Hal yang Bisa Dipelajari dari Warga Desa Jouri di The Good Bad Mother

The Good Bad Mother menjadi salah satu drakor yang kembali berfokus pada kehidupan di pedesaan. Dalam drakor tersebut diperlihatkan bagaimana para warga Desa Jouri hidup guyub nan rukun, selayaknya yang biasa ditemui di lingkungan pedesaan.
Jauh dari perkotaan, warga Desa Jouri hidup dari bertani, berdagang, hingga beternak. Meski hidup sederhana, tapi enam hal positif berikut ini bisa kamu pelajari dari para warga Desa Jouri di The Good Bad Mother.
1. Gotong royong membantu sesama

Gotong royong menjadi salah satu ciri khas yang biasa ditemui para warga yang hidup di pedesaan. Hal itu juga yang diperlihatkan oleh warga Desa Jouri yang masih mempertahankan budaya tersebut.
Salah satu contohnya adalah ketika mereka mengetahui, jika Choi Kang Ho (Lee Do Hyun) yang lama merantau ke Seoul, akan datang menemui ibunya di desa. Apalagi, mereka juga tahu jika Choi Kang Ho akan datang bersama tunangannya.
Mengetahui hal itu, mereka pun membantu Jin Young Soon (Ra Mi Ran), ibu Choi Kang Ho, untuk mempersiapkan berbagai hal. Mulai dari memasak berbagai menu makanan hingga mendandani Jin Young Soon agar tampil lebih cantik.
2. Punya rasa empati yang tinggi

Rasa empati yang tinggi juga ditunjukkan para warga Desa Jouri, saat mereka mengetahui Choi Kang Ho terkena musibah. Dengan rasa empati itu, mereka memahami betapa sulitnya hidup Jin Young Soon, saat harus mengurus anak semata wayangnya yang tiba-tiba tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Para warga juga turut bersedih dan membayangkan sulitnya posisi Jin Young Soon, jika musibah itu terjadi pada diri mereka sendiri. Bahkan, tak henti-hentinya mereka ikut prihatin dan mencoba mencari cara untuk membantu meringankan beban Jin Young Soon.
3. Tidak meninggalkan tetangga yang sedang mengalami musibah

Mengetahui ada yang terkena musibah, para warga di Desa Jouri pun tidak tinggal diam. Mereka selalu mencari beragam cara untuk bisa membantu tetangganya yang tengah tengah kesulitan.
Contohnya saat tahu Jin Young Soon harus mencari cara untuk bisa menyembuhkan Choi Kang Ho. Saat itu mereka mengirimkan obat-obatan herbal hingga DVD tentang kesehatan dengan harapan bisa membantu kesembuhan Choi Kang Ho secepatnya.
4. Saling mengandalkan satu sama lain

Punya beragam keahlian, para warga Desa Jouri juga saling mengandalkan satu sama lain. Keahlian itu mereka gunakan untuk membantu tetangga yang membutuhkan maupun yang tengah menghadapi kesulitan.
Misalnya, karakter kepala desa (Kim Won Hae) yang mencoba memberikan akupuntur kepada Choi Kang Ho. Lalu, ada juga Lee Mi Joo (Ahn Eun Jin) yang memberikan perawatan kuku kepada ibu-ibu di Desa Jouri. Ia berharap dengan perawatan kuku itu para ibu-ibu bisa lebih bahagia dan semangat dalam menjalani hari-harinya.
5. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah

Satu hal lagi yang menjadi ciri khas warga di pedesaan, yakni musyawarah. Dengan musyawarah, mereka mencoba mendiskusikan masalah dan mencari jalan keluarnya. Mereka pun mengedepankan prinsip kepentingan kelompok daripada pribadi.
Salah satu contohnya dapat dilihat dari adegan ketika Trot Baek (Baek Hyun Jin) mengajak para warga Desa Jouri untuk demo massal. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penolakan dan ingin agar peternakan babi milik Jin Young Soon digusur.
Musyawarahnya saat itu berjalan lancar. Namun, para warga kembali berpikir dan menggunakan rasa empatinya untuk benar-benar memutuskan akan ikut demo atau tidak. Meski kerap terganggu dengan bau dari peternakan babi tadi, tapi mereka sadar bahwa ada simbiosis mutualisme di dalamnya.
Akhirnya, para warga pun tidak jadi ikut demo bersama Trot Baek. Sebab, mereka sadar jika peternakan babi milik Jin Young Soon juga memberikan apa yang mereka butuhkan. Salah satunya kompos yang bisa digunakan untuk pupuk tanaman mereka di ladang.
6. Meluangkan waktu untuk berkumpul bersama demi mempererat tali persaudaraan

Ini dia satu hal yang juga tak ketinggalan dari para warga Desa Jouri. Mereka kerap meluangkan waktu untuk berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas bersama. Contohnya, membuat beragam lauk, membuat makgeolli (arak beras Korea), hingga makan-makan bersama.
Tak hanya untuk mempererat tali persaudaraan, mereka juga melakukan itu untuk saling berbagi cerita. Baik kisah sedih maupun senang mereka bagikan di sana. Alhasil, antar tetangga pun jadi tahu apa yang sedang dirasakan oleh tetangganya yang lain.
Tak dapat dimungkiri jika kehidupan di kota dan desa sangatlah berbeda. Masyarakat di pedesaan yang biasa didominasi oleh kaum orang tua masih menjaga tradisi dan budaya secara turun temurun. Misalnya saja enam hal yang diperlihatkan para warga Desa Jouri di atas. Mereka masih menerapkan hal-hal tersebut, sehingga menciptakan kehidupan yang rukun dan guyub.