Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Aman Berpuasa bagi Orang dengan Penyakit Autoimun

ilustrasi perempuan sedang berbuka puasa (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Orang dengan kondisi autoimun tetap bisa menjalankan puasa dengan aman asalkan memahami cara mengelola kondisi kesehatannya.
  • Puasa memiliki manfaat bagi pasien penyakit autoimun, termasuk mengurangi peradangan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
  • Tips berpuasa aman untuk penderita penyakit autoimun meliputi konsultasi dokter, menjaga asupan nutrisi, dan mengurangi stres.

Berpuasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi bagi orang dengan penyakit autoimun, ini bisa menjadi tantangan. Autoimun adalah kondisi sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat, sehingga penderitanya membutuhkan perhatian ekstra dalam menjaga keseimbangan tubuh.

Meskipun begitu, orang dengan kondisi autoimun tetap bisa menjalankan puasa dengan aman asalkan memahami cara mengelola kondisi kesehatannya. Di sini, akan dibahas tips dan panduan berpuasa bagi pasien penyakit autoimun agar tetap sehat dan aman selama berpuasa Ramadan.

1. Manfaat puasa untuk orang dengan kondisi autoimun

Puasa terbukti memberikan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk bagi individu dengan kondisi autoimun. Berikut beberapa manfaatnya:

  • Mengurangi peradangan: Puasa dapat menurunkan tingkat peradangan sistemik yang sering menjadi akar masalah penyakit autoimun.
  • Memperbaiki sistem kekebalan tubuh: Puasa membantu mendaur ulang sel darah putih yang tua dan rusak serta mendorong regenerasi sel kekebalan yang lebih sehat.
  • Mengurangi pemicu dari makanan: Dengan berpuasa, pemicu makanan yang dapat memperburuk gejala autoimun dapat dikurangi.
  • Mendukung pertumbuhan dan regenerasi sel: Puasa memicu autofagi, proses yang membersihkan sel-sel yang rusak dan membantu dalam regenerasi sel, serta mengurangi respons inflamasi akibat penyakit autoimun.

2. Tips berpuasa bagi orang dengan penyakit autoimun

ilustrasi sahur dan berbuka dengan makanan sehat (pexels.com/Nadin Sh)

Inilah tips untuk orang dengan penyakit autoimun agar bisa berpuasa dengan aman:

  • Konsultasi dengan dokter: Penting bagi pasien penyakit autoimun untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai puasa.
  • Tetap terhidrasi: Minum banyak air sejak berbuka hingga sahur sangat penting untuk mencegah dehidrasi.
  • Pantau gejala: Perhatikan gejala seperti pusing, sakit kepala, atau mual.
  • Perhatikan asupan nutrisi: Untuk menghindari kekurangan gizi, pastikan kamu sahur dan berbuka dengan hidangan yang bernutrisi
  • Kurangi stres: Flare-up (kekambuhan atau peningkatan gejala secara tiba-tiba) penyakit autoimun dapat dipicu oleh stres. Jadi, hindari stres selama puasa, misalnya dengan cukup tidur, meditasi, journaling, relaksasi, dan sebagainya.
  • Pantau hormon: Puasa dapat memengaruhi kadar hormon, terutama pada perempuan, sehingga perlu diawasi dengan baik.

3. Penelitian yang menjanjikan

Studi menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat memberikan efek positif pada penyakit autoimun, seperti diabetes tipe 1, artritis reumatoid, dan lupus eritematosus sistemik. Manfaat ini terkait dengan penurunan penanda peradangan, modifikasi sistem kekebalan tubuh, peningkatan mikrobiota usus, dan peningkatan mekanisme perbaikan sel melalui autofagi. Namun, penelitian pada penyakit autoimun lain, seperti multiple sclerosis, penyakit tiroid, dan psoriasis masih terbatas dan belum konklusif (Autoimmunity Reviews, 2023)

4. Ketahui siapa yang disarankan untuk tidak berpuasa

ilustrasi pasangan suami istri sedang berbuka puasa (pexels.com/Monstera Production)

Puasa memang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Namun, bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, puasa bisa menimbulkan bahaya. Berikut ini kelompok orang yang perlu berhati-hati atau sebaiknya menghindari puasa:

  • Kurang gizi: Beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan tubuh kesulitan mencukupi kebutuhan nutrisi. Dalam hal ini, puasa berisiko memperburuk kondisi kesehatan.
  • Masalah adrenal: Jika kelenjar adrenal tidak bekerja dengan baik, tubuh mungkin tidak bisa menangani stres karena puasa.
  • Kekurangan berat badan: Pasien penyakit autoimun yang kekurangan berat badan atau khawatir akan kehilangan berat badan lebih banyak sebaiknya menghindari puasa.
  • Orang dengan diabetes: Pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol, puasa berpotensi menyebabkan hipoglikemia yang bisa berbahaya.

5. Pertimbangan

Meskipun puasa menawarkan banyak manfaat, penting untuk melakukannya dengan hati-hati, terutama bagi individu dengan penyakit autoimun. Tidak semua orang bisa berpuasa dengan baik. Risiko yang perlu diwaspadai termasuk kekurangan energi yang ekstrem dan kekurangan gizi.

Selain itu, dikhawatirkan puasa berkepanjangan dapat mengurangi kekebalan tubuh akibat perubahan distribusi sel kekebalan. Karenanya, penting bagi setiap individu dengan kondisi autoimun untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter yang merawat sebelum memulai puasa.

Berpuasa bagi pasien penyakit autoimun memang terkadang bisa menantang, tetapi dengan perencanaan yang tepat serta panduan dari dokter, ibadah ini tetap bisa dijalankan dengan aman dan nyaman.

Kunci utamanya adalah mendengarkan tubuh, menjaga keseimbangan nutrisi, dan memahami kapan harus membatalkan puasa jika diperlukan. Dengan demikian, pasien penyakit autoimun tetap bisa mendapatkan manfaat spiritual dari berpuasa tanpa mengorbankan kesehatan.

Referensi 

"Intermittent Fasting for Autoimmune Diseases." Aria Integrative. Diakses Maret 2025.
Barati, M., Ghahremani, A., & Ahmadabad, H. N. (2023). "Intermittent fasting: A promising dietary intervention for autoimmune diseases." Autoimmunity Reviews, 22(10), 103408. https://doi.org/10.1016/j.autrev.2023.103408
"Is Fasting Good for Autoimmune Diseases?" Caplan Health Institute. Diakses Maret 2025. 
"Skipping Breakfast and Fasting May Compromise the Immune System." Medical News Today. Diakses Maret 2025. 
"Intermittent Fasting for Gut Health." Real Life of Pie. Diakses Maret 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us