7 Trik Bikin Hook dan Punchline yang Ciamik untuk Artikelmu

- Hook dan punchline penting dalam menulis artikel
- Hook yang menarik membangun rasa ingin tahu pembaca
- Punchline dengan irama yang mengalir dan call to action dapat meninggalkan kesan mendalam pada pembaca
Menulis artikel itu ibarat bercerita. Kalau pembukaannya datar, siapa yang mau lanjut baca? Kalau akhirnya melempem, siapa yang akan ingat? Nah, di sinilah pentingnya hook dan punchline. Hook adalah pancingan, pembuka yang bikin pembaca terpaku. Punchline adalah gebrakan di akhir yang bikin mereka berpikir, “Wah, keren juga ini!”
Dalam artikel, hook yang kuat dan punchline yang mengena itu wajib. Mau artikelmu dibaca sampai habis? Ikuti tujuh trik ini!
1. Manfaatkan teknik "Kok Bisa?" di hook-mu

Hook yang bikin penasaran itu kunci utama biar pembaca bertahan. Salah satu trik paling ampuh adalah membangun rasa ingin tahu. Misalnya, kamu menulis artikel science berjudul “7 Hewan yang Bisa Hidup Tanpa Oksigen”. Jangan langsung bilang, “Ada hewan yang bisa hidup tanpa oksigen.” Itu terlalu datar.
Cobalah untuk diubah, seperti:
"Selama ini kita tahu bahwa oksigen adalah kunci kehidupan. Tapi tahukah kamu, ada makhluk hidup di Bumi yang tak butuh oksigen sama sekali?"
Pembaca pasti akan bertanya-tanya, makhluk apa? Bagaimana cara mereka bertahan? Nah, itu yang bikin mereka lanjut baca.
2. Mulai dengan fakta yang mengejutkan atau kontradiktif

Pembaca suka hal-hal yang di luar dugaan. Kalau ada fakta yang bertolak belakang dengan apa yang mereka tahu, pasti lebih menarik. Misalnya, untuk artikel “7 Mitos Kesehatan yang Ternyata Salah Kaprah”, kamu bisa mulai dengan kalimat seperti:
"Minum air es bikin gemuk. Begitu katanya. Tapi faktanya, minum air es justru bisa membantu pembakaran kalori. Kok bisa?"
Fakta ini bertentangan dengan apa yang banyak orang percaya. Pembaca akan penasaran dan terus membaca buat tahu alasannya.
3. Ceritakan sesuatu, tapi jangan selesaikan dulu

Cerita itu magnet perhatian. Kalau ada konflik atau ketegangan, orang pasti ingin tahu akhirnya. Misalnya, di artikel “7 Teknologi Masa Depan yang Dulu Hanya Ada di Fiksi”, kamu bisa membuka dengan kalimat seperti:
"Di tahun 1900-an, orang menganggap telepon tanpa kabel adalah mimpi. Kini, kita tak bisa lepas dari smartphone. Tapi, tahukah kamu bahwa ada teknologi lain yang dulu dianggap mustahil, tapi sebentar lagi bisa jadi kenyataan?"
Kamu sudah memulai cerita, tapi belum memberikan jawabannya. Hal ini tentunya bisa bikin pembaca penasaran dan ingin tahu lebih banyak.
4. Gunakan gaya bertanya langsung

Pertanyaan langsung bikin pembaca merasa diajak ngobrol. Mereka jadi lebih terlibat. Misalnya, di artikel “7 Tempat di Bumi yang Mirip Planet Lain”, kamu bisa memulai dengan kalimat seperti:
"Pernah membayangkan seperti apa rasanya berjalan di Mars? Tanpa harus naik roket, ada tempat di Bumi yang punya lanskap mirip dengan planet merah itu. Di mana saja, ya?"
Pertanyaan ini mengundang respons. Kalau pembaca merasa relate, mereka pasti lanjut baca buat cari solusi. Kalau tidak, mereka tetap lanjut karena ingin tahu lebih banyak.
5. Mainkan irama di punchline-mu

Punchline itu bukan sekadar kalimat penutup. Kalau kamu bisa menyusunnya dengan irama yang mengalir, efeknya akan lebih kuat. Misalnya, di artikel “7 Tumbuhan yang Bisa Bertahan di Gurun”, jangan tutup dengan kalimat biasa, seperti:
"Jadi, ada banyak tanaman yang bisa bertahan di kondisi ekstrem."
Coba bikin lebih berirama dan kuat, seperti:
"Di gurun yang panas dan tandus, ada kehidupan yang tetap bertahan. Mereka tak butuh banyak air, tak takut terik matahari. Mereka beradaptasi dan mereka menang."
Yang kedua terasa lebih nendang, kan? Itu karena ada irama yang mengalir. Teknik ini sering dipakai di copywriting, tapi bisa juga diterapkan di artikel.
6. Akhiri dengan call to action yang halus, tapi menggoda

Kalau artikel di luar sana sering mengajak pembaca untuk berpikir atau bertindak di akhir, itu bukan kebetulan. Call to action (CTA) adalah cara halus untuk melibatkan pembaca. Misalnya, di artikel “7 Cara Mudah Mengurangi Sampah Plastik”, jangan cuma tulis: "Mulai sekarang, mari kurangi plastik sekali pakai."
Ubah menjadi:
"Sekarang, coba lihat sekelilingmu. Ada berapa plastik sekali pakai di dekatmu? Kalau kamu ingin perubahan, satu langkah kecil sudah cukup: mulai dari pilihan yang kamu buat hari ini."
Tanpa memerintah, pembaca diajak untuk refleksi dan bertindak.
7. Gunakan callback di akhir untuk menutup dengan kuat

Salah satu teknik punchline terbaik adalah menghubungkan akhir dengan awal. Ini bikin tulisan terasa lebih padu dan punya dampak yang lebih kuat. Misalnya, di artikel “7 Spesies Hewan yang Dulu Dinyatakan Punah, tapi Muncul Kembali”, kalau hook-mu tadi soal spesies yang dikira telah hilang, maka di akhir kamu bisa menghubungkannya lagi.
Misalnya dengan kalimat:
"Punah tak selalu berarti akhir. Beberapa spesies menemukan jalan untuk kembali, membuktikan bahwa alam masih menyimpan misteri yang belum kita pahami sepenuhnya."
Dengan callback, pembaca merasa mereka menyelesaikan sesuatu. Hal ini bikin artikelmu terasa lebih tuntas dan berkesan.
Artikel yang menarik bukan hanya tentang isi, tapi bagaimana cara membawanya. Hook yang kuat menarik pembaca masuk, punchline yang kuat meninggalkan kesan mendalam. Terus rasa penasaran, ajak pembaca berpikir, dan tutup dengan gebrakan yang tak terlupakan. Karena pada akhirnya, tulisan yang diingat adalah tulisan yang tahu cara bermain dengan kata.