Jangan Langsung Nyerah, Ini 6 Keuntungan Punya Atasan Perfeksionis

Kalau kamu terbiasa ngaret dalam rutinitas sehari-hari, maka punya bos yang perfeksionis itu bisa menjadi trigger untuk mengubah kebiasaan molormu. Orang-orang yang menganut paham perfeksionis paling anti dengan mereka yang tidak disiplin, apalagi masalah waktu.

Dengan punya bos perfeksionis, kamu dipaksa untuk tidak lagi menganut budaya ngaret untuk segala hal, mulai dari masuk kerja, atau memulai rapat kerja, kamu akan memilih untuk tiba lebih awal agar tidak terlambat.Alhasil, kebiasanmu jadi berubah. Kamu gak lagi terbuai dengan zona nyamanmu. Dengan mempunyai atasan perfeksionis, secara tidak langsung kamu menjadi pribadi yang lebih menghargai waktu.

Sebagai karyawan, tentu kamu kerap mendapat kritikan dari atasan atas hasil kerjamu. Bos perfeksionis kadang kala suka memberi kritikan pedas pada karyawannya, biasanya karena hasil pekerjaan yang kurang memuaskannya atau ada banyak kesalahan fatal dalam tugas yang kamu buat.

Jangan sedih, kritikan dari bosmu sebenarnya untuk menyadarkan kamu agar semakin teliti menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi ada beberapa poin dari hasil kerjamu yang belum benar, jadi perlu diluruskan oleh sang atasan agar hasilnya maksimal.

Hal ini tentu akan memberi dampak positif bagimu. Kamu jadi punya tantangan untuk terus memberikan yang terbaik dari setiap pekerjaanmu. Dengan mempunyai bos perfeksionis, kamu gak lagi terbiasa menggunakan mantra "yang penting selesai," tanpa mengedepankan kualitas pekerjaan yang kamu hasilkan. 

Ini dia keuntungan lainnya yang kamu peroleh jika dibimbing oleh atasan perfeksionis. Mental bajamu akan semakin terasah. Mungkin saat awal-awal bekerja dengan bos tipikal ini, kamu merasa stres berat dan uring-uringan karena gak bisa menyesuaikan kondisi.

Namun lambat laun, karena tuntutan pekerjaan, mau tak mau kamu menjadi terbiasa mengikuti ritme kerja atasanmu, sehingga mentalmu pun semakin kuat. Kamu gak lagi sensitif dan sedih berlama-lama hanya karena dimarahi atasan akibat hasil kerjaan yang kurang baik.

Salah satu keuntungan punya mental baja, kamu jadi siap menghadapi apapun kondisi di hadapanmu. Meskipun kondisinya sulit, kamu tetap berupaya untuk melewatinya.

Mungkin kamu suka merasa bersalah jika mendapat teguran dari bosmu yang perfeksionis. Teguran itu bisa jadi karena kinerjamu yang lambat atau hasil pekerjaan yang kurang memuaskan. Jangan langsung di bawa perasaan dulu ya, justru momen ini bisa kamu manfaatkan untuk mengoreksi kembali pekerjaanmu.

Saat jam istirahat kerja tiba, cobalah untuk merenung dan mengevaluasi lagi hasil kerja yang sudah kamu kerjakan. Atasan tidak mungkin memberikan penilaian buruk kalau hasil kerjamu memuaskan.

Dengan memiliki atasan yang perfeksionis, kamu jadi rajin koreksi diri. Ini penting untuk dilakukan setiap pribadi, karena dengan mengoreksi diri kamu jadi tahu letak kesalahanmu dan bersiap untuk memperbaikinya. Karena setiap manusia  pasti berbuat salah, hanya mereka yang mau mengakui kesalahan dan mau memperbaikinya adalah yang terbaik.

Jika ditanggapi dengan pikiran positif,maka setiap kritikan dan masukan dari atasan yang perfeksionis akan membuat kamu termotivasi untuk bangkit. Kok bisa? Karena kritikan dari atasan tidak lain untuk membangunkan kamu dari zona nyaman. Kadang seseorang baru sadar potensi diri dan keterampilannya ketika mendapat kritikan habis-habisan dari orang lain.

Misalnya, jika kamu seorang penulis konten, keterampilanmu akan terasah jika atasanmu mengkritik cara menulismu yang belum mendalam. Kamu jadi lebih banyak riset dan membaca buku terkait agar tulisanmu lebih berbobot dan berisi. Ujungnya akan bermanfaat buat karirmu sendiri.

Yakinlah, Tuhan mengatur setiap langkah manusia dalam hidup ini, termasuk bertemu dengan orang yang tipenya perfeksionis. Ambil pelajaran positif jika kamu bertemu dengan orang-orang tipe seperti ini.  Karena setiap perubahan positif yang kamu usahakan, manfaatnya bukan untuk bosmu kok, tapi buat dirimu sendiri. Tetap semangat!