Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kesalahan saat Membungkus Kado, Bikin Bingung Penerimanya

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/Julia Volk)

Saat kamu hendak memberikan hadiah pada seseorang, siapa yang biasa membungkusnya? Apakah dirimu membungkusnya sendiri atau meminta pelayan toko sekalian mengemasnya biar lebih rapi? Urusan membungkus kado memang ribet bagi yang tidak terbiasa sehinggga gak ada salahnya menyerahkannya pada orang lain supaya lebih rapi dan cantik.

Terpenting, baik kamu membungkusnya sendiri atau tidak, enam hal berikut jangan sampai terjadi. Sudah capek memilih hadiah yang hendak diberikan terkadang membuatmu melupakannya. Sayang kalau kadomu sampai rusak sebelum digunakan atau penerima tidak tahu itu darimu.

1. Gak menyertakan ucapan apa pun

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hadiah pasti diberikan untuk maksud tertentu seperti kado dalam rangka ulang tahun seseorang, pernikahan, maupun hari kasih sayang. Maka sudah sepatutnya ada kartu ucapan di dalamnya atau ditempel di bagian depan. Ucapan barang 1 atau 2 kalimat saja telah cukup dan lebih baik ketimbang kamu sama sekali tak menuliskannya.

Kartu ucapan itu bahkan kerap disimpan oleh penerimanya sebagai kenang-kenangan. Terlebih bila ditulis tangan olehmu dan ucapannya cukup unik. Tanpa ucapan apa-apa alias cuma barang, kadomu menjadi terasa kurang hangat buat ukuran teman, saudara, apalagi pasangan.

2. Tidak menulis namamu

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/freestocks.org)

Ucapan terkait alasan pemberian hadiah sudah ditulis, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan namamu di bawahnya. Ini bukan soal kamu ikhlas atau tidak dalam memberikannya pada seseorang. Akan tetapi, penerimanya pasti menjadi bingung kalau tidak tahu siapa pengirimnya.

Beberapa orang bahkan lebih suka menolak hadiah tanpa nama pengirim, apalagi bila isinya cukup mahal. Ada ketakutan kalau-kalau pengirimnya punya maksud yang kurang baik dengan menyembunyikan identitasnya. Padahal, kamu barangkali cuma lupa atau takut dikira ingin kado tersebut dibalas.

Jika pun seseorang menjadi terdorong buat gantian memberimu sesuatu, bukankah ini gak salah? Saling memberi memang baik dan tak bermakna dirimu mengharapkan balasan darinya. Dari sisi penerima hadiah, penting bagi mereka untuk minimal mengucapkan terima kasih padamu secara langsung.

3. Tak memberikan keterangan bila barang mudah pecah

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/Antoni Shkraba)

Isi kado bisa apa saja, termasuk barang yang mudah pecah seperti berbahan kaca atau gadget. Jangan lupa buat memberi tulisan di pembungkusnya tentang hal tersebut. Khususnya kalau hadiah tidak langsung diterima oleh teman atau saudaramu, melainkan melalui penerima tamu. 

Pasti nanti hadiahmu akan ditumpuk dengan kado-kado lainnya. Bila di depan sudah ada keterangan bahwa isinya mudah pecah, tentu bakal dipisahkan dari hadiah lainnya. Ini memastikan isinya tetap aman ketika dibuka.

Sayang sekali jika kado yang lumayan mahal malah rusak sebelum sempat digunakan. Kamu buang-buang uang buat membelinya, sedang penerimanya juga sedih saat membukanya. Meski kamu telah mengemasnya dengan baik untuk meminimalkan risiko kerusakan, keterangan tetap wajib diberikan.

4. Tidak menambahkan pengaman untuk ujung-ujung hadiah yang runcing

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ujung hadiah yang runcing bisa membahayakan. Bahaya paling ringan tetapi mengurangi keindahan adalah merobek kertas kado yang digunakan. Misalnya, isinya buku baru yang ujung-ujung sampulnya cukup tajam untuk melubangi kertas kado.

Bahaya terbesar ialah mencelakakan orang lain, seperti jika kamu memberikan pigura. Ujung-ujungnya yang lancip dan keras bisa melukai orang kalau terbentur. Pastikan benda-benda seperti di atas dikemas secara khusus.

Buku yang ujungnya mudah merobek kertas kado sebaiknya dimasukkan dulu ke kardus yang sesuai dengan ukurannya. Baru dibungkus dengan kertas kado atau langsung diberi pita saja. Sedang benda seperti pigura kudu diberi pengaman di setiap ujungnya, misalnya dilapisi potongan kardus sehingga gak membahayakan orang maupun mudah patah atau pecah jika menghantam sesuatu.

5. Terlalu sulit dibuka

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/Liza Summer)

Kado memang perlu dikemas dengan baik untuk menjaga isinya. Namun, bukan berarti sampai sulit buat dibuka, ya. Contohnya, terlalu banyak perekat yang bisa membuat penerimanya kehabisan kesabaran saat membukanya.

Khususnya bila hadiah ditujukan untuk anak-anak. Bungkus kado yang sukar dibuka bisa membuat mereka terlalu keras menarik-nariknya dan merusak isinya. Selama hadiah tersebut tidak untuk dikirimkan ke luar kota, bungkus dengan simpel saja.

Terpenting isinya tetap gak kelihatan sehingga aman dan bikin penasaran penerimanya. Gunakan selotip atau lem secukupnya biar tidak lengket di mana-mana dan mengotori barang di dalamnya. Kalau hadiah cukup diwadahi dengan tas kertas, tak dibungkus dengan kertas kado pun gak apa-apa asal bagian atasnya ditutup.

6. Belum melepas label harga

ilustrasi membungkus kado (pexels.com/Kampus Production)

Terutama apabila kamu baru membeli barangnya kemudian meminta pelayan toko sekalian membungkuskan. Jangan lupa memintanya agar melepas label harga baik di hadiah tersebut maupun kertas kadonya. Gak etis kalau kamu memberikan sesuatu yang masih ada label harganya.

Lebih-lebih harganya cukup mahal, nanti kamu dikira pamer atau berharap penerimanya kelak memberi kado dengan harga yang setara. Sedekat apa pun hubungan kalian, sebaiknya label harga dicopot atau disobek. Kecuali, kalian sudah lama menikah dan ketulusan serta keterbukaan finansial di antara kalian telah teruji.

Bila kalian sudah lama menjadi pasangan suami istri, saling tahu harga setiap barang yang dibeli buat keperluan apa pun mungkin melegakan. Harga yang murah gak bikin pasangan merasa kurang dicintai, sedangkan harga yang cukup mahal membuatnya lebih merasa diistimewakan. Namun, ingat bahwa hal ini gak berlaku kalau kado diberikan untuk orang lain.

Semua orang pasti senang menerima hadiah. Akan tetapi bila enam hal di atas gak diperhatikan, pemberianmu malah bikin orang bingung atau terbebani. Cek hadiahmu sekali lagi beserta kelengkapannya sebelum dibungkus dengan rapi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us