6 Film Asia-Amerika Terbaik Selain Minari, Sarat Kritik Sosial 

Banyak yang baru

Gaung komunitas Asia Amerika di industri perfilman Hollywood memang baru terdengar beberapa tahun belakangan. Beda dengan komunitas Latin dan Black yang lebih dulu sering nampang di layar kaca Barat. 

Kamu mungkin sudah tahu Minari yang tahun 2021 lalu memboyong beberapa nominasi Oscars. Atau Crazy Rich Asians yang membahana beberapa tahun sebelumnya. Kabar baiknya, masih banyak film Asia Amerika serupa yang mungkin terlewat dari radarmu, ada juga yang baru rilis 2022 ini lho. Yuk, simak daftarnya di bawah. 

1. Umma (2022)

https://www.youtube.com/embed/QQdXvvtu-iI

Daftar terbaru dimulai dengan Umma. Buat kamu yang mengikuti budaya Korea pasti sudah tahu arti kata tersebut. Sesuai dengan judulnya, Umma berkisah tentang seorang perempuan paruh baya asal Korea bernama Amanda yang bermigrasi ke Amerika Serikat dan memulai hidup baru di sebuah peternakan di pinggiran kota. 

Hidupnya yang tenteram bersama putrinya terusik ketika seseorang mengirimkan abu kremasi mendiang ibu Amanda padanya. Ia seakan merasa dihantui sosok ibu. Isu perjuangan perantau, dibumbui unsur supranatural dan trauma, ini sih formula lengkap buat sebuah film horor. 

2. Everything Everywhere All at Once (2022)

https://www.youtube.com/embed/wxN1T1uxQ2g

Daftar berikutnya disumbang A24. Setelah sukses dengan Minari dan The Farewell, mereka kembali merilis film baru dengan tokoh utama Asia. Berjudul Everything Everywhere All at Once. 

Di sini Michelle Yeoh didapuk menjadi seorang pebisnis laundry sederhana di Amerika yang harus menghadapi audit dari badan keuangan negara sembari berjuang mencari solusi untuk kemelut di keluarganya. 

Ia kemudian menemukan kemampuan untuk berpindah ke dunia paralel di mana ia bisa mencoba mengambil keputusan yang berbeda di setiap fase hidupnya. Film ini dapat tanggapan positif di sesi pemutaran di SXSW 2022. 

3. Tigertail (2020)

https://www.youtube.com/embed/i8lp_eI78ZM

Netflix juga tak mau kalah. Selain To All the Boys I've Loved Before,  mereka juga merilis Tigertail. Sebagian film ini berlatarkan Taiwan, tempat Pin-jui dan Yuan, sang lakon utama lahir dan besar. Namun, karena perbedaan kondisi ekonomi yang mencolok, mereka pun memutuskan untuk tidak melanjutkan kisah cinta mereka. 

Hingga akhirnya Pin-jui yang butuh uang untuk membiayai sang ibu menerima tawaran bosnya untuk menikahi sang putri dan pindah ke Amerika. Film romantis ini berakhir sedih dan mengharukan, sayang kalau gak ditonton. 

Baca Juga: Penuh Kritik Sosial, Inilah 5 Film Terbaik Karya Bong Joon Ho

4. The Farewell (2019)

https://www.youtube.com/embed/RofpAjqwMa8

The Farewell adalah karya sutradara Lulu Wang yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya. Sama seperti di film, neneknya yang tinggal di Cina didiagnosis kanker dan usianya tak akan panjang.

Sebagai perpisahan, keluarga besarnya sepakat untuk berkumpul merayakan pernikahan seorang kerabat. Meski premisnya sedih, film ini dikemas dengan humor yang mengundang tawa. Ditambah beberapa dialog yang emosional serta menyinggung isu kesenjangan antara keluarga yang sudah tinggal di Amerika dengan yang masih bertahan di Cina. 

5. Searching (2018)

https://www.youtube.com/embed/3Ro9ebQxEOY

Searching adalah film drama yang dibintangi aktor Korea-Amerika, David Kim. Ia memerankan sosok ayah yang kehilangan putrinya dan berusaha mencarinya lewat bantuan teknologi saat ini. 

Film ini berlatarkan satu tempat dan sebenarnya fokus pada kekhawatiran sang lakon saat berusaha mendapat petunjuk di media sosial dan gawai yang ditinggalkan anaknya. Film ini sebenarnya secara tidak langsung mengingatkan kita betapa banyak hal yang kadang tidak kita tahu tentang orang terdekat. Seru, meski banyak juga yang kurang suka dengan eksekusi menjelang babak akhir. 

6. Gook (2017)

https://www.youtube.com/embed/6Duh20o-qWs

Gook sebenarnya adalah slang untuk imigran asal Asia di Amerika Serikat. Sesuai dengan judulnya, kisah dari film ini berkutat pada dua kakak beradik asal keluarga imigran Korea. Mereka menjalankan bisnis peninggalan sang ayah di sebuah toko sederhana di kawasan yang didominasi warga kulit hitam. 

Secara tak sengaja, mereka berkawan dengan seorang bocah kulit hitam bernama Kamilla karena sama-sama sering jadi korban rasisme. Ironisnya, rasisme justru terjadi antar sesama imigran atau minoritas. Untuk menambah ketegangan, kreator film sengaja memilih latar kerusuhan Los Angeles 1992 sebagai latar waktunya.  

Ikut senang makin banyak film berlakonkan tokoh Asia di Hollywood. Ceritanya pun lebih beragam dan seringkali mengangkat isu sosial, jadi tambah wawasan. 

Baca Juga: 9 Tokoh Asia yang Berhasil Tembus Penghargaan Tertinggi Hollywood

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya