5 Tips Hilangkan Rasa Bersalah saat Libur buat Workaholic

Bagi kebanyakan pekerja, libur menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu. Akhir pekan selalu menjadi incaran untuk segera melepas penat. Apalagi kalau ada libur panjang beberapa hari, mereka senang sekali. Berbagai rencana untuk mengisi waktu libur langsung dibuat.
Namun, tidak begitu bagi kamu yang gila kerja atau workaholic. Kesukaanmu akan pekerjaan sudah melampaui kewajaran sampai libur barang sehari saja malah membuatmu gak nyaman. Ada rasa bersalah yang kuat setiap dirimu jauh dari rutinitas kerja.
Kalau bisa, kamu ingin terus bekerja dari pagi sampai malam. Tidak apa-apa temanmu libur dan dirimu bekerja sendirian. Semangat kerja yang amat tinggi ini gak lagi dibarengi dengan kekuatan fisik serta psikis. Guna memenuhi kebutuhan jiwa dan ragamu akan rehat, segera hilangkan rasa bersalah saat libur buat workaholic melalui lima cara berikut ini, ya!
1. Lihat perbandingan antara jumlah hari kerja dengan hari liburmu

Kamu perlu membangkitkan kesadaranmu mengenai sudah berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja. Ukuran paling mudah ialah hari. Hitung dalam sepekan, berapa hari yang digunakan buat bekerja dan libur? Paling banyak dirimu libur dua hari dalam seminggu.
Itu pun jika saat di rumah kamu betul-betul dapat lepas dari pekerjaan. Bila di rumah pun dirimu masih bekerja, ini sama dengan tidak libur. Selama jumlah hari libur dalam sepekan tak sama dengan hari kerja atau lebih banyak, ini masih wajar. Bahkan seandainya dirimu dapat hidup makmur dengan lebih sedikit jam kerja, kenapa tidak?
Itu tanda bahwa uang sudah otomatis mengejarmu. Bukan kamu yang selalu mencarinya sampai gak punya waktu rehat. Jika dirimu ingin lebih detail, bandingkan total jam kerjamu selama sepekan dengan waktu istirahatmu. Sebagai workaholic, dirimu pasti bakal menemukan ketimpangan yang mencolok. Kondisi ini mesti lebih diseimbangkan dengan kamu memanfaatkan jatah libur seoptimal mungkin.
2. Janjian dengan sesama workaholic buat libur juga

Orang yang gila kerja biasanya juga mengenal teman yang sama sepertinya baik satu kantor maupun berbeda. Walaupun jumlahnya cuma 1 atau 2, kalau kalian bisa kompak libur, kamu akan terhindar dari rasa bersalah. Jika kamu libur sendirian selagi mereka tetap bekerja, pasti muncul perasaan seolah-olah dirimu sedang menyia-nyiakan waktu.
Jangan malu untuk memulai pembicaraan tentang latihan menikmati hari libur bersama mereka. Yakin deh, kesulitan bersantai di waktu libur bukan hanya menjadi masalahmu. Mereka juga merasakannya, tetapi kesulitan mengerem dorongan buat terus bekerja. Waktunya kalian bersatu buat mencapai keseimbangan hidup.
Bila memungkinkan, ambil hari libur yang sama. Di hari itu, kalian mesti saling melaporkan aktivitas masing-masing. Kalian dapat saling mengecek untuk memastikan tak ada yang mencuri-curi waktu buat tetap bekerja. Kalaupun jadwal libur kalian gak bareng, tetaplah membuat jurnal hari libur masing-masing dan saling melaporkan setiap pekan. Janjian libur dengan sesama penggila kerja mendorongmu buat lebih berkomiten untuk santai sejenak.
3. Meningkatkan rasa cinta pada diri dan keluarga

Tentu mencintai pekerjaan juga sikap yang baik karena dari situlah dirimu memperoleh nafkah. Pun bekerja tanpa rasa cinta hanya akan membuat kelelahan yang dirasakan menjadi berlipat-lipat. Akan tetapi, cinta terhadap diri sendiri serta keluarga gak boleh dilupakan.
Ketiganya mesti cukup seimbang. Memanfaatkan hari libur dengan baik juga bagian dari mencintai diri. Energimu kudu diisi ulang dengan istirahat yang cukup. Kamu pun perlu merawat diri lebih dari sekadar mandi sebelum dan sepulang bekerja. Juga berolahraga biar lebih bugar. Jika setiap waktu libur dipakai untuk bekerja, kapan dirimu sempat melakukan semua itu?
Kamu juga mesti memikirkan hak keluarga atas kehadiranmu secara penuh di tengah mereka. Jangan hanya fisikmu yang ada di rumah, tetapi segenap perhatianmu tetap tercurah ke pekerjaan. Dirimu masih boleh membawa pekerjaan ke rumah, tetapi hanya sesekali bila keadaan memaksa. Selama suatu tugas dikerjakan sesuai jadwalnya di hari kerja dan bertempat di kantor pun beres, rumah serta hari libur gak boleh dipakai buat menggarapnya.
4. Bedakan antara libur dengan bermalas-malasan di waktu kerja

Penggila kerja sepertimu kerap mencampuradukkan libur dengan sikap malas dalam bekerja. Ini yang membuatmu merasa bersalah setiap menikmati waktu libur. Padahal, keduanya jelas berbeda. Contoh dari sikap malas dalam bekerja, dirimu selalu datang terlambat tetapi pulang lebih cepat.
Juga seperti dalam ilustrasi, waktu kerja malah dipakai untuk tidur. Akibatnya, banyak tugas gak selesai tepat waktu. Sementara itu, hari libur tak menghambat satu pun pekerjaanmu. Kamu tetap bekerja dengan disiplin tinggi dari hari Senin sampai Jumat atau sesuai jadwal kerjamu.
Di hari-hari itu, dirimu bahkan bisa bekerja sangat efisien sehingga mencapai lebih banyak target. Maka memanfaatkan satu atau dua hari libur yang telah menjadi hak setiap karyawan sama sekali bukan tanda kemalasan. Bila dirimu dapat tertib bekerja, cobalah untuk disiplin juga soal pemanfaatan hari libur.
5. Tenangkan diri dengan ingatan besok juga sudah kerja lagi

Lepas dari pekerjaan membuatmu cemas. Kamu mesti belajar menenangkan diri sendiri agar tidak lantas kembali memakai hari libur untuk terus bekerja. Bila sekarang hari Sabtu dan dirimu sudah libur, katakan berulang-ulang dalam hati bahwa lusa kamu sudah bekerja lagi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Begitu pula di hari Minggu. Setelah kamu berhasil beristirahat penuh di hari Sabtu, boleh jadi rasa bersalahmu membesar. Seakan-akan kamu telah berlebihan dalam mengambil waktu istirahat. Tenangkan dirimu lagi dengan berkata bahwa waktu libur tinggal satu hari ini.
Kamu harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Besok benar-benar sudah Senin lagi dan dirimu kembali ke rutinitas. Senin juga biasanya menjadi hari yang padat dari pagi bahkan hingga malam karena kamu gemar lembur. Maka kembali mengulangi siklus bersantai seperti kemarin adalah pilihan yang tepat.
Hilangkan rasa bersalah saat libur buat workaholic memang susah. Sebenarnya, mau kamu workaholic atau tidak, istirahat adalah kebutuhan semua orang. Sulitnya dirimu lepas dari pekerjaan bukan tanda bahwa kamu gak pernah mengenal lelah. Ini lebih ke pikiran yang seperti terikat kuat dengan pekerjaan sekalipun kesehatanmu mulai kerap terganggu. Manfaatkan hari liburmu dengan sebaik mungkin agar kondisimu lebih prima.