5 Tanda Kamu Alami Insecure, Berhutang agar Terlihat Kaya!

Bila selama ini kamu hobi membicarakan aib atau mengorek kesalahan orang lain, bisa jadi pertanda bahwa kamu gak merasa percaya diri, atau merasa punya banyak kekurangan. Makanya, ketika ada orang lain yang terlibat skandal, atau melakukan kesalahan, kamu merasa bahagia.

Derita yang dialami mereka, menjadi sumber kebahagiaanmu, karena kekurangan-kekuranganmu jadi tertutupi. Padahal, sikap seperti itu gak sehat, lho. Citra dirimu pun jadi rusak, karena senang mengumbar keburukan orang lain.

Saat insecure, kamu jadi tak nyaman dengan dirimu sendiri. Apalagi jika sekelilingmu memiliki kondisi yang berbeda. Misalnya saja, kamu sendirian yang lahir dari keluarga tak berkecukupan, sementara teman-teman yang lain, dari kalangan berada.

Akibat ingin diterima atau diakui, kamu rela terjerat hutang yang menumpuk, demi terlihat kaya. Orang lain melihatmu bahagia, padahal di dalam diri sebenarnya menderita. Karena nuranimu tak bisa berbohong, yang kamu tampakkan di luar, tak sesuai dengan kondisimu sebenarnya.

Mungkin dulunya kamu pernah mengalami hubungan cinta yang buruk. Dia yang sudah begitu kamu cintai, dan berharap banyak bakal terus hidup bersama, ternyata meninggalkanmu.

Efeknya, kamu jadi merasa tak layak dicintai, meyakini bahwa dirimu memiliki banyak kekurangan diri, sampai orang yang harusnya menyayangimu pun memilih pergi. Akibatnya, setiap kali kamu menjalin hubungan yang baru, selalu timbul prasangka buruk, bahwa nanti pun dia akan pergi juga.

Ada yang sulit menerima masukan karena over percaya diri. Ada pula sebagian lain karena merasa rendah diri. Sehingga ketika mendapat kritikan, reaksimu langsung defensif. Mengira bahwa orang yang mengkritik, tidak senang atau ada masalah denganmu.

Padahal, masukan tadi bisa jadi karena mereka sayang dan peduli padamu. Melihat potensi dalam diri, yang bisa dikembangkan lagi supaya kamu maju. Jadi, bukan karena bermaksud buruk.

Bisa saja karena kamu pernah diabaikan oleh orang terdekat, kamu jadi haus perhatian. Haus perhatian ini bisa diwujudkan dengan cara ‘positif’, misalnya memicumu untuk berprestasi, tapi ada pula dengan cara negatif, yakni melakukan hal-hal salah demi jadi pusat perhatian.

Cara pandang seperti ini sangatlah berbahaya. Karena begitu ingin berprestasi, kamu jadi tak bisa menoleransi kegagalan, dan menuntut diri untuk perfeksionis. Saat kalah, kamu gak bisa lapang dada dan gak menerimanya dengan besar hati.

Di sisi lain, begitu inginnya jadi pusat perhatian, kamu jadi tak peduli lagi dengan norma dan aturan. Apa pun dilakukan demi viral!

Jika tanda-tanda tadi ada padamu, jangan disangkal. Terima dengan ikhlas, bahwa kamu mengalami insecurity. Dengan menerimanya, kamu jadi bisa mengenali akar masalah dan dicari solusinya. Misalnya saja, dengan meminta bantuan ahli.

Semoga informasi di atas, bisa membantu, ya!