Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Cegah Kesan Pamer Saat Menjual Barang Mewah Preloved, Bijak!

ilustrasi kacamata (pexels.com/Katelyn Whitson)
ilustrasi kacamata (pexels.com/Katelyn Whitson)

Punya koleksi barang branded sama sekali gak salah. Selama kamu mampu boleh-boleh saja memilihnya untuk menunjang aktivitas harianmu. Salah satu kelebihan barang bermerek ternama tentu kualitasnya tidak diragukan lagi. Produksi serta pemakainya yang terbatas juga membuat penampilanmu lebih mengesankan.

Pun harga jualnya kembali masih cukup tinggi. Lain dengan barang yang lebih murah. Meski kondisinya masih cukup bagus, harga ketika dijual kembali nyaris tak berarti. Namun, saat dirimu hendak melepas beberapa barang mewah milikmu, kamu harus ekstra hati-hati. 

Alasan pertama, boleh jadi ada orang yang berniat kurang baik seperti ingin menipumu. Kedua, untuk menghindarkanmu dari kesan cuma mau pamer terutama di media sosial. Padahal, dirimu benar-benar ingin mengosongkan rak. Supaya banyak orang tidak terusik dengan caramu menawarkan barang mewah preloved, ikuti lima tips berikut.

1. Jangan mencantumkan harga beli dan jual kembali di iklan, DM saja

ilustrasi jam tangan (pexels.com/Andrey Matveev)
ilustrasi jam tangan (pexels.com/Andrey Matveev)

Kamu mungkin sontak berpikir cara beriklan seperti ini tidak efektif dan efisien. Memangnya ada orang yang mau repot-repot menanyakan harganya melalui pesan pribadi? Bukankah lebih mudah untuk mereka bila harga beli dan harga jual kembali sekalian dicantumkan?

Dengan begitu, mereka tinggal mencocokkan dengan bujet dan mempertimbangkan harganya masuk akal atau tidak. Ini ada benarnya, tetapi ingat bahwa barang yang hendak dijual kembali bukan produk sembarangan. Sementara di media sosial, kamu berteman dengan berbagai kalangan. 

Bahkan orang di luar teman-temanmu bisa melihat unggahanmu kalau tidak diatur privasinya. Penting untukmu tetap memiliki kepekaan sosial. Pahami bahwa mungkin sangat mencengangkan bagi mayoritas kawanmu jika mengetahui kamu mengeluarkan uang sampai lebih dari 5 juta rupiah hanya untuk sebuah jam tangan yang tampak biasa saja.

Bahkan harga jual kembali yang ditawarkan olehmu pun masih menyamai gaji mereka dalam sebulan. Gak usah terlalu khawatir orang yang sebenarnya berminat menjadi enggan menanyakan harga.

Tuliskan saja dalam keterangan unggahanmu bahwa siapa pun yang tertarik cukup meninggalkan komentar dan dirimu akan memberitahukan harganya lewat pesan pribadi.

2. Hati-hati bikin caption, jangan mengejek kalangan tertentu

ilustrasi dompet (pexels.com/Xuân Thống Trần)
ilustrasi dompet (pexels.com/Xuân Thống Trần)

Bukan tidak mungkin kamu terlalu bersemangat untuk mempromosikan barang mahal milikmu sampai kurang hati-hati. Boleh jadi maksudmu hanya bercanda. Namun, saat candaan itu dibaca oleh orang yang kondisinya sesuai dengan ketikanmu malah bikin tersinggung dan sakit hati.

Contohnya, dirimu menulis di bawah foto atau video tentang barang itu, "Barang berkualitas, edisi terbatas, dan berkelas nih. Kondisi masih bagus, dilepas setengah dari harga belinya. Catatan, buat yang mampu-mampu saja, ya. Kaum mendang-mending silakan minggir."

Saat kamu mengetik kalimat-kalimat di atas barangkali gak ada pemikiran sedikit pun buat pamer. Dirimu hanya berharap peminatnya langsung terseleksi sehingga barang lebih cepat laku.

Akan tetapi, banyak orang pasti merasa tidak nyaman ketika membacanya. Mereka yang merasa tidak mampu dan masih sering berpikir mendang-mending seakan-akan ditendang dari lingkaran pergaulanmu.

3. Gak usah bilang mau beli barang yang lebih mahal lagi

ilustrasi sandal dan parfum (pexels.com/Elegant Images)
ilustrasi sandal dan parfum (pexels.com/Elegant Images)

Dengan atau tanpa ada orang yang menanyakan alasanmu ingin melepas barang branded dengan harga lebih rendah, jangan terlalu lugu kasih jawaban. Tentu saja sangat mungkin kamu memang ingin membeli barang lain yang baru diluncurkan. Juga ada kecenderungan orang yang menyukai barang mewah terus memburu produk yang lebih mahal daripada benda yang sudah pernah dimiliki.

Namun, kamu tidak perlu terang-terangan memberitahukan hal tersebut pada siapa pun. Fokus saja pada usahamu untuk membuat barang itu cepat laku. Soal uangnya mau buat apa cukup menjadi pengetahuanmu seorang. Malah ada kemungkinan orang enggan membeli jika dirimu berkata hendak ganti ke koleksi yang terbaru.

Kamu tidak tahu dari sekian banyak teman yang tampaknya baik padamu, mungkin ada beberapa orang yang dengki. Jika mereka tahu rencanamu memakai uang hasil penjualan buat tambahan membeli produk teranyar, mereka malah gak suka.

Mereka tak mau menggunakan barang bekasmu sambil melihatmu menggunakan produk yang lebih baru dan mahal.

4. Sedikit merendah tentang alasan penjualan lebih disukai

ilustrasi sepatu (pexels.com/Lukas)
ilustrasi sepatu (pexels.com/Lukas)

Tentu bisa jadi ada orang yang tetap mendesakmu buat mengatakan alasan penjualan. Mereka khawatir membeli barang yang rusak darimu atau semata-mata penasaran. Kamu perlu menjawabnya, tetapi lebih bijaksana pakai strategi merendah. Dirimu masih terlarang mengatakan ingin membeli produk yang lebih keren.

Cukup sampaikan bahwa kamu kesulitan merawatnya atau uangnya lumayan buat beli kebutuhan yang lain. Bisa juga dirimu hanya menjawab singkat lagi BU alias butuh uang. Dengan kamu sedikit merendah, orang-orang melihatmu ternyata masih manusia biasa.

Dirimu gak jorjoran menggunakan uang seakan-akan bisa mencetak uang sendiri. Sementara orang yang tertarik dengan barang itu juga sedikit mengasihanimu sehingga lebih tergerak untuk membelinya. Kamu mendapatkan keuntungan ganda. Barang terjual dan dirimu tak dianggap lagi pamer doang dengan mengiklankan produk mahal.

5. Japri saja ke sesama penyuka barang mewah

ilustrasi tas (pexels.com/Harper Sunday)
ilustrasi tas (pexels.com/Harper Sunday)

Untuk penjualan barang-barang berharga tinggi, lebih privat lebih baik. Alasannya, orang-orang yang mampu mengeluarkan uang sebesar itu juga akan lebih nyaman. Orang dengan kemampuan finansial tinggi dan bukan sekadar haus validasi cenderung gak suka kekayaannya terekspos. 

Kalau banyak orang tahu mudah sekali baginya membeli barang-barang mahal sekalipun preloved, ancaman kejahatan terhadapnya meningkat. Alasan lain, mereka juga bisa malu bila ketahuan menunjukkan ketertarikannya pada barang bekas sekalipun bermerek terkenal. Rasa gengsinya dipertaruhkan.

Mereka ingin saat memakai barang  preloved, cuma kamu yang tahu. Sebisa mungkin orang lain biar mengiranya barang baru. Pahami kebutuhan mereka dengan menawarkan barangmu melalui pesan pribadi.

Barangmu bakal lebih cepat laku karena kerahasiaan terjaga di antara kalian. Bonusnya, teman-temanmu di luar penyuka barang mewah tidak tahu apa yang dijual olehmu dan harganya.

Tidak terlalu sulit untuk mencegah orang lain berpikir buruk tentangmu apalagi terkait niat pamer. Asalkan kamu sendiri membatasi apa-apa yang dibagikan di media sosial dan memperhatikan siapa saja yang bisa melihatnya. Justru kurangnya kehati-hatianmu dalam mengiklankan barang mewah preloved  dapat membuat nilainya agak berkurang di mata orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us