Korea dikenal sebagai salah satu negara maju di dunia, hal tersebut berimbas pada pemikiran perempuan yang mulai terbuka. Mereka menganggap bahwa perempuan memiliki keputusan dan pilihan sendiri atas hidupnya tanpa terikat oleh stigma di masyarakat.
Stigma-stigma tentang perempuan yang mulai luntur ini biasa diangkat dalam drama Korea, lho. Yuk, intip 10 stigma negatif tersebut.
Iya, kalian gak salah baca kok.
Apa jadinya jika perempuan mengajak laki-laki untuk tidur bersama? Wah, pasti akan dihina-hina ya. Tapi di Korea ajakan tidur ini bukanlah hal yang tabu. Tentu saja ada batasa usia, ya!
Seperti di drama It’s Okay to Not To Be Okay. Di tengah-tengah lobi rumah sakit, Go Moon Yeong berteriak keras menawari Gang Tae tidur bersama. Sontak semua yang ada di lobi terkejut, ada juga yang menyemangati Moon Yeong atas keberaniannya. Kalian sudah pasti tahu dong scene legendaris satu ini?
Dulu pada abad ke-20, perempuan yang menyatakan cinta adalah perempuan-perempuan nakal dan tidak berkelas. Pemikiran itu masih tetap berkembang pada masyarakat Indonesia, bener, gak?
Perempuan masih dianggap sebagai makhluk pasif yang hanya bisa menunggu pinangan lelaki. Padahal pemikiran tersebut hanyalah benih yang ditanam oleh patriarki. Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, perempuan juga memiliki perasaan yang harus diungkapkan tidak berbatas gender.
Seperti dalam drama Goblin, Ji Euntak tak lagi malu-malu mengungkapkan cintanya pada Kim Shin. Walaupun ia tahu umur mereka berdua terpaut jauh.
Rokok adalah barang identik kaum adam, lalu bagaimana jika perempuan merokok? Jelas saja, stigma dan pemikiran negatif akan mengikuti perempuan itu. Benar, 'kan? Tapi di Korea, perempuan merokok adalah hal yang wajar.
Masyarakat Korea tidak akan mempermasalahkan hal itu asalkan kamu sudah dewasa dan tahu tempat, ya guys! Seperti adegan Esom yang merokok di hadapan laki-laki untuk membalas dendam karena telah melecehkannya.
Perempuan yang ambisius adalah perempuan yang mengerikan. Itu adalah salah satu pemikiran patriarki yang masih mengakar kuat di masyarakat. Bersyukurnya, di tahun-tahun belakangan ini muncul perempuan-perempuan yang berdedikasi tinggi untuk tidak kalah dalam hal prestasi dengan laki-laki. Seperti dalam drama Search:WWW.
Sosok Bae Tami adalah salah satu perempuan yang ambisius dan tidak mau kalah untuk urusan pekerjaan. Setelah didepak dari perusahaan lamanya, ia bertekat menjadikan perusahaan baru tempatnya bekerja menjadi perusahaan nomor satu di Korea. Ia melakukan berbagai cara agar perusahaannya berkembang lebih pesat dan dapat mengungguli perusahaan lamanya. Karakter yang bisa jadi panutan, nih!
Stigma ‘Perempuan harus dilindungi’ adalah salah satu pemikiran patriarki yang menganggap wanita adalah makhluk yang lemah. Padahal tidak selalu demikian. Banyak perempuan yang membentengi dirinya dengan seni bela diri sebagai bentuk pertahanan diri sehingga tidak harus mengandalkan laki-laki.
Sosok perempuan-perempuan ini kadang lebih kuat dari laki-laki lho, guys. Seperti dalam drama Doctors yang diperankan Park Shin Hye. Ia mampu menaklukan gangster yang bikin onar di rumah sakit tempatnya bekerja.
Menikah saat sudah kepala tiga bukanlah hal yang aneh di korea. Pada abad ini, orang Korea lebih peduli terhadap pekerjaan dan cita-citanya dibandingkan dengan kehidupan cinta dan keluarga. Mereka lebih menyukai kehidupan sendiri tanpa memikirkan menimang bayi dan membesarkannya. Seperti Ji Hae Soo yang ditawari memiliki 3 orang anak. Dengan kalkulasi yang matang, dia berani menolaknya.
Pemimpin yang ideal selalu dikaitkan dengan laki-laki, seolah mengganggap perempuan tidak mampu melakukan hal yang sama. Stigma dan pemikiran tersebut sudah lama mulai ditinggalkan dalam masyarakat Korea. Perempuan memiliki kesempatan yang sama asal memiliki kemampuan yang mumpuni.
Seperti pada drama Queen Soendoek, raja digambarkan adalah sosok perempuan yang mampu memimpin kerajaan. Drama ini seperti mendobrak stigma bahwa pemimpin kerajaan tidak harus laki-laki, dan perempuan tidak hanya dijadikan permaisuri, selir, dan simpanan.
Perempuan hanya bisa 3 M: macak, masak, dan manak kini tidak ditemukan lagi dalam kebudayaan korea. Perempuan boleh memilih menjadi apa pun sesuai yang mereka mau. Ia masih tetap bisa menjadi istri yang baik sekaligus menjadi pegawai yang cemerlang.
Seperti dalam drama The World of The Married. Ji Sun Woo bisa menjadi ibu yang penyayang untuk anaknya, istri yang baik, dan juga dokter yang bertanggung jawab akan tugasnya.
Biasanya, perempuan gensi apa bila mengajak nikah terlebih dahulu. Bener, gak, guys? Lagi-lagi dalam sistem patriarki, perempuan dibentuk agar menjadi makhluk yang hanya menerima semua perlakukan laki-laki. Seperti halnya ajakan menikah.
Apabila tidak diajak ke jenjang yang lebih serius, maka perempuan akan galau dan merasa tidak diberi kepastian. Padahal perempuan memiliki hak yang sama untuk memberi kepastian dalam berhubungan, seperti mengajak menikah. Kayak Lee Yeon Seo yang mengajak Kim Dan menikah di drama Angel's Last Mission.
Apakah kalian sadar ternyata dalam drama korea terdapat scene di mana perempuan melamar laki-laki. Iya! Ada. Di drama Another Miss Oh, Oh Hae Yong menangis meminta ibunya melamar Park Do Kyeong untuknya. Wah itu menunjukkan bahwa memang benar-benar tidak ada perbedaan gender dari sebuah hubungan, ya!
Tokoh-tokoh perempuan dalam drama Korea tersebut semoga bisa memotivasi kaum perempuan di dunia, ya biar lebih berani dan keren. Yuk, semangat, Girls!