5 Jenis Material Atap Rumah yang Paling Banyak Digunakan

Atap rumah jadi elemen penting yang berfungsi sebagai pelindung utama dari panas dan hujan. Atap juga bisa memengaruhi kenyamanan hingga estetika rumah secara keseluruhan. Dengan banyaknya pilihan material yang tersedia, sering kali bikin bingung harus pilih yang mana.
Apalagi setiap material punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di Indonesia, iklim tropis dengan intensitas hujan tinggi membuat pilihan material atap jadi lebih spesifik. Dari sekian banyak opsi, ada lima jenis material atap yang paling populer dan sering digunakan sebagai berikut!
1. Genteng tanah liat

Genteng tanah liat bisa dibilang material paling klasik dan masih banyak dipakai sampai sekarang. Kelebihannya ada pada sifatnya yang adem karena bisa menyerap panas dengan baik. Selain itu, tampilannya juga natural dan bisa memberikan kesan tradisional pada rumah.
Namun, genteng ini cenderung berat sehingga butuh rangka atap yang kuat. Perawatannya pun perlu rutin, terutama pada bagian sambungan, supaya tidak mudah bergeser atau bocor saat hujan deras.
2. Genteng beton

Genteng beton punya tampilan yang lebih modern dibanding tanah liat. Kekuatan dan daya tahannya cukup baik, bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun kalau dipasang dengan benar. Selain itu, genteng beton juga tersedia dalam berbagai bentuk dan warna.
Jadi, cocok buat kamu yang ingin tampilan rumah lebih variatif. Kekurangannya, bobotnya lebih berat dibanding genteng tanah liat. Artinya, biaya pembangunan bisa lebih tinggi karena rangka atap harus benar-benar kokoh.
3. Genteng metal

Genteng metal semakin populer karena sifatnya yang ringan, tahan lama, dan anti karat. Beberapa jenis genteng metal bahkan sudah dilengkapi lapisan khusus yang bisa memantulkan panas, jadi rumah tetap adem.
Instalasinya juga relatif cepat dan minim perawatan. Namun, genteng metal terasa lebih bising saat hujan deras. Untuk mengatasinya, biasanya dipasang insulasi tambahan yang bisa meredam suara sekaligus menahan panas.
4. Atap seng dan galvalum

Seng sudah lama dikenal sebagai material atap yang murah meriah dan mudah dipasang. Versi modernnya, galvalum, hadir dengan kualitas lebih baik, tahan karat, dan lebih awet. Kedua material ini populer karena praktis dan ringan, cocok untuk bangunan sederhana atau semi permanen.
Sayangnya, seng dan galvalum kurang bisa menahan panas. Jadinya, rumah bakal jadi lebih gerah kalau gak ditambahkan insulasi. Selain itu, suara hujan di atap seng juga cukup berisik, lho!
5. Atap sirap atau kayu ulin

Terakhir, ada atap sirap dari kayu ulin punya nilai estetika tinggi karena memberikan kesan natural dan mewah. Selain adem, atap sirap juga cukup kuat dan bisa bertahan lama jika dirawat dengan baik. Material ini biasanya dipilih untuk rumah bergaya tradisional.
Kelemahannya, harga atap sirap relatif mahal dan ketersediaannya terbatas. Selain itu, pemasangannya membutuhkan tenaga ahli agar hasilnya rapi dan tahan lama.
Pemilihan atap sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan rumah, lokasi, iklim, serta anggaran yang kamu punya. Jadi, jangan asal pilih, karena atap rumah adalah investasi jangka panjang yang bakal kamu rasakan manfaatnya setiap hari.