Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Tes Pauli? Simak Cara Mengerjakan, Contoh, dan Tujuannya

ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)
ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)
Intinya sih...
  • Tes psikotes menjadi bagian penting dalam proses melamar kerja
  • Terdapat tata cara lengkap mengerjakan tes Pauli, termasuk aspek penilaian
  • Tes Pauli bertujuan mengungkap berbagai aspek sikap kerja dari calon karyawan yang melamar

Jika kamu seorang jobseeker, kamu perlu tahu bahwa kini terdapat beberapa tes yang harus dilewati saat dalam proses melamar kerja. Baik itu tes psikotes atau kepribadian, pada dasarnya ada beragam jenis tes yang perlu kamu isi agar dapat lanjut ke tahap kerja berikutnya.

Salah satunya yakni tes Pauli, salah satu jenis tes psikologi yang berisi deretan angka secara vertikal di atas kertas besar. Lalu, bagaimana cara mengerjakan tes Pauli yang benar sesuai ketentuan? Yuk, simak di bawah ini!

1. Cara mengerjakan tes Pauli

ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)
ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)

Dilansir Tes Inventory EPPS dan Pauli oleh Ummu Khuzaimah, untuk mengerjakan tes ini, peserta nantinya diminta untuk menghitung setiap deret angka dan menuliskan jawaban di dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Berikut tata cara lengkap mengerjakan tes Pauli:

1. Pengerjaan dilakukan secara serentak setelah aba-aba dimulai.

2. Pada lembar soal, kamu akan menemukan kombinasi angka unik yang perlu dikerjakan dari sisi kiri atas.

3. Selanjutnya, kamu perlu menjumlahkan dua angka vertikal yang saling berdekatan.

4. Hasil penjumlahan ditulis di sebelah kanan dan di antara dua angka sebelumnya.

5. Jika hasil penjumlahan dua digit, maka yang ditulis adalah angka terakhir. Misal, 8+5 =13, maka angka yang ditulis hanya angka 3 saja.

6. Jika salah dalam menjumlahkan, kamu cukup mencoret angka tersebut dan tulis angka yang benar di sebelah angka yang dicoret.

7. Jika ada penjumlahan yang terlewat, abaikan saja.

8. Selama tes berlangsung, instruktur akan memberi aba-aba setiap 3 menit sekali. Aba-aba tersebut berupa perintah untuk memberikan tanda garis pada penjumlahan akhir.

9. Memberikan tanda garis bukan berarti berhenti. Untuk itu, kamu harus terus melanjutkan perhitungan ke angka selanjutnya.

2. Contoh soal tes Pauli

Ilustrasi contoh soal tes Pauli. (Pinterest/ Oyiis Nur Khaerunnisa)
Ilustrasi contoh soal tes Pauli. (Pinterest/ Oyiis Nur Khaerunnisa)

Dari contoh di atas, kamu dapat mengerjakan soal tes Pauli secara vertikal. Misalnya, angka 5 di bagian kiri atas dijumlahkan dengan angka 7 di bagian bawah menghasilkan angka 12, maka kamu hanya perlu menuliskan angka "2" di sisi kanan antara angka 5 dan 7. 

Begitu juga seterusnya, kamu harus menjumlahkan angka 7 dengan angka 9, yang kemudian hasilnya dituliskan di sisi kanan antara angka 7 dan 9. Untuk menyelesaikan tes ini, kamu pun harus menyelesaikannya sampai di angka paling ujung kanan bawah, yakni "1".     

3. Cara penilaian tes Pauli

ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)
ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)

Dalam tes Pauli, terdapat beberapa skoring yang bisa membantumu untuk mengerjakan tes ini secara optimal. Berikut aspek utama penilaian tes Pauli:

  1. Jumlah total angka yang berhasil dihitung.
  2. Kurva penyimpangan yang berasal dari tanda stop setiap 3 menit.
  3. Jumlah error atau kesalahan hitung yang terlewat.
  4. Jumlah hitungan yang dikoreksi.
  5. Jumlah terbanyak pada setiap garis.
  6. Jarak antara hitungan terendah dengan tertinggi.
  7. Jumlah hitungan pada baris pertama.
  8. Adanya penurunan jumlah hitungan.

Menurut Tes Inventory EPPS dan Pauli oleh Ummu Khuzaimah, berdasarkan aspek penilaian di atas, kamu pun bisa menilai beberapa hal berikut:

  1. Semakin besar jumlah total angka yang berhasil dihitung, maka semakin besar potensimu untuk melakukan pekerjaan.
  2. Apabila kurva penyimpangan cenderung stabil, maka kamu memiliki tingkat kematangan emosi yang baik saat bekerja.
  3. Semakin sedikit error atau kesalahan maka kamu merupakan orang yang teliti.
  4. Jika banyak salah perhitungan, berarti kamu terindikasi mengalami distraksi mental.
  5. Jika titik puncak berubah pada baris-baris awal, maka kamu merupakan orang yang cenderung cepat lelah atau memiliki daya tahan tubuh yang kurang.
  6. Jika hasil awal cukup besar, berarti kamu memiliki kesiapan kerja yang baik.
  7. Jika terdapat banyak penurunan awal, maka kamu cenderung sulit menghadapi masalah saat bekerja.

4. Tujuan tes Pauli

ilustrasi orang melamar kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi orang melamar kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Selain tes Pauli, kamu mungkin pernah mendengar mengenai tes Kraeplin. Namun, kamu perlu tahu bahwa tes ini jauh lebih spesifik dibandingkan dengan Kraeplin. Ini karena tes Pauli bertujuan untuk mengungkap berbagai aspek sikap kerja dari calon karyawan yang melamar.

Tes ini dapat mengungkap berbagai sikap yang perlu diketahui, seperti prestasi, produktivitas kerja, ketelitian, kontrol diri, stabilitas emosi, hingga mengukur apakah sang pelamar siap terjun ke dunia kerja secara professional. Untuk itu, alat tes Pauli mampu mengungkap sikap/cara kerja dengan lebih detail. Berikut maksud dari elemen yang ada di tes Pauli:  

  1. Aba-aba garis dimaksudkan untuk menciptakan stress/tekanan.
  2. Jumlah menunjukkan prestasi kerja secara umum, kemampuan atau potensi dalam bekerja, dan efektivitas kerja.
  3. Jika ada parit atau baris yang dilewati, berarti kamu merupakan orang yang kurang teliti.

5. Perbedaan Pauli dengan Kraeplin

ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)
ilustrasi melamar kerja/resume (pexels.com/anna shvets)

Meskipun memiiki kemiripan, tes Pauli memiliki beberapa perbedaan dengan tes Kraeplin. Adapun tes Kraeplin dibuat terlebih dulu oleh seirang psikiater bernama Emilie Kraeplin yang kemudian disempurnakan oleh Richard Pauli.

Untuk itu, kedua tes ini sama-sama memiliki format deret angka secara acak yang kemudian masing-masing angka tadi dijumlahkan. Meskipun terlihat mirip, keduanya memiliki metode berbeda. Berikut perbedaan-perbedaan antara tes Pauli dan Kraeplin:

1. Metode pengerjaan

Metode pengerjaan tes Pauli adalah dengan memberikan tanda garis pada lembar kerja ketika diberi aba-aba. Sementara, tes Kraeplin aba-abanya adalah berhenti mengerjakan soal dan berpindah ke baris deret angka berikutnya.

2. Garis mulai pengerjaan

Jika tes Pauli dimulai dari bagian lembar kiri atas, maka tes Kraeplin dimulai dari lembar kiri bagian bawah.

3. Lembar soal

Tes Kraeplin hanya memiliki satu lembar soal dengan kertas berukuran A4, sementara lembar soal tes Pauli memiliki ukuran yang lebih besar.

4. Waktu pengerjaan

Waktu pengerjaan tes Pauli dilakukan selama 60 menit dengan waktu pengerjaan tiap aba-aba sekitar 3 menit. Sedangkan, tes Kraeplin dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, yaitu 10-30 menit.

Itu dia pengertian serta hal-hal lain yang perlu kamu ketahui seputar dengan tes Pauli. Gimana, sudah siap mengerjakan tes ini saat melamar kerja?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Hani Safanja
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us