Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Kain Lantung Bengkulu, Warisan Budaya yang Unik 

ilustrasi berbagai jenis item fashion kain lantung Bengkulu (youtube.com/Semilir)
Intinya sih...
  • Kain lantung berasal dari Bengkulu, diciptakan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1943.
  • Bahan dasar pembuatan kain lantung adalah kulit kayu, diproses dengan alat tradisional perikai dan diangin-anginkan selama dua minggu.
  • Awalnya digunakan sebagai pakaian sehari-hari, kain lantung kini lebih sering digunakan untuk membuat kerajinan tangan setelah kondisi ekonomi membaik.

Kain lantung merupakan salah satu warisan budaya yang sangat khas dari Bengkulu. Meski mungkin kamu belum sering mendengar tentangnya, kain lantung mempunyai sejarah yang sangat mendalam, penuh perjuangan, serta simbolis bagi masyarakat setempat. Jadi, tak mengherankan kalau kita harus melestarikan kain tradisional Indonesia ini.

Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam tentang fakta-fakta kain lantung Bengkulu, mulai dari asal-usulnya, bahan pembuatannya, hingga nilai budaya yang dimilikinya. Langsung disimak, ya!

1. Asal usul dan sejarah kain lantung

ilustrasi fashion dengan kain lantung Bengkulu (youtube.com/Semilir)

Kain lantung memiliki latar belakang sejarah yang sangat kuat, di mana kain ini pertama kali diciptakan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, sekitar tahun 1943. Pada saat itu, masyarakat Bengkulu mengalami masa yang sangat sulit. Kesulitan ekonomi melanda begitu keras sehingga masyarakat gak mampu membeli kain untuk pakaian sehari-hari. Dalam situasi yang penuh keterbatasan ini, mereka menggunakan kreativitas dan sumber daya alam yang tersedia di sekitar mereka untuk menciptakan kain dari bahan yang gak biasa, yaitu kulit kayu.

Kulit kayu yang digunakan untuk membuat kain ini kemudian dikenal dengan nama kain lantung. Saat itu, kain ini menjadi solusi bagi kebutuhan pakaian harian di tengah situasi sulit. Inilah yang menjadikan kain lantung bukan hanya sebagai benda fungsional semata, tetapi juga simbol ketangguhan masyarakat Bengkulu yang mampu bertahan di tengah kesulitan hidup.

Kain ini memiliki makna historis yang mendalam, mengingat saat pembuatannya masyarakat tengah berada di bawah tekanan ekonomi yang besar. Meski bahan dasarnya sederhana, yaitu kulit kayu, kain ini mencerminkan kreativitas dan daya juang masyarakat Bengkulu untuk terus bertahan.

2. Bahan pembuatannya yang unik

ilustrasi kain lantung Bengkulu dari kulit kayu (youtube.com/Semilir)

Salah satu hal yang membuat kain lantung begitu istimewa adalah bahan dasar pembuatannya yang terbuat dari kulit kayu. Pohon-pohon yang dipilih untuk diambil kulitnya biasanya adalah jenis-jenis seperti karet, ibuh, terap, dan kedui. Namun, kulit yang dipilih gak boleh sembarangan. Kulit pohon yang digunakan harus berasal dari pohon yang berusia sekitar 10 tahun. Kenapa usia ini penting? Karena usia pohon menentukan kekuatan dan kualitas kulit kayu yang dihasilkan. Semakin tua pohon tersebut, semakin bagus kulitnya untuk dijadikan kain.

Proses pembuatan kain lantung gak mudah. lho. Setelah kulit kayu diambil, langkah selanjutnya adalah pemrosesan kulit tersebut agar bisa menjadi kain yang layak digunakan. Kulit kayu dipukul-pukul menggunakan alat tradisional yang disebut perikai. Pemukulan ini bertujuan untuk membuat kulit kayu menjadi lebih lebar, tipis, dan lembut. Tanpa proses ini, kulit kayu akan terlalu keras dan tebal untuk dijadikan kain.

Hal ini menunjukkan bahwa meski kain lantung berasal dari bahan-bahan alami, proses pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus. Gak sembarang orang bisa membuat kain lantung, karena memerlukan pengalaman dan pengetahuan tentang cara mengolah kulit kayu.

3. Proses pembuatan yang tradisional

ilustrasi proses pembuatan kain lamtung Bengkulu (youtube.com/Semilir)

Setelah kulit kayu dipukul hingga menjadi lembaran, proses selanjutnya adalah pengeringan. Kulit kayu yang sudah dipukul akan diangin-anginkan selama sekitar dua minggu. Proses pengeringan ini bertujuan untuk memastikan kulit kayu benar-benar kering dan siap untuk dijadikan kain atau produk lainnya.

Yang menarik, kain lantung biasanya gak diberi motif atau hiasan apapun. Ini mungkin karena pada awalnya kain ini lebih difokuskan pada fungsinya sebagai pakaian sehari-hari di masa kesulitan. Jadi, prioritas utama adalah kepraktisan daripada estetika. Namun, kesederhanaan ini justru menjadi salah satu ciri khas kain lantung, ya.

4. Fungsi dan penggunaan kain lantung

ilustrasi kain lantung Bengkulu (youtube.com/Semilir)

Pada awal kemunculannya, kain lantung dipakai sebagai pakaian sehari-hari oleh masyarakat Bengkulu. Ini merupakan hal yang wajar mengingat tujuan awal pembuatannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar pakaian. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kondisi ekonomi yang membaik, fungsi kain lantung sebagai pakaian sehari-hari mulai berkurang.

Setelah Indonesia merdeka, dan kain-kain dari bahan tekstil mulai mudah didapat, kain lantung gak lagi digunakan sebagai pakaian harian. Akan tetapi, ini bukan berarti kain ini hilang begitu saja. Saat ini, kain lantung lebih sering digunakan untuk membuat kerajinan tangan. 

Beberapa produk kerajinan yang sering dibuat dari kain lantung antara lain tas, dompet, sandal, hingga souvenir. Transformasi ini menunjukkan bagaimana kain tradisional ini berhasil bertahan dan tetap relevan di zaman modern, meski fungsinya telah bergeser.

5. Pengakuan budaya dan pelestarian kain lantung

ilustrasi membuat item fashion dari kain lantung Bengkulu (youtube.com/ Semilir)

Kain lantung gak hanya diakui oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 2015, kain lantung resmi ditetapkan sebagai “Warisan Budaya Tak Benda Indonesia” dari Provinsi Bengkulu. Pengakuan ini menegaskan betapa pentingnya kain ini bagi budaya dan sejarah Bengkulu. Sebagai warisan budaya tak benda, kain lantung diakui bukan hanya sebagai produk material semata, tetapi juga sebagai simbol identitas dan kekayaan budaya masyarakat Bengkulu.

Pengakuan ini juga membuka jalan bagi upaya pelestarian kain lantung. Di era modern, di mana kain-kain berbahan sintetis dan modern lebih banyak diminati, sangat penting untuk menjaga keberlanjutan kain lantung sebagai bagian dari identitas budaya Bengkulu. Dengan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda, pemerintah dan masyarakat setempat didorong untuk terus melestarikan dan mempromosikan kain lantung ke generasi mendatang.

6. Simbol ketangguhan dan kreativitas

ilustrasi berbagai jenis item fashion kain lantung Bengkulu (youtube.com/Semilir)

Lebih dari sekadar kain, kain lantung merupakan simbol ketangguhan masyarakat Bengkulu dalam menghadapi masa-masa sulit. Di masa pendudukan Jepang, ketika bahan baku tekstil sulit didapat, masyarakat Bengkulu gak menyerah. Mereka justru menemukan cara baru untuk memenuhi kebutuhan pakaian dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka. Kreativitas ini adalah cerminan dari semangat gotong royong dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa.

Dalam konteks ini, kain lantung gak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga memberikan inspirasi untuk masa depan. Di tengah perubahan zaman dan tantangan modern, kain ini mengajarkan kita tentang pentingnya kreativitas, ketangguhan, dan kemampuan untuk terus berinovasi.

Fakta kain lantung Bengkulu membuat kita lebih menyadari bagaimana alam dapat dimanfaatkan secara kreatif dan berkelanjutan. Apalagi, dari segi pengakuan budaya, kain lantung kini diakui sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Nah, bagi kamu yang ingin mempelajari lebih banyak tentang warisan budaya Indonesia, kain lantung adalah salah satu contoh yang patut mendapatkan perhatian lebih.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lathiva R. Faisol
EditorLathiva R. Faisol
Follow Us