Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Asal Usul Halloween

ilustrasi tradisi halloween (pexels.com/Steven Van Elk)

Halloween yang dirayakan setiap tanggal 31 Oktober telah menjadi perayaan yang paling meriah dan penuh warna di seluruh dunia. Dengan kostum yang kreatif, labu yang dipahat, dan suasana misterius, Halloween menarik perhatian anak-anak dan dewasa.

Namun, di balik semua keseruan tersebut terdapat sejarah yang kaya dan menarik yang sering kali terlupakan. Berikut adalah lima hal penting yang perlu kamu ketahui tentang asal usul Halloween.

1. Akar tradisi Keltik

ilustrasi festival halloween (pexels.com/ leopoldo zenteno)

Halloween berasal dari festival kuno yang disebut Samhain, yang dirayakan oleh suku Keltik di Irlandia dan Skotlandia. Festival ini menandai akhir musim panen dan awal musim dingin, serta menjadi momen ketika diyakini bahwa batas antara dunia orang hidup dan dunia orang mati menjadi kabur.

Pada malam Samhain, orang-orang percaya bahwa roh-roh dari orang yang telah meninggal dapat kembali ke bumi sehingga mereka melakukan berbagai ritual untuk menghormati dan menenangkan roh-roh tersebut.

2. Pengaruh Kristen

ilustrasi tradisi halloween (pexels.com/Israyosoy S.)

Ketika Kristen mulai menyebar di Eropa, banyak tradisi pagan diadaptasi ke dalam perayaan Kristen. Pada abad ke-8, Paus Gregorius III menetapkan 1 November sebagai Hari Semua Orang Kudus, atau All Hallows' Day, untuk menghormati para santo dan martir.

Malam sebelum hari tersebut, yaitu 31 Oktober, kemudian dikenal sebagai All Hallows' Eve, yang akhirnya disingkat menjadi Halloween. Ini menunjukkan bagaimana perayaan tersebut bertransformasi dari ritual pagan menjadi bagian dari tradisi Kristen.

3. Simbol dan tradisi yang menyertainya

ilustrasi labu halloween (pexels.com/Kaboompics)

Banyak simbol yang kita kaitkan dengan Halloween saat ini, seperti labu yang dipahat (jack-o'-lantern), berasal dari tradisi kuno. Di Irlandia, orang-orang awalnya menggunakan lobak untuk membuat lentera yang menakut-nakuti roh-roh jahat.

Ketika imigran Irlandia datang ke Amerika, mereka menemukan bahwa labu lebih mudah dipahat dan lebih melimpah, sehingga tradisi ini berlanjut hingga sekarang. Selain itu, kostum dan perayaan berkumpulnya orang-orang di malam Halloween juga berasal dari kebiasaan mengenakan pakaian untuk menghindari perhatian roh-roh.

4. Perayaan modern di Amerika

ilustrasi film horror (pexels.com/cottonbro studio)

Halloween mulai populer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Dengan banyaknya imigran yang membawa tradisi mereka, Halloween berkembang menjadi perayaan yang meriah.

Pada tahun 1920-an dan 1930-an, Halloween mulai dirayakan dengan pesta kostum dan trik atau treat (permen). Dalam dekade-dekade berikutnya, perayaan ini semakin komersial, dengan munculnya dekorasi, film horor, dan berbagai acara berkaitan dengan Halloween.

5. Makna sosial dan budaya

ilustrasi tradisi meminta permen (pexels.com/Daisy Anderson)

Saat ini, Halloween bukan hanya tentang kegelapan dan kengerian tetapi juga menjadi waktu untuk berkumpul, bersenang-senang, dan merayakan kreativitas. Dari anak-anak yang berkeliling meminta permen hingga pesta kostum dewasa, Halloween telah menjadi fenomena global yang melampaui akar sejarahnya. Di berbagai negara, cara merayakan Halloween bisa berbeda, tetapi esensi dari perayaan ini menghormati yang telah pergi dan merayakan kehidupan tetap ada.

Halloween memiliki sejarah yang kaya dan beragam, mulai dari akar tradisi Keltik hingga evolusinya menjadi perayaan modern yang kita kenal sekarang. Dengan memahami asal usul Halloween, kita bisa lebih menghargai makna di balik perayaan ini. Jadi, saat kamu mengenakan kostum atau mengukir labu, ingatlah perjalanan panjang yang telah dilalui tradisi ini hingga sampai ke tangan kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Oktavia Isanur Maghfiroh
EditorOktavia Isanur Maghfiroh
Follow Us