Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbit

ilustrasi editor bekerja dari rumah (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Walaupun setiap penulis adalah editor pertama dan utama untuk karyanya sendiri, bukan berarti ia tidak membutuhkan editor yang profesional. Jadi, kamu yang ingin eksis di dunia kepenulisan wajib membiasakan diri untuk bekerja sama dengan editor.

Di awal kamu mendapatkan banyak revisi dari editor, kamu mungkin akan pusing bahkan kesal. Terkadang, revisi satu kali pun belum cukup untuk membuat karyamu dapat lekas diterbitkan. 

Meski begitu, kamu gak boleh menyerah dan hanya mau menerbitkan sendiri karyamu biar gak ribet berurusan dengan editor. Ini nih lima alasan pentingnya editor dalam karier seorang penulis. Simak, ya!

1. Setiap media atau penerbit memiliki aturan masing-masing

ilustrasi editor bekerja (pexels.com/Ron Lach)

Contoh, di media A penulisan kata haruslah baku sesuai dengan yang ada dalam KBBI. Sebaliknya, media lain tidak perlu sebaku itu. Begitu juga ada penerbit yang hanya menerbitkan karya fiksi genre tertentu, misalnya novel religi.

Masih banyak lagi aturan yang hanya diketahui dengan pasti oleh editor di media atau penerbit tersebut. Sebagai penulis dari luar, kita harus menghargai dan mengikuti aturan di media atau penerbit yang kita tuju.

2. Mencegah terjadinya plagiat

ilustrasi editor bekerja (pexels.com/Greta Hoffman)

Perih banget kan kalau mendapati karyamu diakui sebagai karya orang lain? Nah, tanpa kamu sadari, ada peran besar editor untuk menekan maraknya kasus plagiat.

Setiap karya tulis yang masuk ke media atau penerbit akan diperiksa keasliannya. Meski tidak menutup kemungkinan masih ada karya plagiat yang lolos dari pemeriksaan, pasti tak sebanyak seandainya gak ada profesi editor.

3. Menemukan kekeliruan yang harus diperbaiki

ilustrasi editor bekerja (pexels.com/Monstera)

Penulis juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dalam karyanya. Dari kesalahan tanda baca, penggunaan huruf kapital, informasi yang kurang akurat, sampai cacat logika dalam karya fiksi.

Makin panjang karya tulismu, makin mungkin kamu melakukan kekeliruan. Dengan bantuan editor, kekeliruan-kekeliruan itu dapat ditemukan dan kamu menjadi punya kesempatan untuk membuat karyamu menjadi lebih baik lagi.

4. Membantu penulis mendapatkan ide atau sudut pandang yang lebih fresh

ilustrasi bekerja dengan laptop (pexels.com/Ivan Samkov)

Mungkin memang benar bahwa tak ada lagi ide yang betul-betul baru di dunia ini. Namun, cara mengolah ide lama dapat membuat karyamu terasa fresh, gak basi, dan tetap relevan untuk dibaca di masa sekarang.

Karena seorang editor telah membaca banyak sekali karya tulis, ia bisa memberimu masukan tentang sudut pandang berbeda untuk suatu tema. Juga, ide-ide yang masih jarang diangkat oleh penulis lain. Kamu tinggal mengeksekusinya deh.

5. Selain pembaca, orang terdekat penulis ya editor

ilustrasi editor bekerja dengan bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tentu saja penulis juga punya keluarga. Akan tetapi, hidup seorang penulis tidak pernah dapat dilepaskan dari editor dan pembaca. Bahkan editor menjembatani karyamu dengan para pembaca.

Banyak lho penulis yang tak pernah menunjukkan naskah-naskah yang sedang atau telah dikerjakannya kecuali pada editor. Jadi, editor ialah sosok yang istimewa dan sangat dipercayai para penulis.

Hubungan antara kedua profesi ini memang terbilang unik. Sering kali penulis dan editor tidak pernah bertemu secara langsung. Namun, keduanya selalu punya semangat yang sama untuk memberikan yang terbaik buat pembaca.

Jadi, jangan enggan tulisanmu diseleksi dan diedit oleh editor, ya! Daripada kamu menerbitkannya sendiri dan ternyata banyak salahnya, kan? Nanti kamu bingung dan sedih kalau diprotes para pembaca yang kritis. Ayo, revisiannya cepet dikerjakan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Rohmatusyarifah
EditorDwi Rohmatusyarifah
Follow Us