat merasa terangsang saat disentuh. Area tubuh itu disebut dengan zona sensitif seksual. Zona sensitif seksual terbesar bagi kebanyakan orang adalah area genital; vulva, klitoris, labia, vagina, anus, penis, skrotum dan prostat. 

Sementara itu, zona sensitif seksual umum lainnya termasuk payudara dan puting, leher, bibir, mulut, lidah, punggung, jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, daun telinga, bokong dan paha. 

Setiap bagian dari tubuh dapat dianggap seksual secara berbeda oleh tiap orang.  Apa yang terasa baik bagi sebagian orang belum tentu sama bagi orang lain.

5. Mengapa penting untuk memahami perbedaan rangsangan dan gairah seksual?

Perbedaan Rangsangan dan Gairah Seksual, Dianggap Sama!ilustrasi pasangan memegang tangan (pexels.com/Emma Bauso)

Mengenali perbedaan rangsangan dan gairah seksual penting untuk pasangan yang ingin meningkatkan kualitas kehidupan seks. Karena, terkadang mungkin seseorang merasa seperti dalam mood untuk berhubungan intim namun alat kelamin tidak merasakan hal yang sama. Atau, tubuh yang menjadi bersemangat tetapi tidak  merasakan dorongan apa pun. 

Ketidakseimbangan antara gairah dan rangsangan seks tersebut merupakan fenomena yang umum dialami, dan mengacu pada situs Leigh Noren, itu disebut dengan rangsangan non-konkordansi. Istilah itu digunakan terapis seks untuk menggambarkan situasi saat fisik terstimulasi oleh rangsangan namun tidak secara mental, ataupun sebaliknya.  

Kadang, hal tersebut bisa mengindisikan adanya gangguan seksual seperti rendahnya libido atau kesulitan untuk ereksi. Jadi, bagi pasangan yang merasa ada ketidakcocokan antara gairah seksual dan respons tubuh, bisa mempertimbangkan untuk mengeksplorasi apa yang sebenarnya terjadi dengan seksualitasnya.

Pemahaman atas perbedaan rangsangan dan gairah seksual juga dinilai bermanfaat bagi penyintas kekerasan seksual. Hanya karena seorang korban mengalami vagina yang basah atau ereksi, itu tidak berarti otak menyetujui tindakan pelecehan tersebut. Hal itu adalah murni reaksi fisik terhadap kontak seksual yang diterima tubuh. Jadi, penyintas yang mengalami trauma tidak harus merasa malu jika tubuh merasakan rangsangan saat terjadi pelecehan.

Berdasarkan ulasan di atas, perbedaan rangsangan dan gairah seksual terletak pada asal kedua hal itu sendiri. Gairah seksual adalah bagian mental yang mencerminkan keinginan terlibat dalam aktivitas seksual, sementara rangsangan merupakan bagian fisik sebagai respons tubuh terhadap gairah seks. Respons tersebut merupakan hal wajar dari tahapan siklus respons seksual.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 5 Hal Mudah yang Bisa Memancing Gairah Seksual Pasangan, Tambah Intim!

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya