Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pelajar (pexels.com/ujangubed hidayat)

Intinya sih...

  • Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi variasi proses pembelajaran.

  • Kebutuhan dan karakteristik peserta didik memerlukan kurikulum yang fleksibel.

  • Kebijakan pemerintah dan perubahan sosial budaya juga memengaruhi adaptasi kurikulum.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan adaptasi kurikulum. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2024, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan menurut KBBI, adaptasi merupakan bentuk penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan maupun dalam pelajaran.

Kurikulum yang dibuat beberapa tahun yang lalu mungkin sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Adaptasi kurikulum menjadi penting agar proses pembelajaran mendapatkan hasil yang sesuai dengan perkembangan zaman. Lantas, faktor apa saja yang bisa memengaruhi adaptasi kurikulum? Berikut ulasannya!

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

ilustrasi pelajar (pexels.com/Mulya Has)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat proses pembelajaran menjadi lebih variatif. Jika awalnya transfer ilmu dilakukan secara klasikal dengan guru mengajar dan murid mendengarkan di kelas, kini lebih banyak cara yang bisa dilakukan. 

Murid-murid bisa belajar dari mana saja secara daring. Dengan panduan guru, murid bisa mengakses lebih banyak sumber pembelajaran yang bermanfaat. Hal ini tentu berpengaruh terhadap rencana proses pembelajaran yang tertuang di dalam kurikulum. 

Di sisi lain, kemajuan teknologi juga menuntut satuan pendidikan untuk membuat tujuan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Pemanfaatan teknologi harus diajarkan sejak dini agar para murid juga bisa selaras dengan dunia yang semakin canggih.


2. Kebutuhan dan karakteristik peserta didik

ilustrasi pelajar (pexels.com/muallim nur)

Fokus selanjutnya dalam proses adaptasi kurikulum adalah kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Karakteristik yang dimaksud, antara lain; berupa tingkat perkembangan atau usia, latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi, kemampuan belajar, serta kemungkinan adanya siswa dengan kebutuhan khusus. Kurikulum seharusnya mampu mengakomodasi perkembangan peserta didik, sehingga penyesuaian harus selalu dilakukan. 

Sebagai contoh, beberapa tahun terakhir Indonesia mulai mencanangkan pendidikan inklusif. Dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif tahun 2022 yang disusun Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia harus bersifat fleksibel. Artinya, harus ada kesesuaian proses pembelajaran dengan input murid di masing-masing sekolah, termasuk jika ada murid dengan kebutuhan khusus.


3. Kebijakan pemerintah

ilustrasi pelajar (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Poin utama lain adalah kebijakan pemerintah. Pemerintah tentunya memiliki rencana besar tentang masa depan Indonesia. Demi mencapai rencana besar tersebut, satuan pendidikan diharapkan berjalan selaras dengan rencana pemerintah. 

Kurikulum yang mengatur rencana proses pembelajaran akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Adaptasi kurikulum kemudian dilakukan agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang diinginkan.

Indonesia sendiri telah beberapa kali melakukan adaptasi kurikulum karena kebijakan pemerintah. Di tahun 2022 Kurikulum Merdeka mulai diaplikasikan, sedangkan sebelumnya Indonesia menggunakan Kurikulum 2013 (Kurtilas), yaitu sejak tahun 2013.


4. Perubahan sosial dan budaya

ilustrasi pelajar (pexels.com/Yazid N)

Selain perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial budaya juga berpengaruh terhadap adaptasi kurikulum. Di setiap masa akan ada tantangan sosial dan kebudayaan yang berbeda. Lantas, kurikulum sebagai rencana proses pembelajaran juga harus beradaptasi bersamanya. 

Misalnya, terkait isu sustainability atau keberlanjutan. Tantangan faktor iklim akhirnya berpengaruh terhadap nilai-nilai yang dianut masyarakat. Pendidikan juga harus mengadaptasi nilai ini dan memasukkan sustainability dalam kurikulum baru yang telah beradaptasi dengan zaman.

5. Kondisi sekolah dan sumber daya yang ada

ilustrasi pelajar (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Kurikulum yang baik belum tentu sesuai dengan kondisi sekolah dan kesiapan guru yang mengajar. Apalagi dengan kondisi Indonesia yang luas dan beragam, kurikulum di negeri ini didesain supaya mudah beradaptasi dengan kesiapan sekolah, baik fasilitas maupun guru-guru. 

Cara pembelajaran di kota besar mungkin belum sepenuhnya bisa dilaksanakan di wilayah terpencil. Lantas, baik sekolah maupun tenaga pendidik diharapkan mampu melakukan adaptasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswanya, namun masih tetap selaras dengan perkembangan zaman.


6. Tuntutan dunia kerja dan globalisasi

ilustrasi pelajar (pexels.com/Nasirun Khan)

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan dunia kerja pun semakin berkembang. Jenis pekerjaan yang dulu memerlukan banyak tenaga kerja bisa jadi sekarang sudah tidak relevan karena adanya modernisasi. Di sisi lain muncul ragam pekerjaan baru yang membuka peluang bagi generasi muda bangsa untuk turut ambil bagian di dalamnya. 

Kurikulum juga harus adaptif dengan tuntutan dunia kerja dan globalisasi. Harapannya apa yang diajarkan di bangku sekolah akan bermanfaat bagi kehidupan para murid kelak. 

Banyak faktor yang mempengaruhi adaptasi kurikulum. Semoga penjelasan di atas membantumu dalam memahami faktor apa saja yang bisa memengaruhi adaptasi kurikulum. Semangat terus untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team