5 Tugas Editor Artikel, Gak Cuma Perbaiki Typo

Buat yang sering nulis di IDN Times Community, pasti pernah merasakan penatnya menanti artikel terbit. Terkadang bikin kesal dan buat kita bertanya-tanya, "Artikelku kapan terbitnya, sih? Memangnya, editor ngapain aja sampai lama banget ngedit satu artikel doang?" Eits, kerjaan content editor bukan hanya sebatas mengedit tulisan supaya terlihat rapi, lho.
Nyatanya, mereka punya sejumlah tanggung jawab yang perlu dipenuhi ketika mengurasi tulisan. Lantas, apa saja tugas dari seorang content editor? Langsung saja kita simak informasinya berikut ini!
1. Memeriksa ejaan dan kepenulisan artikel

Sejatinya, inilah tugas utama content editor. Mereka menyunting tulisan untuk memastikan tidak ada kata maupun kalimat yang typo atau 'salah ketik'. Kegiatan ini juga kita kenal sebagai proses proofreading.
Tidak hanya itu, editor juga perlu memastikan apakah ejaan kata dan kalimat dalam tulisan sudah sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) atau belum.
Sebagai contoh, kita mungkin sering menulis kata "cemilan". Padahal, yang benar dan baku menurut KBBI adalah "camilan". Nah, tugas editor di sini adalah mengganti dan menyesuaikan kata tersebut dengan bentuk yang baku.
Mungkin, ini terlihat gampang. Namun, yang sedikit rumit adalah penyesuaian terhadap PUEBI, seperti pemakaian tanda baca yang benar, penulisan huruf kapital pada judul, penggunaan kata hubung yang tepat, penulisan "di" terpisah dan yang bersambung, dan lainnya.
Itu sebabnya, supaya gak bolak-balik mengecek PUEBI dan KBBI, editor harus paham dan punya pengetahuan tentang penulisan ejaan yang benar.
2. Memperbaiki tulisan agar lebih mudah dibaca

Sebuah tulisan, sekalipun padat informasi, akan menjadi kurang bagus kalau sulit dibaca dan dipahami. Sebab, pada dasarnya, tujuan utama menulis adalah bagaimana pesan kita sampai ke hati readers alias pembaca.
Nah, sebagai reader pertamamu, editor akan membaca dan mencoba untuk memahami tulisanmu. Kalau ternyata mereka tidak paham, kemungkinan besar publik juga sama bingungnya ketika membaca tulisanmu. Di sinilah peran penting content editor untuk memperbaiki artikelmu.
Untuk tugas yang satu ini, biasanya, editor akan berkutat dengan penggunaan kalimat efektif. Sebagai contoh, kalimat yang terlalu panjang dan bertele-tele biasanya sering memicu kebingungan. Dalam hal ini, editor akan mengubahnya menjadi kalimat yang lebih simpel tanpa mengubah maksud dan maknanya.
3. Memastikan gaya penulisan artikel sesuai dengan panduan penerbit/media

Setiap media maupun penerbit punya gaya penulisannya masing-masing. Ada yang formal, ada pula yang santai. Nah, content editor perlu menyaring dan memilih artikel yang sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) atau panduan dari media/penerbit tempat mereka bekerja.
Kalau untuk IDN Times sendiri, terdapat Panduan Menulis yang bukan hanya menyuguhkan informasi tentang, misalnya, pemakaian tanda baca yang tepat kepada community writer, tetapi juga gaya selingkung yang berlaku.
Sebagai contoh, kata "Idul Fitri", meskipun tidak sesuai KBBI, lebih dipakai untuk keperluan SEO (Search Engine Optimization) di IDN Times. Dalam hal ini, apabila editor menemukan kata "idulfitri" dalam artikel, maka mereka harus menggantinya dengan kata yang sesuai dengan Panduan Menulis di IDN Times.
Namun, tidak hanya menyesuaikan gaya penulisan dengan SOP saja, tapi juga dengan kategori tulisan itu sendiri. Maksudnya, seorang editor tentunya cenderung memilih artikel yang berbahasa formal untuk kategori hard news (berita) ketimbang yang kasual maupun witty (jenaka).
4. Memastikan konten tidak plagiat dan gambar yang digunakan bebas copyright

Tindakan plagiarisme tentu tidak bisa ditoleransi. Secara moral, menjiplak karya seseorang tanpa sepengetahuan penciptanya sama saja dengan mencuri. Namun, mengapa content editor perlu mengecek hal ini?
Di satu sisi, ini supaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada penulis. Sebab, berdasarkan Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta, pelaku plagiat sangat mungkin untuk ditindak pidana, lho!
Di sisi lain, artikel yang terdeteksi menjiplak bisa berdampak pada citra media/penerbit tersebut. Nah, dalam dunia bisnis digital, tindakan plagiarisme termasuk ke dalam Black Hat SEO, yaitu jenis strategi SEO yang curang.
Dampak black hat SEO ada banyak, mulai dari menurunkan kepercayaan penggunaan terhadap website media, menurunkan peringkat situs, hingga menyebabkan website hilang dari hasil pencarian Google.
Selain memeriksa isi tulisan, content editor juga perlu memastikan gambar yang penulis sertakan bebas copyright atau hak cipta. Sama seperti plagiarisme, asal mencomot gambar dari internet juga bisa menyebabkanmu terkena pelanggaran hak cipta. Itu sebabnya, kamu disarankan untuk mengambil gambar dari situs gratis, seperti Pexels, Pixabay, dan Unsplash.
5. Menyesuaikan tulisan dengan SEO

Seperti yang telah disinggung di poin-poin sebelumnya, content editor sangat erat kaitannya dengan SEO dewasa ini. Buat yang belum tahu, SEO berguna untuk membantu situs agar berada di peringkat pertama hasil pencarian mesin pencari, seperti Google.
Ketika menyunting artikel sesuai dengan SEO, editor perlu memerhatikan banyak hal, mulai dari penyebaran keyword (frasa kunci), penggunaan kalimat pasif, alternative text foto, membuat meta description, hingga mencantumkan link internal dan eskternal.
Untuk melakukan ini, editor biasanya dibantu dengan tools SEO tertentu. Salah satu tools yang paling populer adalah Yoast SEO yang biasa menjadi plugin di WordPress.
Meskipun telah terbantu dengan keberadaan tools, proses penyuntingan terkadang masih tetap sulit dan melelahkan, terlebih ketika penulis menyantumkan keyword dan menggunakan kalimat pasif terlalu banyak. Jika ini terjadi, sistem SEO menjadi merah dan akan menurunkan performa artikel di hasil pencarian nantinya.
Wah, ternyata, kerjaan editor gak segampang yang dikira, ya? Nah, dari informasi di atas, kamu bisa mengetahui kalau content editor perlu memerhatikan segi penulisan dan isi sebelum akhirnya menerbitkan sebuah artikel. Jadi, jangan sampai suuzan lagi sama para editor, ya!