Riheam Junianti Spill Proses Adaptasi Panggonan Wingit 2: Miss K
Surabaya, IDN Times - Mengikuti kesuksesan film pertamanya, Hitmaker Studios merilis Panggonan Wingit 2: Miss K pada Rabu (25/12/2024). Film ini mengadaptasi kisah nyata salah satu apartemen terbengkalai di Surabaya, Jawa Timur.
Riheam Junianti kembali dipercaya sebagai penulis skenario untuk Panggonan Wingit 2: Miss K (2024). Menurut Riheam, menghidupkan cerita di dalam imajinasinya menjadi bentuk visual adalah hal yang menyenangkan.
"Saya suka saat membangun dunia dalam sebuah cerita, menciptakan karakter, dan merangkai konflik-konflik yang menarik," ungkap Riheam pada Senin (16/12/2024).
Lebih lanjut, kepada IDN Times, Riheam pun me-spill cara mengadaptasi kisah nyata menjadi skenario film dalam wawancara khusus program #COD alias Cerita Orang Dalam. Selain itu, penulis kelahiran Jakarta ini juga buka suara soal potensi film Panggonan Wingit 3!
1. Menurut Riheam Junianti, lebih menarik menulis skenario film horor
Riheam Junianti mengaku menyukai semua genre film. Namun, menulis genre horor lebih menarik karena banyak sub-genre yang bisa dieksplor.
"Horor juga memungkinkan saya untuk bisa mengeksplorasi ketakutan-ketakutan manusia, menciptakan suasana mencekam, dan mengikat penonton dalam rasa terancam dan penasaran," mulai Riheam Junianti.
Akan tetapi, pengembangan karakter di film horor sebenarnya sangat terbatas. Alasannya karena saat menulis naskah film horor, penulis skenario cenderung fokus pada elemen-elemen lain.
"Kita fokus pada atmosfer, eskalasi ketegangan yang harus dijaga hingga klimaks, elemen visual, suara, dan efek-efek khusus," lanjutnya.
Riheam juga berbagi alasan kenapa ia tertarik untuk mengangkat kisah nyata di balik Panggonan Wingit 2: Miss K (2024). Menurutnya, latar belakang dua karakter hantu di film tersebut menarik untuk diulik.
"Ada dua wujud hantu misterius, seorang wanita dan anak kecil. Sosok dua hantu inilah yang menarik untuk dieksplor dan menjadi pemegang kunci dalam cerita, menjadi sebab akibat dari angkernya apartemen tersebut," ujar filmmaker yang mengawali karier sebagai penulis novel ini.
2. Mulai dari riset hingga menulis skenario, ini cara Riheam adaptasi Panggonan Wingit 2
Mengadaptasi kisah nyata menjadi sebuah film tidak lah mudah. Riheam mengaku tetap harus melakukan riset terlebih dahulu.
"Pertama adalah riset. Karena diadaptasi dari kisah nyata sebuah apartemen di Surabaya, saya mengumpulkan informasi tentang apartemen terkait," ungkap penulis skenario kelahiran 1985 ini.
Selanjutnya, Riheam perlu menentukan fokus cerita, seperti sudut pandang, karakter, motivasi, konflik, plot utama, sub-plot, dan resolusi. Semua elemen tersebut akan memudahkan Riheam untuk menulis skenario Panggonan Wingit 2: Miss K (2024).
"Dengan begitu, treatment cerita bisa dibuat dan kemudian menjadi skenario," ucapnya.
Untuk naskah berdurasi 90-120 menit, Riheam harus membuat The Tree Act Structure atau Struktur Tiga Babak. Struktur tersebut terdiri dari Set Up (Pembuka), Confrontation (Konfrontasi), dan Resolution (Resolusi).
3. Perbedaan menulis skenario film Panggonan Wingit pertama dan kedua

Riheam sebelumnya juga dipercaya oleh Hitmaker Studios untuk menulis skenario Panggonan Wingit (2023). Menurutnya, ada perbedaan treatment saat menulis film pertama dan kedua.
"Ada perbedaaan. Karena dari set, lokasi, tahun, karakter, dan backstory-nya berbeda maka treatment penulisannya juga berbeda," jelas penulis skenario ini.
Film Panggonan Wingit 2: Miss K (2024) mengambil latar sebuah apartemen di Surabaya pada tahun 1998. Selain itu, teror yang dilakukan oleh hantu di Panggonan Wingit 2: Miss K (2024) berbeda dengan film pertama.
"Backstory serta cara aksi dari dua hantunya pun sangat beda dari Panggonan Wingit pertama. Di sini juga ada tentang Tari Topeng Malangan yang tidak ada di Panggonan Wingit pertama," tutur Riheam.
4. Tantangan Riheam saat mengadaptasi Panggonan Wingit 2: Miss K

Ketika menulis skenario, Riheam mengaku bekerja sendiri. Namun, ia tetap berkoordinasi dengan produser dan sutradara. Maka dari itu, ada beberapa tantangan yang pasti ia hadapi.
"Bagaimana menciptakan ketakutan baru dan segar, mengeksplor ide, menjaga ketegangan, mengatur pacing, menempatkan jumpscares yang pas, sampai mengatur konflik, klimaks, dan twist yang tepat," ujarnya.
Selain itu, saat menulis naskah, sebenarnya Riheam belum memiliki bayangan soal aktor yang akan membintangi film ini. Maka dari itu, ada penyesuaian karakter saat sudah memasuki proses casting.
"Saat penulisan, saya belum membayangkan siapa aktornya. Setelah semua aktor terpilih, kemudian ada sedikit penyesuaian," ucap penulis skenario film Santet Segoro Pitu (2024) ini.
5. Kata Riheam soal potensi Panggonan Wingit 3

Jika menilik film pertamanya, sebenarnya ending yang disajikan sudah cukup jelas. Namun, tim produksi bisa mengolah kisah lainnya sebagai ide cerita film kedua.
Riheam buka suara saat ditanya soal potensi Panggonan Wingit 3. Meski ending-nya sudah jelas, namun potensi itu tetap ada.
"Panggonan Wingit 2: Miss K memiliki ending yang cukup jelas. Tapi ini tetap memungkinkan untuk bisa jadi film ketiga," tutupnya.
Mengadaptasi kisah nyata menjadi sebuah skenario ternyata tidak mudah. Riheam Junianti harus melakukan riset mendalam sebelum membuat skenario.