Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Serial The Terror Terinspirasi dari Kisah Nyata?

cuplikan adegan dalam serial The Terror (dok. AMC Studios/The Terror: Season 1)
cuplikan adegan dalam serial The Terror (dok. AMC Studios/The Terror: Season 1)

Berlatar di pertengahan abad ke-19, serial horor asli AMC, The Terror, adalah kisah ekspedisi ke Arktik yang sangat gelap. HMS Terror dan HMS Erebus menjelajahi Arktik untuk menemukan Northwest Passage yang sudah lama dicari, yaitu jalan pintas antara Samudra Atlantik dan Pasifik. Jalan pintas ini diprediksi oleh para pelaut bisa mempercepat jalur perdagangan.

Menggabungkan kisah horor historis dengan unsur-unsur supernatural, Musim pertama The Terror menceritakan perjalanan kapal-kapal Inggris di Arktik Kanada. Di tengah perjalanan, kapal-kapal tersebut terperangkap dalam es. Namun, ada yang jauh lebih mengerikan, yakni ketika para awak kapal di teror oleh makhluk misterius.

Dibintangi oleh para aktor kawakan, seperti Ciarán Hinds, Tobias Menzies, dan Jared Harris, serial ini melukiskan kisah yang menakutkan dan kesengsaraan para awak kapal yang mencoba bertahan hidup. Di sisi lain, mereka dibuntuti oleh beruang Inuit yang haus darah bernama Tuunbaq, kriptid yang mengganggu awak kapal. Namun, makhluk ini bukan satu-satunya hal yang paling menakutkan dari kisah ini, lantaran botulisme hingga kanabalisme terjadi di tengah cerita. Pertanyaannya, apakah The Terror terinspirasi dari kisah nyata?

1. Kisah mematikan The Terror Musim pertama

cuplikan para awak kapal yang terjebak di Arktik (dok. AMC Studios/The Terror Season 1)
cuplikan para awak kapal yang terjebak di Arktik (dok. AMC Studios/The Terror Season 1)

Musim pertama The Terror dibuka dengan kisah perwira angkatan laut Inggris bernama John Ross (yang diperankan Clive Russell) yang menyelidiki nasib ekspedisi HMS Terror/Erebus, sebelum kembali ke perjalanan beberapa tahun sebelumnya. Pasalnya, seorang pelaut tiba-tiba meninggal dunia karena mengalami pendarahan dan kapal Erebus terhenti karena baling-balingnya patah di atas es.

Meskipun komandan kedua ekspedisi, Francis Crozier (yang diperankan Jared Harris), sudah memperingatkan terkait masalah ini, Kapten John Franklin (yang diperankan Ciarán Hinds) tetap bersikeras melanjutkan perjalanan. Gak lama kemudian, kedua kapal tersebut terjebak di es yang tebal. Akibatnya, mereka pun harus bertahan hidup di wilayah es yang gak ramah manusia.

Demi mencari bantuan, para awak kapal diminta untuk berjalan kaki mencari perairan terbuka. Sayangnya, mereka gak bisa menemukan apa pun. Sementara itu, salah satu awak kapal gak sengaja menembak seorang dukun suku Inuit (suku asli Arktik) yang lagi berjalan dengan putrinya. Gak lama setelah itu, para awak kapal diserang oleh makhluk bernama Tunnbaq, yang terlihat seperti beruang kutub dengan wajah mirip manusia.

Nah, setelah tewasnya dukun Inuit tersebut, Tunnbaq terus meneror dan membunuh awak kapal satu per satu. Teror ini membuat para awak kapal mengalami paranoia parah. Ditambah lagi dengan kondisi mereka yang sudah collapse akibat terjebak di wilayah sedingin itu. Diperkirakan, para awak kapal terjebak selama dua tahun.

Keadaan semakin parah ketika makanan kaleng mereka tercemar bakteri mematikan yang menciptakan penyakit botulisme dan keracunan timbal. Ada pula perang dengan penduduk asli setempat dan pembantaian. Ditambah lagi dengan putusnya semangat hidup dan praktik kanibalisme di antara para awak kapal. Pada akhirnya, hanya Francis Crozier yang mampu bertahan hidup, setelah ia mencontoh cara bertahan hidup suku Inuit dan bergabung dengan putri dukun Inuit tersebut.

2. The Terror terinspirasi dari kisah di dunia nyata

keberangkatan HMS Erebus dan HMS Terror dalam ekspedisi Arktik (commons.wikimedia.org/Illustrated London News)
keberangkatan HMS Erebus dan HMS Terror dalam ekspedisi Arktik (commons.wikimedia.org/Illustrated London News)

Rupanya, HMS Erebus dan HMS Terror adalah kapal dari dunia nyata. Kedua kapal tersebut merupakan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang telah diubah fungsinya menjadi kapal pemecah es dan dilibatkan dalam operasi di Antartika. Perjalanan ini merupakan bagian dari ekspedisi yang menemukan Ross Ice Shelf (lapisan es terbesar di Antartika).

Beberapa tahun setelah ekspedisi Arktik dimulai pada Mei 1845, ekspedisi tersebut gak diketahui lagi keberadaannya. Keberadaan dua kapal tersebut masih menjadi misteri hingga bangkai kapal Erebus ditemukan pada 2014 dan puing-puing kapal Terror ditemukan pada 2016. Penemuan-penemuan ini berkat suku Inuit setempat yang memberitahu para peneliti terkait keberadaan kapal-kapal tersebut. Kemungkinan besar, nenek moyang suku Inuit mengetahui nasib kedua kapal dan 129 awak serta perwiranya.

Seperti kapal-kapal dalam serial The Terror, kapal-kapal di dunia nyata berlayar dengan teknologi yang bisa dibilang sudah memadai di Era Industri, seperti kabin yang memiliki alat pemanas dan persediaan makanan kaleng yang lengkap untuk membantu awaknya bertahan di musim dingin. Nah, dari penemuan ini pula, ditemukan sebuah catatan yang disebut Victory Point. Sebuah catatan Angkatan Laut yang ditulis tangan ini mengungkapkan bahwa kapal-kapal tersebut ditinggalkan pada 22 April 1948, setelah para awaknya menghabiskan waktu selama tiga tahun terjebak di lapisan es.

Menurut surat itu, Francis Crozier mengambil alih komando setelah John Franklin meninggal pada 11 Juni 1847. Setahun kemudian, Francis Crozier memimpin 105 awak kapal dan perwira yang tersisa dengan berjalan kaki. Seperti yang ditunjukkan oleh serial tersebut, sisa-sisa yang tertinggal melukiskan kisah kelam tentang kelaparan, keracunan timbal, dan kanibalisme.

3. Serial The Terror Musim ke-2 didasarkan pada penahanan orang Amerika keturunan Jepang

cuplikan The Terror Season 2 (dok. AMC Studios/The Terror: Season 2)
cuplikan The Terror Season 2 (dok. AMC Studios/The Terror: Season 2)

Musim kedua serial The Terror yang berjudul "Infamy," juga menyelipkan sejarah dan unsur-unsur supernatural. Ceritanya berkisar pada orang-orang di Terminal Island, komunitas nelayan Los Angeles yang pernah berkembang pesat dan keturunan Jepang. Namun, penduduk ini dikirim ke kamp-kamp interniran selama histeria Perang Dunia II. Akibatnya, ribuan orang Jepang-Amerika ditangkap dan ditahan. Dalam musim kedua ini, bintang kawakan Star Trek, yaitu George Takei, ikut bermain. Dalam ceritanya, ia bersama keluarganya dikirim ke kamp interniran.

Serial The Terror bukan sekadar kisah monster, berbekal inovasi mutakhir dan keyakinan, angkatan laut kerajaan Inggris terjun ke medan yang belum pernah mereka jelajahi. Rupanya, kemarahan Tuunbaq mewakili kemarahan suku Inuit yang terganggu dengan orang asing. Itulah sebabnya, Tunnbaq menghabisi awak kapal tersebut. Nah, Musim ketiga dari serial horor historis ini akan dirilis pada 2025. Seri ketiga antologi ini akan diberi judul "The Terror: Devil in Silver," berdasarkan novel horor psikologis terkenal karya Victor LaValle. Sudah siap melanjutkan terornya lagi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us