Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Handa Abidin Rektor President University, Bongkar Tips Karier untuk FG

Handa Abidin Rektor President University (dok. istimewa)
Intinya sih...
  • Menjadi fresh graduate di era persaingan ketat membutuhkan keterampilan praktis dan personal branding yang kuat.
  • Kompetisi yang ketat, ketidaksesuaian skills, dan kebutuhan personal branding menjadi tantangan utama bagi fresh graduates.
  • President University menyusun program khusus untuk meningkatkan kesiapan lulusan menghadapi persaingan kerja dan menekankan pentingnya emotional intelligence.

Jakarta, IDN Times - Bagi seorang fresh graduate, memulai karier bisa menjadi tantangan besar, terutama di era persaingan ketat seperti sekarang. Banyak lulusan baru yang menghadapi realitas dunia kerja yang sangat berbeda dari masa perkuliahan, mulai dari persaingan yang tinggi hingga tekanan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis.

Handa Abidin, Rektor President University, memiliki pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh fresh graduate di dunia kerja. Handa memberikan beberapa saran penting yang relevan bagi mereka yang ingin mengawali karier dengan langkah yang kuat dan percaya diri. Baginya, fresh graduates perlu mempersiapkan diri dengan keterampilan praktis dan pola pikir yang adaptif untuk menghadapi dinamika dunia kerja yang terus berubah. 

Selain keterampilan dasar, Handa juga menyoroti pentingnya membangun personal branding sejak dini, terutama melalui platform profesional, seperti LinkedIn. Ia percaya bahwa fresh graduate yang mampu menampilkan portofolio dan pengalaman secara efektif akan memiliki keunggulan tersendiri di mata perekrut.

IDN Times berkesempatan melakukan wawancara khusus bersama Handa Abidin pada Selasa (15/10/2024) secara daring. Handa menjelaskan secara detail bagaimana fresh graduate bisa survive di dunia karier, mulai dari persiapan, portofolio, hingga personal branding.

1. Tantangan terbesar gen Z atau fresh graduate ketika memasuki dunia karier

ilustrasi karier baru (unsplash.com/The Jopwell Collection)

Tantangan terbesar bagi gen Z atau fresh graduates ketika memasuki dunia karier adalah ketatnya kompetisi yang harus mereka hadapi. Dengan jumlah lulusan baru yang meningkat setiap tahunnya, pasar kerja pun menjadi semakin kompetitif. Hal itu menuntut para fresh graduate untuk memiliki keunggulan tersendiri.

"Tantangan terbesar adalah kompetisi. Nah, kompetisi ini bukan terjadi di kalangan muda saja atau gen Z, tapi juga bisa mereka berkompetisi melawan milenial, boomer, gen X, bahkan melawan AI, jadi tantangannya semakin sulit. Sehingga kalau tidak ada suatu kelebihan di bidang, mereka akan sulit berkompetisi," kata Handa.

Di sisi lain, laporan terbaru dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan, bahwa ketidaksesuaian skills antara pencari kerja dan kebutuhan pasar menjadi salah satu penyebab utama tingginya tingkat pengangguran. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari 50 persen perusahaan kesulitan menemukan pekerja dengan skills sesuai.

Dapat dikatakan, tantangan utama bagi fresh graduates dalam memasuki dunia karier adalah persaingan ketat, baik dengan sesama lulusan baru maupun tenaga kerja berpengalaman. Selain itu, adanya ketidaksesuaian antara keterampilan pencari kerja dan kebutuhan industri memperparah tingkat kesulitan untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai.

2. President University memiliki program khusus untuk mempersiapkan fresh graduates sebelum terjun ke dunia karier

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam upaya meningkatkan kesiapan lulusan menghadapi persaingan kerja, President University telah menyusun program-program khusus yang mendukung mahasiswa sejak tahun pertama. Program-program ini mencakup serangkaian langkah terstruktur yang dirancang agar mahasiswa bukan hanya memiliki nilai akademik, namun juga pengalaman praktis serta keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. 

"Kalau kita di President University, itu ada langkah 'ekstrem'. Langkah ini berupa program bernama Portfolio Building Curriculum, itu kita siapkan sejak dari awal, bahkan sebelum mereka kuliah. Jadi mereka membuat akun LinkedIn, lalu kita bimbing juga untuk membuat resume dan diberikan tips tentang dunia kerja," jelasnya.

Langkah 'ekstrem' lainnya adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa lewat program First Year Internship Experience. Program ini berupa magang di tahun pertama atau semester 1.

"Tapi, sifat magangnya ini part time, karena mereka kan harus kuliah juga, ya. Mereka diberikan proyek-proyek membangun portofolio," lanjut Handa.

Selain Portfolio Building Curriculum, President University juga memberikan penekanan pada aspek keterampilan praktis melalui berbagai proyek dan tugas di program First Year Internship Experience. Dengan pengalaman magang sejak awal, mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan dasar yang kuat, namun juga pengalaman lapangan dalam mengelola proyek nyata.

"Jadi kalau mereka memiliki pengalaman kerja yang bagus, yang baik, mereka biasa melatih diri, diharapkan ketika mereka bekerja nanti, magang nanti, atau bekerja nanti, mereka sudah mahir melakukan hal tersebut dan harapannya akan semakin kompetitif," ujar rektor President University ini.

3. Skill fresh graduate yang paling dibutuhkan di pasar kerja

ilustrasi skill (pexels.com/ Antoni Shkraba)

Emotional intelligence (EI) merupakan keterampilan penting bagi fresh graduate di pasar kerja saat ini. EI memungkinkan lulusan baru untuk beradaptasi dengan baik di lingkungan kerja dan berkomunikasi secara efektif. 

"Pertama adalah emotional intelligence itu adalah hal yang sangat penting. Nah, apabila memiliki EI yang tinggi, mudah-mudahan mereka dapat mudah diterima di lingkungannya. Karena ini berhubungan dengan komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain," tuturnya.

Mengembangkan EI sejak dini dapat membuka peluang baru bagi fresh graduate di pasar kerja. Fresh graduate dengan EI yang tinggi cenderung lebih mudah beradaptasi. Hal itu tentunya memudahkan mereka untuk mendapatkan kesempatan atau peluang baru.

"Skill lainnya itu bahasa Inggris. Namun, yang paling penting itu EQ, karena itu adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan santun pada orang-orang yang bisa memberikan peluang baru," jelasnya.

4. Banyak fresh graduate yang masih bingung mengidentifikasi skill, bagaimana solusinya?

ilustrasi skill (Freepik.com/ rawpixel.com)

Banyak fresh graduate sering kali merasa kesulitan dalam mengidentifikasi keahlian yang mereka miliki. Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman kerja yang masih minim atau kurangnya pemahaman mengenai kompetensi apa saja yang dibutuhkan dalam industri tertentu. Handa menyarankan, cara paling basic bisa dengan menggali skill berdasarkan bidang keilmuan.

"Cara yang paling basic itu ya kemampuan berdasarkan keilmuannya. Caranya adalah coba kerjakan proyek-proyek basic terkait bidang keilmuan," katanya.

Selain itu, pemahaman tentang tren industri sangat penting dan dapat membantu lulusan baru menemukan peluang kerja di sektor yang sedang berkembang. Jika melihat laporan Global Talent Trends 2024 LinkedIn, industri yang saat ini stabil dan meningkat adalah industri kesehatan, pendidikan, dan manufaktur. Dengan fokus pada industri yang sedang aktif merekrut, lulusan baru dapat mengidentifikasi kesenjangan skills yang perlu mereka penuhi. 

5. Seberapa besar pengaruh personal branding terhadap keberlangsungan karier?

ilustrasi karier baru (unsplash.com/Luca Nicoletti)

Personal branding memiliki peran besar dalam keberlangsungan karier, terutama di era digital saat ini. Dengan personal branding yang kuat, seseorang dapat menciptakan citra profesional yang diinginkan. Selain itu, kita juga bisa menarik perhatian para perekrut maupun klien.

Namun, personal branding juga perlu dikelola dengan hati-hati, terutama di media sosial. Konten yang diposting bisa berdampak langsung pada reputasi seseorang karena pihak HR atau perekrut sering kali melakukan pengecekan pada akun media sosial kandidat.

"(Personal branding) sangat penting. Saya juga selalu mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati jika posting sesuatu di media sosial. Pengecekan di media sosial itu nyata. HR atau perekrut sering melakukan hal itu," tambah Handa.

6. Fresh graduate jangan pernah berhenti untuk belajar

ilustrasi belajar (unsplash.com/icons8)

Fresh graduate harus memiliki mindset untuk terus belajar, karena dunia kerja penuh dengan tantangan dan perkembangan yang terus berubah. Kemampuan dan pengetahuan yang didapatkan saat kuliah mungkin tidak selalu cukup untuk menghadapi kebutuhan di tempat kerja.

Dengan terus belajar, fresh graduate dapat memperbarui keterampilan mereka dan meningkatkan daya saingnya di pasar kerja. Belajar juga mencakup meningkatkan pemahaman teknis serta kemampuan interpersonal, seperti berkomunikasi dan bekerja dalam tim, yang sangat dibutuhkan di lingkungan profesional.

"Mahasiswa dan fresh graduates perlu untuk adaptif. Harus mengikuti perkembangan zaman supaya gak ketinggalan. Harus terus belajar, jangan pernah berhenti belajar. Karena perubahan akan selalu ada," pungkas Handa.

Sebagai fresh graduate, banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipelajari demi  membangun karier yang berkelanjutan. Memahami potensi diri, membangun portofolio yang menarik, hingga memiliki relasi berkelanjutan menjadi kunci fresh graduate saat terjun ke dunia karier.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Nisa Zarawaki
3+
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us