Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Latihan Menulis Melalui Fanfiksi Sebelum Mulai Menulis Novel

ilustrasi menulis (unsplash.com/Corinne Kutz)
ilustrasi menulis (unsplash.com/Corinne Kutz)
Intinya sih...
  • Melewati proses penciptaan karakter untuk fokus pada pengembangan karakter yang sudah ada
  • Mengasah kemampuan eksplorasi alur cerita berdasarkan world building dari karya yang sudah ada
  • Mengasah kemampuan mempelajari berbagai genre jika tertarik menulis fanfiksi dalam kategori alternate universe
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jika kamu terlibat dalam sebuah fandom dari suatu karya fiksi atau penggemar dari publik figur, mungkin kamu cukup familiar dengan istilah fanfiksi. Istilah fanfiksi merujuk pada karya fiksi yang ditulis oleh penggemar berdasarkan karakter fiksi dari suatu media, seperti karya novel, anime dan manga, atau ditulis dengan menjadikan publik figur seperti penyanyi atau aktor sebagai tokoh dalam karya fiksi tersebut.

Kategori fandom bisa beragam dari novel, anime dan manga, selebriti, penyanyi, video games, kartun, komik, film atau acara televisi. Fanfiksi bisa dibaca di berbagai platform seperti Twitter dan Wattpad. Namun yang paling populer dan memiliki pengarsipan dengan baik adalah situs Archive of Our Own atau penggemar biasa menyebutnya AO3.

Bagi penggemar, menulis fanfiksi bisa sekedar untuk bersenang-senang. Tapi tidak ada salahnya kegiatan hiburan ini sekaligus menjadi cara untuk meningkatkan kemampuan menulis. Berikut lima alasan menulis fanfiksi bisa menjadi latihan menulis yang bagus sebelum memulai menulis novel.

1. Melewati proses penciptaan karakter sehingga bisa fokus pada pengembangan karakter

ilustrasi perempuan membaca buku (unsplash.com/matias_north)
ilustrasi perempuan membaca buku (unsplash.com/matias_north)

Jika kamu tertarik menulis karya fiksi original seperti cerita pendek atau novel, namun belum memiliki keberanian untuk mengerjakannya, kamu bisa menggunakan fanfiksi sebagai media untuk belajar. Saat kamu menulis fanfiksi, ada satu elemen cerita yang bisa kamu lewati yaitu proses penciptaan karakter. Dalam karya fiksi, karakter harus diciptakan sedetail mungkin karena dia menjadi penggerak alur cerita. Kehidupan mereka dalam cerita itu yang nantinya akan diikuti oleh pembaca.

Dengan melewati proses penciptaan karakter, kamu bisa untuk fokus terlebih dahulu pada pengembangan karakter yang sudah ada. Semisal kamu menulis fanfiksi dari fandom anime, kamu tentu sudah mengenal seperti apa kepribadian, penampilan, atau ciri khas dari karakter yang ingin kamu ceritakan. Hal yang kamu pelajari saat menulis adalah bagaimana mengeksplorasi kepribadiannya, pengambilan keputusan, atau interaksinya dalam jalan cerita buatanmu.

2. Mengasah kemampuan eksplorasi alur cerita berdasarkan world building dari karya yang sudah ada

ilustrasi membaca buku (unsplash.com/jmuniz)
ilustrasi membaca buku (unsplash.com/jmuniz)

Ketika kamu menikmati suatu media, tidak menutup kemungkinan ada keinginan untuk melihat adegan tertentu yang tidak ditulis oleh author. Hal ini bisa kamu jadikan ide untuk menulis sehingga kamu bisa eksplorasi alur cerita sesuai dengan world building dalam media tersebut. Sebagai contoh, mungkin kamu tertarik menulis keseharian Hinata Shoyo dari anime Haikyuu bersama keluarganya dan seperti apa sosok dirinya selain tentang ambisinya untuk bermain voli.

Fanfiksi jenis seperti ini tampak seperti cerita-cerita di balik layar yang tidak disampaikan author. Pada akhirnya kamu juga akan belajar membangun semesta karena harus memahami dunia dari karya yang ingin kamu tulis fanfiksinya. Temukan karya yang sesuai dengan genre karya yang rencananya ingin kamu buat sehingga kamu bisa menjadikannya sebagai bahan referensi untuk pembuatan world building.

3. Mengasah kemampuan mempelajari berbagai genre jika tertarik menulis fanfiksi dalam kategori alternate universe

ilustrasi menulis (unsplash.com/Neven Krcmarek)
ilustrasi menulis (unsplash.com/Neven Krcmarek)

Banyak karya fanfiksi bertebaran yang menggunakan dunia di luar karya aslinya. Fanfiksi ini masuk dalam kategori jagat raya alternatif atau alternate universe. Semisal kamu tertarik menulis fanfiksi dari karakter Demon Slayer di mana pada karya aslinya adalah tentang pemburu iblis, tapi kamu menulis karakter Demon Slayer sebagai anak kuliah, pekerja kantoran, sekelompok mafia, dan sebagainya. Inilah yang disebut jagat raya alternatif.

Menulis fanfiksi seperti ini akan membantu mengasah kemampuan mempelajari berbagai genre. Dari karya yang awalnya bergenre fantasi menjadi slice of life, atau school life menjadi kisah tentang mitologi yunani dan sebagainya. Jika kamu belum memiliki keberanian untuk menulis sebuah genre dengan karya original, fanfiksi jelas menjadi metode paling baik untuk menjelajahi genre impianmu.

4. Membantu menemukan gaya penulisan yang diinginkan ketika kelak akan menulis novel

ilustrasi menulis (unsplash.com/Scott Graham)
ilustrasi menulis (unsplash.com/Scott Graham)

Gaya penulisan ini nantinya yang akan menjadi ciri khas yang akan dikenali pembaca bahwa karya tersebut adalah hasil kerja kerasmu. Eksplorasi berbagai macam gaya penulisan yang kamu temukan dari berbagai macam bacaan, lalu terapkan dalam fanfiksi yang ingin kamu tulis. Kamu juga bisa eksplorasi penulisan dari berbagai format seperti penulisan dalam bentuk surat atau catatan harian.

Semakin sering kamu menulis fanfiksi, pola dari gaya penulisanmu akan terungkap. Mungkin kamu lebih menyukai naras-narasi panjang yang puitis, penulisan yang banyak menyimpan misteri, atau gaya penulisan yang lebih berfokus pada pengembangan alur cerita daripada narasi puitis. Kamu bisa melakukan evaluasi pada naskah-naskah fanfiksi itu dan memilih mana yang paling cocok denganmu.

5. Memperoleh kritik dan saran dari pembaca maupun sesama penulis fanfiksi yang bisa digunakan sebagai bahan evaluasi

ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Annie Spratt)
ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Annie Spratt)

Salah satu keuntungan terbesar dari menulis fanfiksi adalah kamu akan memperoleh kritik dan saran dari penggemar yang satu fandom denganmu. Kritik dan saran ini lebih natural karena mereka juga menikmati media yang sama sehingga bisa mengetahui apakah penggambaran karaktermu keluar dari versi cerita aslinya atau tidak. Kamu juga bisa berinteraksi dengan author fanfiksi lain untuk saling memberi masukan.

Dengan mendapatkan kritik dan saran, kamu bisa tahu bagian-bagian mana saja yang harus kamu perbaiki. Mereka bisa memberikan masukan baik sebagai pembaca maupun sebagai penulis. Kamu jadi lebih mudah untuk memastikan letak kesalahan dan kekurangan dalam karyamu sehingga kamu bisa belajar dari kesalahan dan meminimalisir kekurangan pada karya fiksi yang kamu tulis.

Ketika kamu sudah terbiasa menulis fanfiksi, maka kamu juga akan terbiasa dengan pengembangan karakter dan world building. Kemampuan ini bisa kamu terapkan dalam penulisan novel, dan kamu bisa lebih mengeksplorasi penciptaan karakter serta membangun dunia dari karya originalmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us