13 Kengerian yang Bisa Kamu Rasakan Saat Ibumu Marah

Ibu yang melahirkan kita, mencintai dan menyayangi kita. Ibu nggak pernah berniat untuk menyakiti kita. Tindakan yang dilakukan ibu berdasar kasih sayang dan keinginan agar anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidup. Tapi, ketika kita membuat ibu marah? Widih, seakan-akan dunia kita akan terhisap hidup-hidup ke dalam amarahnya. Pastinya, kamu nggak mau merasakan pernak-pernik dari amarah ibu ini.
1. Tatapan mata tajam menghujam sukma.

Ketika ibu marah, tatapannya dapat menusuk amat dalam. Ya, tatapan saja sudah cukup untuk membuat seluruh tubuh ini bergetar.
2. Geleng-geleng kecil yang membuat seluruh bumi bergoncang.

Kelihatannya hanya gelengan kecil, tapi bahasa tubuh dari "ibu nggak menyangka kamu seperti ini" bisa membuat seluruh bumi bergoncang. Seakan-akan kita kehilangan kepercayaan dari sosok suci ini.
3. Wajah datar yang meniupkan angin puting beliung agar kita pergi yang jauh dan jangan pernah kembali.

Wajahnya mungkin datar, tapi seakan dari pori-porinya terhembus angin kencang yang mengusir kita untuk lari sebelum ia meledak.
4. Suara keras, sekeras genderang perang.

Beradu mulut sama temen sudah biasa. Tapi ketika ibu yang marah dan nadanya naik, seakan-akan suara genderang perang berkumandang, memberi pertanda bahwa kita perlu mulai merasa takut dan masuk ke mode waspada tiga.
5. Keheningan yang ternyata lebih keras dari genderang perang.

Ibu juga bisa hening. Tapi heningnya ini lebih keras dari teriakannya. Seakan-akan semuanya sudah terlambat, nggak ada harapan lagi untuk memperbaiki semuanya. Argh!
6. Kalau sudah begitu, kita diam salah menjawab salah.

Mau menjelaskan, ibu masih terluka dan menutup diri. Mau diam, ibu kira kita nggak peduli sama sakit yang dirasakannya. OMG. Apa coba yang harus dilakukan.
7. Bisikan kengerian yang merobek sendi-sendi dan sumsum.

Ketika ibu membisikkan ancaman, sendi-sendi kita robek, lutut ini seakan mau lepas dari tempatnya. Tubuh kita seakan meronta untuk kita menghempaskan diri ke tanah dan mati suri saja sampai amarah ibu reda.
8. Kadang-kadang, ia mengalah juga..untuk menyelamatkan nyawamu.

Ibu terkadang meninggalkan tempat atau bahkan memilih untuk mengalah. Tapi jangan salah, sebenarnya di balik semua itu, bisa-bisa ia tahu kalau diteruskan ia bisa meledak dan kamu jadi serpihan puing-puing yang rata dengan tanah. Hiii.
9. Ngerinya ketika alat-alat rumah tangga berubah wujud menjadi senjata api.

Gosok matamu berkali-kali, hasilnya tetap sama. Ketika ibu marah, sapu, sandal, bisa tiba-tiba berubah bentuk menjadi rudal yang mematikan. Mending jauh-jauh dari alat-alat sederhana itu. Sayangi nyawamu.
10. Kadang-kadang benda lain yang jadi korban, tapi..tetep ngeri.

Benda lain bisa menggantikan kita untuk menghadapi amarah ibu. Tapi melihat benda lain dapat merasakan hal yang sedemikian rupa..gimana rasanya kalau kita yang kena? Satu pukulan dari ibu bagai seribu pukulan dari gebetan.
11. Lebih ngeri lagi ketika ibu khilaf dan mengucapkan hal-hal yang tidak ingin kita dengar.

Ibu juga manusia, dan terkadang ibu mungkin khilaf sampai mengucapkan hal-hal yang naas untuk didengar. Well, sakitnya tuh kayak kamu lagi ke taman, niatnya jalan-jalan cari udara, eh ketiban durian runtuh. Maafkan ibu deh, ibu juga bisa khilaf seperti kita.
12. Eiits, ibu juga bisa bersikap naas untuk membuat kita merasa bersalah.

Ibu juga bisa bersikap naas, seperti gambar di atas, menenggelamkan diri #eh #ualay. Yah yang jelas, ketika ibu mulai menangis, menyendiri, menunjukkan kesedihan, seluruh tulang-tulang di tubuh kita rapuh, kulit-kulit kita meleleh, hati kita terhenyak. Mana mungkin kita biasa tahan melihat ibu nggak bahagia? You win, ibu. You win.
13. Melihat hal-hal semacam itu, seakan wanita yang kita cintai berubah sosok.

Kemarahan ibu beda dengan kemarahan yang kita terima dari siapapun. Beribu kali lipat lebih ngeri, beribu kali lipat lebih membuat kita sakit hati, tapi di sisi lain juga beribu kali lebih efektif membuat kita sadar akan kesalahan yang kita lakukan, dan pada akhirnya membuat kita berpikir untuk menjadi lebih baik di mata ibu. Semuanya kita lakukan karena kita tahu kita dan ibu saling menyayangi.
Bener kan? Ibu memang ratunya. Tapi apapun yang dilakukan ibu ketika marah, kita tetep sayang sama ibu. Ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. Syukuri saja keberadaannya selama ia masih ada di dunia ini. Hidup ibu!




















