Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Meningkatkan Literasi Digital di Tempat Kerja, Pentingkah?

Ilustrasi seseorang menggunakan gadget (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi seseorang menggunakan gadget (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Pelatihan digital rutin dan relevan meningkatkan kepercayaan diri karyawan dalam menghadapi tugas digital yang berkembang.
  • Dorong budaya eksplorasi teknologi dengan menciptakan ruang diskusi untuk berbagi pengalaman dan rekomendasi aplikasi atau sistem yang lebih efisien.
  • Libatkan karyawan senior dalam pelatihan dan pendampingan digital secara aktif untuk mencegah adanya gap generasi dalam literasi digital.

Di era serba digital seperti sekarang, kemampuan memahami dan memanfaatkan teknologi jadi kebutuhan mutlak, apalagi di lingkungan kerja. Literasi digital bukan cuma soal bisa pakai komputer atau aplikasi perkantoran, tapi juga mencakup pemahaman tentang keamanan data, etika digital, sampai kemampuan mencari dan mengolah informasi secara efektif.

Sayangnya, masih banyak karyawan, bahkan di perusahaan besar, yang gagap teknologi atau salah kaprah dalam menggunakan tools digital. Ini bisa bikin produktivitas mandek, komunikasi terganggu, sampai risiko kebocoran data yang fatal. Maka dari itu, meningkatkan literasi digital di tempat kerja bukan lagi pilihan, tapi keharusan.

Berikut ini tujuh cara yang bisa diterapkan untuk meningkatkan literasi digital di lingkungan kerja agar tim jadi lebih adaptif dan profesional dalam menghadapi tantangan zaman.

1. Adakan pelatihan rutin tentang teknologi dan aplikasi kerja

Ilustrasi pelatihan tentang literasi digital (pexels.com/ThisIsEngineering)
Ilustrasi pelatihan tentang literasi digital (pexels.com/ThisIsEngineering)

Pelatihan digital gak harus selalu berskala besar dan mewah. Yang penting rutin, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Misalnya, pelatihan tentang penggunaan spreadsheet lanjutan, cara mengelola file di cloud, atau penggunaan tools kolaborasi seperti Trello, Notion, atau Slack.

Perusahaan bisa menggandeng narasumber internal atau mengadakan sesi berbagi ilmu dari tim IT. Dengan pelatihan rutin, karyawan akan lebih percaya diri menghadapi tugas digital yang terus berkembang, sekaligus meningkatkan efisiensi kerja harian mereka.

2. Bangun budaya kerja yang terbuka terhadap teknologi baru

Ilustrasi diskusi berbagi informasi (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi diskusi berbagi informasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Hambatan utama dalam meningkatkan literasi digital adalah rasa takut atau enggan mencoba hal baru. Karena itu, penting untuk menciptakan budaya kerja yang mendukung eksplorasi teknologi. Dorong karyawan untuk mencoba tools digital baru, berbagi pengalaman, bahkan melakukan trial and error bersama.

Buat ruang diskusi di mana setiap anggota tim bisa mengajukan rekomendasi aplikasi atau sistem yang lebih efisien. Ketika inovasi dianggap sebagai bagian dari budaya kerja, adopsi teknologi akan terasa lebih natural dan gak memaksa.

3. Libatkan karyawan senior dalam proses adaptasi digital

Ilustrasi pelatihan tentang literasi digital (pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi pelatihan tentang literasi digital (pexels.com/Kampus Production)

Banyak perusahaan menghadapi tantangan literasi digital karena adanya gap generasi. Karyawan senior kadang merasa tertinggal dan canggung dengan perubahan teknologi yang cepat. Padahal mereka punya pengalaman kerja dan pengetahuan mendalam yang sangat berharga.

Libatkan mereka dalam pelatihan dan pendampingan digital secara aktif. Berikan pelatihan yang disesuaikan dengan gaya belajar mereka, dan beri ruang untuk bertanya tanpa merasa malu. Dengan pendekatan yang inklusif, seluruh tim bisa berkembang bersama tanpa ada yang tertinggal.

4. Gunakan platform internal untuk berbagi ilmu digital

ilustrasi seseorang sedang menulis (freepik.com/freepik)

Cara sederhana tapi efektif adalah membuat platform internal, bisa berupa grup chat, kanal Slack, atau forum Google Workspace, yang fokus untuk berbagi tips dan trik digital. Di sana, karyawan bisa saling berbagi tutorial singkat, video, atau link artikel seputar teknologi kerja.

Misalnya, cara kirim file besar tanpa e-mail, tips atur jadwal meeting otomatis, atau keamanan saat pakai Wi-Fi publik. Semakin banyak sharing yang terjadi, semakin cepat pula peningkatan literasi digital di lingkungan kerja.

5. Terapkan sistem digital dalam alur kerja harian

ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/Liza Summer)

Gak ada cara belajar yang lebih efektif selain dengan praktik langsung. Maka dari itu, perusahaan bisa mulai menerapkan sistem kerja digital dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, mengganti pencatatan manual dengan Google Sheets, absensi berbasis aplikasi, atau sistem arsip digital.

Dengan menerapkan alur kerja digital secara konsisten, karyawan akan terbiasa menggunakan teknologi dan makin mahir dari waktu ke waktu. Selain itu, proses kerja pun jadi lebih efisien, transparan, dan mudah dimonitor dari mana saja.

6. Perkuat pemahaman tentang keamanan digital

ilustrasi seseorang dengan vr (pexels.com/Oleksandr P)

Literasi digital bukan cuma soal bisa pakai aplikasi, tapi juga tentang menjaga keamanan data pribadi dan perusahaan. Karena itu, penting untuk memberikan edukasi soal ancaman siber, seperti phising, malware, atau pencurian identitas.

Ajak karyawan mengenali tanda-tanda email mencurigakan, pentingnya mengganti password secara berkala, atau cara menggunakan autentikasi dua langkah. Kesadaran ini bisa mencegah kerugian besar dan menjadikan seluruh tim lebih waspada saat beraktivitas di dunia digital.

7. Jadikan literasi digital bagian dari penilaian kerja

ilustrasi sedang rapat (freepik.com/pressfoto)

Agar program peningkatan literasi digital berjalan serius, perusahaan bisa memasukkannya dalam indikator penilaian kinerja. Misalnya, kemampuan menggunakan aplikasi kolaborasi, pemanfaatan data untuk laporan, atau kecepatan adaptasi terhadap tools baru.

Dengan adanya insentif atau penghargaan terhadap mereka yang aktif meningkatkan kemampuan digital, karyawan akan merasa lebih termotivasi. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar menghargai inisiatif belajar teknologi dan menjadikannya bagian penting dari budaya kerja.

Meningkatkan literasi digital di tempat kerja bukan sekadar mengikuti tren, tapi merupakan langkah strategis agar perusahaan tetap relevan dan kompetitif di era digital. Dengan sumber daya manusia yang melek teknologi, banyak proses kerja bisa disederhanakan, efisiensi meningkat, dan potensi inovasi jadi lebih terbuka lebar.

Mulai dari pelatihan, berbagi ilmu, hingga penerapan sistem digital secara menyeluruh, semuanya bisa jadi langkah konkret untuk membangun lingkungan kerja yang adaptif, produktif, dan aman secara digital. Yuk, bangun tim kerja yang gak cuma rajin, tapi juga cerdas digital!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us