Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Pertimbangan Penting Sebelum Kamu Memutuskan untuk Resign

ilustrasi pergi keluar (pexels.com/Dương Nhân)
ilustrasi pergi keluar (pexels.com/Dương Nhân)
Intinya sih...
  • Stabilitas keuangan pribadi harus diperhatikan sebelum resign, termasuk tabungan darurat dan tanggungan rutin yang harus dipertimbangkan.
  • Pahami alasan utama ingin resign, apakah karena bos toxic atau jam kerja yang panjang, serta cari solusi yang tepat sebelum mengambil keputusan.
  • Punya rencana karier yang jelas setelah resign sangat penting, termasuk riset peluang kerja di luar sana dan dampak psikologis setelah resign.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Resign dari pekerjaan bukan keputusan kecil. Di balik keinginan untuk keluar, biasanya ada banyak alasan: lelah secara mental, tidak cocok dengan budaya kerja, atau sekadar ingin mencari tantangan baru. Namun, semua itu tetap butuh pertimbangan matang agar tidak menyesal di kemudian hari.

Meninggalkan pekerjaan tanpa rencana jelas bisa membawa dampak besar, baik secara finansial maupun psikologis. Apalagi kalau kamu hanya terpancing emosi sesaat tanpa benar-benar tahu konsekuensinya. Jadi sebelum mengajukan surat resign, yuk pertimbangkan enam hal berikut ini dulu.

1. Stabilitas keuangan pribadi

ilustrasi uang rupiah (pexels.com/Ahsanjaya)
ilustrasi uang rupiah (pexels.com/Ahsanjaya)

Sebelum resign, penting banget buat cek dulu kondisi keuangan kamu. Apakah kamu punya tabungan darurat yang cukup untuk bertahan minimal tiga sampai enam bulan ke depan? Soalnya, belum tentu kamu langsung dapat pekerjaan baru setelah resign.

Kalau kamu masih punya cicilan atau tanggungan rutin, kondisi keuangan yang tidak stabil bisa bikin kamu stres. Apalagi kalau kamu keluar tanpa punya pekerjaan pengganti. Jadi, pastikan dulu keuanganmu cukup aman untuk menopang hidupmu selama masa transisi, ya.

2. Alasan utama ingin resign

ilustrasi konflik di kantor (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi konflik di kantor (pexels.com/Yan Krukau)

Coba tanya diri sendiri, apa alasan utamamu ingin keluar dari pekerjaan saat ini? Apakah karena bos yang toxic, jam kerja yang kelewat panjang, atau kamu merasa tidak berkembang? Memahami akar masalah akan membantumu mencari solusi yang lebih tepat.

Kadang-kadang, masalah yang kamu hadapi masih bisa dibicarakan atau diselesaikan tanpa harus meninggalkan perusahaan. Tapi kalau kamu sudah mencoba segala cara dan tidak ada perubahan, mungkin keputusan ini memang jadi langkah yang bijak. Yang penting, keputusanmu bukan karena emosi sesaat aja.

3. Rencana karier ke depan

ilustrasi karyawan (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi karyawan (pexels.com/August de Richelieu)

Punya rencana karier yang jelas setelah resign itu penting. Jangan cuma karena jenuh, tapi gak tahu mau ngapain setelahnya. Idealnya, kamu sudah tahu mau lanjut ke bidang apa atau mungkin mulai merintis usaha sendiri.

Kalau kamu berniat ganti jalur karier, pastikan kamu udah siap dengan skill dan pengetahuan baru yang dibutuhkan. Atau kalau kamu mau istirahat sejenak, tetap punya target waktu untuk kembali bekerja. Jangan sampai resign malah bikin kamu kehilangan arah.

4. Proyeksi peluang kerja di luar sana

ilustrasi interview (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi interview (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sebelum melepas pekerjaan yang sekarang, coba riset dulu peluang kerja di luar sana. Apakah bidang yang kamu minati sedang banyak lowongan? Atau justru persaingannya sangat ketat dan tidak sepadan dengan ekspektasi?

Cari tahu juga tentang standar gaji, lingkungan kerja, dan jenjang karier di perusahaan yang kamu incar. Dengan begitu, kamu gak resign secara buta. Siapkan diri untuk menyambut peluang baru dengan persiapan yang matang.

5. Hubungan profesional dan reputasi

ilustrasi dinamika di kantor (pexels.com/fauxels)
ilustrasi dinamika di kantor (pexels.com/fauxels)

Meskipun kamu udah gak nyaman di tempat kerja sekarang, usahakan tetap menjaga hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan. Hal ini akan bermanfaat bagi kariermu ke depan. Reputasi profesionalmu bisa ikut terbentuk dari cara kamu keluar dari perusahaan.

Keluar dengan baik-baik, tanpa drama, dan tetap menjalankan tanggung jawab sampai hari terakhir akan menunjukkan profesionalismemu. Ini juga bisa membuka pintu rekomendasi atau peluang kerja dari jaringan lama di masa depan. Kamu masuk kerja dengan hubungan baik, sebaiknya begitu pula saat kamu keuluar.

6. Dampak psikologis setelah resign

ilustrasi bosan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi bosan (pexels.com/cottonbro studio)

Resign mungkin terasa melegakan di awal, tapi ada juga yang justru merasa kehilangan arah setelah keluar. Kehilangan rutinitas, penghasilan tetap, dan lingkungan sosial bisa memengaruhi kesehatan mentalmu. Kamu harus siapkan diri secara mental sebelum mengambil keputusan ini.

Kalau kamu tipe orang yang butuh struktur dan interaksi sosial rutin, resign bisa jadi cukup mengganggu secara emosional. Maka dari itu, penting untuk punya support system, aktivitas pengganti, atau rencana jelas supaya kamu gak merasa hampa setelahnya.

Resign adalah hak setiap pekerja, tapi tetap butuh perencanaan dan pertimbangan yang bijak. Jangan sampai keputusan ini diambil dalam kondisi buru-buru atau penuh tekanan. Luangkan waktu untuk benar-benar menimbang untung-ruginya, dan pastikan kamu tahu langkah selanjutnya. Ingat, masa depanmu ada di tanganmu sendiri, jadi pastikan kamu melangkah dengan sadar dan siap, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Kebiasaan Sehat yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental

07 Sep 2025, 13:16 WIBLife