Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5th Critical Thinking Championship 2025, Nyalakan Api Logika!

21 Penulis Essay yang Terpilih untuk DIterbitkan KPG.JPG
21 Penulis Essay yang Terpilih untuk Diterbitkan di 5th Critical Thinking Championship. (dok. Ingatan Gajah)
Intinya sih...
  • Kompetisi CTC 2025 adalah ajang ide dan logika dari pelajar SD hingga SMA
  • Para finalis tampil berdialog dengan dunia, menunjukkan bahwa berpikir kritis tak lagi elitis
  • Peluncuran buku "Solution for Uncertainties" menunjukkan suara generasi muda dalam esai mereka
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah dunia yang dibanjiri algoritma, kecerdasan buatan, dan berita instan, ada sekelompok pelajar yang memilih berhenti sejenak untuk berpikir, bukan sekadar cepat, tapi dalam. Mereka adalah para peserta 5th Critical Thinking Championship (CTC) 2025, ajang tahunan yang digelar di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, tempat ide dan logika bersentuhan dalam ruang penuh semangat muda.

“Berpikir kritis itu bukan hanya tentang akademik, tapi tentang bagaimana kita memahami dunia,” ujar Yudi Lesmana, Direktur PT Indonesia Intelektual Akademi (IIA).

Di sinilah, generasi Z diuji bukan dengan kecepatan mengetik, tapi ketajaman berpikir. Bukan dengan seberapa keras bicara, tapi seberapa dalam makna yang bisa disampaikan.

1. Ketika kecerdasan bukan sekadar nilai di atas kertas

Presentasi Finalis Kategori SD.JPG
Presentasi Finalis Kategori SD di 5th Critical Thinking Championship. (dok. Ingatan Gajah)

Lebih dari sekadar kompetisi, CTC 2025 adalah arena tempat ide bertarung dengan elegan. Pesertanya bukan hanya dari satu jenjang, tapi dari SD hingga SMA, semua berbagi mimbar yang sama untuk menyuarakan gagasan mereka. Topik besar seperti Privacy in Artificial Intelligence, Youth Financial Literacy, dan Uncertainty in the Education System menjadi bahan bakar diskusi yang membakar semangat berpikir kritis.

Dari ratusan peserta, hanya 15 finalis dari 13 sekolah di berbagai kota, dari Tangerang hingga Medan, yang berhasil menembus babak final. Mereka bukan hanya pelajar dengan nilai akademik tinggi, tapi juga pemikir muda yang berani mengajukan pertanyaan sulit kepada dunia.

2. Panggung generasi yang berani menantang arus

Para Juara Favorit 5th Critical Thinking Championship.JPG
Para Juara Favorit 5th Critical Thinking Championship. (dok. Ingatan Gajah)

Di bawah cahaya ruangan Perpusnas lantai empat, para finalis tampil bukan sekadar mempresentasikan jawaban, tapi berdialog dengan dunia. Suasana berubah menjadi simfoni logika, tempat setiap kata memiliki bobot dan setiap jeda menyimpan makna.

Salah satu finalis, Wynona Callula Almayra, juara pertama kategori SMA, mengaku, “Kompetisi ini bukan cuma soal menang, tapi soal melatih bagaimana kita bisa berpikir cepat, berbicara tepat, dan tetap tenang di bawah tekanan”. CTC menjadi bukti bahwa berpikir kritis tak lagi elitis. Ia kini menjadi gaya hidup generasi muda yang tak mau ditelan arus informasi palsu.

3. Logika bertemu literasi, ketika esai menjadi suara zaman

Para Juara Kategori SD 5th Critical Thinking Championship.JPG
Para Juara Kategori SD 5th Critical Thinking Championship. (dok. Ingatan Gajah)

Salah satu sorotan terbesar tahun ini adalah peluncuran buku “Solution for Uncertainties” yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Buku ini berisi 21 esai terbaik para finalis, yang membedah keresahan generasi Z terhadap privasi digital, masa depan sekolah, dan kemandirian finansial.

“Esai ini adalah cara kami mendengarkan suara generasi muda,” ungkap perwakilan KPG.

Buku tersebut tak hanya menjadi penghargaan, tapi juga cermin zaman yang menunjukkan bahwa di balik layar ponsel dan dunia digital, masih ada remaja yang mampu menulis, merenung, dan menggugah.

4. Dari para juri, lahir generasi yang tak takut berpikir

Presentasi Finalis Kategori SMP.JPG
Presentasi Finalis Kategori SMP di 5th Critical Thinking Championship. (dok. Ingatan Gajah)

Tiga juri; Evi Mariani, David Andy Saputra, dan Aldrin Herwany, Ph.D., hadir sebagai penjaga intelektual yang menilai bukan hanya isi, tapi cara berpikir. Mereka menilai dengan tajam tapi adil, mencari pelajar yang tak sekadar tahu jawaban, melainkan paham pertanyaan.

“Penting sekali bagi anak muda untuk tidak hanya mengandalkan AI, tapi tetap mengasah kemampuan berpikir mandiri,” ujar Dr. Maria Veronica Irene Herdjiono dari Puspresnas Kemendikdasmen RI, dalam sambutannya.

Pesannya sederhana, tapi kuat. Teknologi boleh membantu, tapi manusia sejati adalah mereka yang tahu kapan harus berpikir sendiri.

5. Ketika kompetisi menjadi gerakan nasional

Para Juara Kategori SMA 5th Critical Thinking Championship.JPG
Para Juara Kategori SMA 5th Critical Thinking Championship. (dok. Ingatan Gajah)

Dengan dukungan dari Pertamina (Persero), Ingatan Gajah, dan KPG, ajang ini bukan sekadar lomba tahunan, ia adalah gerakan kecil menuju bangsa yang lebih cerdas dan reflektif. Total apresiasi mencapai Rp27 juta, tapi nilai sesungguhnya jauh lebih besar: sebuah kesadaran bahwa berpikir kritis adalah pondasi masa depan. Dan dari sanalah, lahir harapan baru: generasi yang bukan hanya pintar, tapi juga bijak dalam mengolah pikirannya.

“CTC adalah ruang lintas generasi,” kata Yudi Lesmana menutup acara.

“Kami ingin anak muda belajar berdialog, bukan berdebat. Belajar mendengar, bukan sekadar berbicara,” pungkasnya.

Lewat 5th Critical Thinking Championship 2025, Indonesia menyaksikan sesuatu yang lebih besar dari sekadar kompetisi. Ini adalah gerakan sunyi namun kuat, yang menyalakan api berpikir di dada anak muda.

Di dunia yang sering bising tanpa makna, mereka memilih hening untuk menulis, bertanya, dan mencari jawaban. Karena pada akhirnya, masa depan tidak dimiliki oleh mereka yang paling cepat berbicara, tapi oleh mereka yang paling dalam berpikir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Inspirasi OOTD Pakai Dress dan Rok Mini ala Raisa Andriana, Stylish Kekinian!

24 Okt 2025, 20:47 WIBLife