Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan yang Harus Dihindari saat Menulis Novel Pertamamu

ilustrasi menyusun agenda. (unsplash.com/Louise Viallesoubranne)

Menulis novel pertama bisa menjadi perjalanan yang mengasyikkan, tetapi juga penuh tantangan. Banyak penulis pemula sering kali terjebak dalam beberapa kesalahan umum yang dapat menghambat proses kreatif dan mengurangi kualitas karya mereka.

Untuk membantumu terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut, berikut lima tips penting yang perlu diperhatikan saat menulis novel pertama. Mari kita lihat daftarnya berikut ini, yuk!

1. Terlalu banyak memikirkan kesempurnaan

ilustrasi menulis novel (unsplash.com/Bermix Studio)

Salah satu kesalahan besar yang sering dilakukan penulis pemula adalah terlalu memikirkan kesempurnaan saat menulis draft pertama. Rasa ingin membuat setiap kalimat atau adegan sempurna sering kali membuat proses menulis menjadi lambat dan melelahkan. Padahal, draft pertama seharusnya lebih fokus pada mengungkapkan ide dan cerita secara utuh tanpa terlalu banyak memperhatikan detail-detail kecil.

Bukannya tidak penting, tapi perfeksionisme yang berlebihan dapat menghambat alur kreativitas. Penting untuk mengizinkan dirimu menulis dengan bebas, menerima bahwa setiap tulisan pasti dapat disempurnakan di tahap revisi nantinya. Jadi, jangan terlalu keras pada diri sendiri saat menulis draft pertama. Biarkan kata-kata mengalir dengan alami dan fokuslah untuk menyelesaikan cerita.

2. Tidak melakukan riset yang cukup

ilustrasi menulis novel (unsplash.com/Jonas Leupe)

Riset yang tidak memadai dapat membuat novelmu kehilangan kredibilitas dan detail yang mendalam. Terlebih lagi jika kamu menulis novel dengan latar belakang historis, fiksi ilmiah, atau genre tertentu yang memerlukan pengetahuan tambahan, riset yang baik sangatlah penting.

Banyak penulis pemula sering terlalu percaya diri dengan pengetahuan mereka sendiri tanpa melakukan riset yang cukup. Riset tidak hanya tentang fakta teknis atau sejarah yang tepat, tetapi juga mengenai pengalaman manusia, latar belakang budaya, atau profesi tertentu yang digambarkan dalam cerita. Dengan melakukan riset yang cermat, kamu dapat menambahkan kedalaman dan nuansa yang lebih dalam pada novel.

3. Tidak mengembangkan karakter dengan baik

ilustrasi menulis novel (unsplash.com/Michael Heise)

Karakter yang kuat dan terasa hidup adalah kunci utama dalam novel yang berhasil. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak mengembangkan karakter dengan baik sejak awal. Karakter dalam novel harus memiliki tujuan, keinginan, konflik internal, dan eksternal yang membuat mereka menarik, serta relevan dengan cerita yang dikembangkan.

Penting untuk memberi waktu yang cukup untuk mengembangkan karakter utama maupun pendukung. Kenali latar belakang, kepribadian, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap peristiwa dalam cerita. Dengan memahami karakter secara mendalam, kamu dapat membuat mereka terasa nyata dan pembaca merasa terhubung dengan cerita yang kamu tulis.

4. Terlalu banyak informasi yang diungkapkan sekaligus

ilustrasi menulis novel (unsplash.com/Bermix Studio)

Pada saat menulis novel, penting untuk mengendalikan alur informasi yang diungkapkan kepada pembaca. Terlalu banyak informasi yang diberikan dalam satu bab atau adegan bisa membuat pembaca merasa kebingungan atau bahkan bosan. Buatlah alur cerita yang mengungkapkan informasi secara bertahap, sesuai kebutuhan dan perkembangan karakter.

Jangan terburu-buru untuk menjelaskan semua detail atau latar belakang di awal cerita. Biarkan pembaca menemukan dan mengerti dunia buatanmu secara perlahan seiring dengan alur cerita yang berjalan. Teknik ini akan membuat cerita novelmu lebih dinamis dan mempertahankan minat pembaca untuk terus membaca hingga akhir.

5. Tidak menerima atau mencari umpan balik

ilustrasi menyusun agenda. (unsplash.com/Louise Viallesoubranne)

Ketika menulis novel pertama, sangat penting untuk menerima umpan balik dari orang lain, baik itu teman, keluarga, atau bahkan editor profesional. Terlalu terikat dengan pendapat pribadi bisa membuatmu kehilangan perspektif objektif terhadap kualitas tulisan kamu. Umpan balik dari orang lain dapat memberikan sudut pandang baru yang membantu meningkatkan kelemahan dalam cerita.

Jangan takut untuk meminta saran atau kritik konstruktif dari mereka yang kamu percayai. Pendapat objektif dapat membantumu melihat aspek yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya atau mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu diperbaiki dalam novelmu. Ingatlah, proses menulis adalah perjalanan yang terus berkembang, dan menerima umpan balik adalah bagian penting dari proses tersebut.

Menulis novel pertama adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, tetapi tidak lepas dari tantangan dan kesalahan yang mungkin terjadi di sepanjang perjalanan. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu dapat meningkatkan kualitas dan kesempurnaan novel pertamamu. Teruslah belajar dan berkembang sebagai seorang penulis dan nikmati proses kreatif dalam mengeksplorasi dunia dan cerita yang ingin kalian bagikan kepada pembaca.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us