6 Solusi Kreatif Atasi Burnout di Tempat Kerja, Simple dan Applicable

Burnout di tempat kerja menjadi masalah yang semakin umum terjadi dalam dunia kerja modern yang penuh tekanan. Beban kerja yang meningkat, jam kerja yang panjang, dan ekspektasi yang tinggi seringkali membuat kita merasa kelelahan secara mental dan emosional. Faktanya, burnout bukan hanya mempengaruhi produktivitas loh, tetapi juga kesehatan fisik dan mental seseorang.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan solusi kreatif yang sederhana dan mudah diterapkan. Bagaimana cara menumbuhkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi? Enam ide inovatif berikut, bisa dicoba untuk mengatasi burnout.
1. Program mindfulness di tempat kerja

Mindfulness telah terbukti efektif dalam mengurangi stres dan meningkatkan fokus. Program mindfulness di tempat kerja dapat diimplementasikan dengan memberikan jeda sejenak di antara aktivitas kerja yang melelahkan. Terinspirasi dari sesi meditasi, kamu bisa memulainya dengan mengambil jeda untuk tidak melakukan apapun selama 10-15 menit. Cobalah untuk menenangkan diri. Ciptakan suasana yang santai dengan mendengarkan musik relaksasi, atau memijat sendiri beberapa bagian tubuh seperti kening, daun kuping, atau area pipi.
Berusalah untuk tidak memikirkan apapun, termasuk memikirkan beban pekerjaan yang belum tuntas saat melakukan aktivitas ini. Intinya, kamu benar-benar memberikan jeda pada dirimu. Atau, jika kamu tak punya cukup waktu di kantor. Kamu bisa melakukannya di rumah setelah jam kerja usai. Aktivitas ini tidak hanya membantu meredakan stres dan kecemasan, tetapi juga membuatmu lebih fokus, bahkan meningkatkan kualitas tidur. Bagaimana? Sederhana dan mudah, bukan?
2. Liburan singkat

Alih-alih menunggu liburan panjang setahun sekali, liburan singkat atau micro-vacation bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi kelelahan mental. Cobalah untuk mengambil cuti pendek, misalnya selama 1-2 hari, tanpa menunggu liburan tahunan yang besar. Waktu istirahat yang singkat ini bisa membantumu melepaskan diri dari rutinitas harian sejenak, dan mengembalikan semangat kerja.
Jika memungkinkan untuk dilakukan, micro-vacation juga dinilai lebih fleksibel dan dapat diambil kapan pun ketika kamu merasa terlalu lelah atau stres. Dengan jeda singkat ini, kamu bisa kembali bekerja dengan lebih segar, tanpa harus menunggu waktu yang lama untuk rehat. Solusi ini sangat berguna dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi secara berkelanjutan.
3. Cobalah work-from-anywhere

Beberapa perusahaan di Indonesia sudah mulai menerapkan kebijakan bekerja di luar kantor. Dengan semakin berkembangnya teknologi, konsep kerja dari mana saja atau work-from-anywhere menjadi lebih mudah diterapkan. Jika kantormu memiliki kebijakan ini, pilihlah lokasi kerja yang memberikan kenyamanan atau suasana berbeda, seperti bekerja dari kafe, taman, mal, atau bahkan ruang terbuka hijau. Perubahan lingkungan fisik ini seringkali dapat memberikan perspektif baru dan mengurangi rasa jenuh.
Selain itu, fleksibilitas ini memberikanmu kendali lebih besar atas bagaimana caramu mengatur hari-hari kerjamu. Terlebih, inspirasi bisa saja muncul di tempat-tempat di mana kamu bekerja. Meski begitu, kamu perlu tetap produktif untuk menjaga kepercayaan yang diberikan perusahaan. Agar kamu bisa terlepas dari burnout dan perusahaan tetap memercayakanmu atas kinerja yang kamu berikan.
4. Lakukan hobi bersama teman kerjamu

Memberikan waktu atau ruang bagi diri sendiri untuk melakukan hobi adalah cara lain untuk mencegah burnout. Kamu dan teman-temanmu dapat membuat waktu di jam istirahat atau selepas bekerja untuk melakukan berbagai aktivitas kreatif yang mendukung hobimu. Misalnya, bermain musik, olahraga, memasak bersama, dan lain sebagainya. Lakukan secara berkala sebagai bentuk pelepasan stres sekaligus pengembangan diri.
Aktivitas ini tidak hanya memberikan waktu istirahat mental, tetapi juga bisa merangsang kreativitas yang juga bisa meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Selain itu, aktivitas ini bisa menjadi ruang untuk menyalurkan minatmu di luar pekerjaan serta bermanfaat untuk memberikan keseimbangan motivasi, sehingga risiko burnout pun berkurang.
5. Digital detox

Paparan terus-menerus terhadap teknologi, seperti e-mail dan pesan instan, bisa meningkatkan stres. Oleh karena itu, penting bagimu untuk mengelola waktu penggunaan gawai dalam bekerja. Karena sulit untuk menghindari teknologi di era digital saat ini, kamu bisa membagi waktu kerjamu menjadi beberapa bagian. Misalnya, mengecek surel atau whatsapp pekerjaan pada pagi hari hingga pukul sepuluh. Kemudian, mulailah untuk menyelesaikan pekerjaanmu tanpa mengecek surel atau pesan instan sama sekali.
Hal ini memang terkesan sepele, tetapi pesan-pesan dan notifikasi yang masuk bisa membuatmu penat. Secara tidak disadari, kamu sering merasa kewalahan oleh beban informasi yang terus-menerus mengalir. Kalau kamu sudah bisa melakukannya, jangan lupa untuk menerapkan hal yang sama pada urusan pribadi gawaimu. Misalnya, pembatasan penggunaan media sosial, musik, atau tayangan video.
6. Support group

Grup dukungan di tempat kerja dapat menjadi sumber yang sangat membantumu ketika mengalami burnout. Dengan memiliki rekan atau kelompok yang dapat berbagi pengalaman dan memberikan nasihat, kamu bisa merasa lebih didukung secara emosional. Hal ini juga membantumu menemukan solusi yang lebih baik ketika menghadapi stres kerja. Ajaklah beberapa temanmu untuk membuat sirkel atau kelompok dukungan. Dengan memiliki sirkel yang supportif, kamu jadi memiliki tempat untuk bisa berbagi atau bicara tentang tekanan yang sedang dialami, atau kesulitan yang sedang dihadapi. Hal ini membantumu lebih mudah dalam mengatasi burnout.
Pendekatan kreatif yang melibatkan perubahan dalam cara kita bekerja dan beristirahat nyatanya memang diperlukan dalam mengatasi burnout di tempat kerja. Dengan menerapkan berbagai solusi inovatif seperti mindfulness, liburan singkat, dan opsi kerja fleksibel, kamu dapat membantu dirimu sendiri untuk memiliki kehidupan kerja yang seimbang. Selain itu, solusi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan positif.