Penjelasan Ending Film Kereta Berdarah, Arti Teror dari Ratu Jin

Mengunjungi resor yang baru dibuka, tentu diharapkan menjadi perjalanan yang menyenangkan bagi para penumpang kereta Sangkara. Namun, kenyataannya jauh dari harapan. Perjalanan tersebut berubah menjadi mimpi buruk ketika setiap melintasi terowongan, gerbong kereta tiba-tiba menghilang satu per satu dan menelan korban.
Masalah ini tidak sekadar masalah teknis biasa. Sebaliknya, kejadian tersebut disebabkan oleh teror penunggu hutan yang dipimpin oleh Ratu Jin. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa Ratu Jin mengganggu perjalanan para penumpang kereta? Beberapa penonton film Kereta Berdarah juga merasa tidak puas dengan penutupan filmnya. Bagi kamu yang penasaran, yuk, simak penjelasan ending filmnya.
Perhatian: Artikel ini mengandung spoiler!
1. Para pejuang di kereta

Menjadi salah satu penumpang kereta Sangkara, Purnama (Hana Malasan) dan adiknya Kembang (Zara Leola) ikut serta dalam perjalanan ke resor tersebut. Kebetulan, mereka sedang berada di kamar mandi saat gerbong kelima menghilang, yang secara tidak sengaja menyelamatkan mereka dari bencana tersebut.
Bersama Ramla (Putri Ayudya), mereka juga mendapat bantuan dari petugas kereta, Tekun (Fadly Faisal), yang membantu mereka untuk terus berpindah ke gerbong depan. Dalam perjalanan yang penuh tekanan dan ketegangan, Purnama, Kembang, Ramla dan Tekun berusaha mencari cara untuk menyelamatkan diri dari teror Ratu Jin.
2. Teror Ratu Jin menimbulkan kericuhan dan pertikaian

Tidak hanya menelan banyak korban, teror yang disebabkan oleh Ratu Jin juga menimbulkan kepanikan di antara para penumpang kereta. Di tengah-tengah upaya penyelamatan, Purnama, Kembang, Ramla, dan Tekun tiba-tiba dianggap sebagai komplotan yang berniat merampok penumpang lain. Akibatnya, ketegangan di dalam kereta semakin meningkat, hingga membuat para penumpang menjadi saling menyerang.
Beberapa insiden kericuhan juga terjadi di antara tim internal petugas kereta. Tekun dan masinis, Sidik (Totos Rasiti), mengusulkan untuk memperlambat laju kereta dan berhenti sebelum melintasi terowongan demi mencegah terjadinya lebih banyak korban. Namun, Pak Bara (Kiki Narendra), pejabat daerah yang memimpin proyek ini, bersikeras agar kereta dipercepat untuk sampai lebih cepat di stasiun resor, tanpa memperhitungkan risiko yang lebih besar.
3. Semua penumpang tidak selamat

Satu per satu gerbong menghilang dan korban terus berjatuhan, menyisakan gerbong depan yang ditumpangi oleh para investor dalam proyek ini. Setelah berhasil meyakinkan agar kereta dihentikan paksa, para penumpang yang selamat akhirnya memutuskan untuk turun dan berjalan kaki ke resor yang diperkirakan sudah dekat.
Tetapi, teror yang dilancarkan oleh Ratu Jin tidak berhenti sampai di situ. Kembali datang, ia mengubah gerbong dan para penumpang yang selamat menjadi pohon, termasuk Kembang dan Ramla. Kejadian ini menjadi elemen tambahan yang menambah keseraman dan tragisnya situasi yang mereka alami.
4. Hukuman dari Ratu Jin

Dalam salah satu adegannya, Ratu Jin merasuki tubuh salah satu investor yang mengungkapkan bahwa manusia menjadi serakah karena membangun rel kereta api secara paksa di tengah hutan yang merupakan rumah bagi para makhluk gaib tersebut.
Hal ini juga menjelaskan mengapa Ratu Jin mengubah gerbong dan para penumpang menjadi pohon. Ia berusaha mengembalikan habitat aslinya agar jalur rel kereta api dianggap tidak ada dan tidak dapat dioperasikan lagi di masa mendatang.
Sebelumnya, saat Pak Bara memberikan paparan tentang jalur rel, Kuncen (M. Nur Qomaruddin) juga sudah memberikan peringatan bahwa mereka tidak boleh menggunakan jalur itu. Karena menurutnya, jalur tersebut sudah memiliki penunggu. Tetapi, Pak Bara menyangkalnya karena tidak mempercayai hal-hal gaib. Akhirnya, apa yang diperingatkan oleh Kuncen menjadi kenyataan, di mana teror tersebut tampak sebagai amukan dari penunggu hutan yang merasa terusik dengan gangguan atas tempat tinggalnya.
5. Menyelipkan pesan moral

Akhir cerita yang tragis ini juga sekaligus menyelipkan pesan moral, selain menyoroti keserakahan manusia. Melalui pembahasan asal-usul proyek tersebut, film Kereta Berdarah, memberikan pesan bahwa manusia tetap harus menjaga alam, terlepas dari kepercayaan terhadap keberadaan makhluk halus, serta menghargai keberadaan mereka.
Kehadiran Purnama sebagai satu-satunya penumpang yang selamat juga menimbulkan pertanyaan bagi penonton. Jawaban itu bisa disimpulkan dari pernyataan Kuncen. Ia mengatakan bahwa pemimpin jin mengubah para penumpang menjadi pohon karena mereka memiliki kondisi fisik yang bagus. Sementara Purnama, yang saat itu menderita kanker hati, dianggap akan menjadi pohon yang tidak subur untuk hutan baru yang dibuat oleh Ratu Jin.
Demikianlah penjelasan mengenai ending Kereta Berdarah yang yang diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Kehadiran makhluk halus seperti jin dalam konteks modern ini, masih menjadi topik perdebatan dan sering kali dianggap hanya kepercayaan sebagian orang. Mungkin hal ini juga yang menjadikan penutup ceritanya terasa sulit dimengerti. Nah, bagaimana pendapatmu tentang hal ini?