Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kalimat Terlarang Diucapkan Saat Wawancara Beasiswa LPDP

ilustrasi wawancara beasiswa (pexels.com/Edmond Dantès)

Beasiswa LPDP menggunakan beberapa tahapa seleksi untuk menentukan penerimanya. Terdiri dari seleksi administrasi, seleksi bakat skolastik, dan seleksi substansi. Tahapan penting sekaligus penentu dalam seleksi beasiswa LPDP adalah tahap substansi. 

Calon penerima akan melewati tahapan wawancara dengan tiga orang pewawancara expert dari kalangan akademisi, praktisi, dan psikolog. Dalam menjalani wawancara, terdapat beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari karena dapat berdampak negatif terhadap penilaian calon penerima beasiswa. Berikut adalah 4 kalimat terlarang yang sebaiknya tidak diucapkan saat wawancara beasiswa

1. Menggunakan kata informal

ilustrasi berbicara bahasa informal (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Kalimat-kalimat yang terlalu santai atau informal sebaiknya dihindari dalam wawancara beasiswa LPDP. Penggunaan bahasa yang tidak pantas atau terlalu kasual dapat mencerminkan kurangnya keseriusan dan profesionalisme. Pewawancara LPDP mengharapkan kesan yang profesional dan serius dari para calon penerima beasiswa. 

Contoh kalimat:

Aku emang udah ngincer beasiswa LPDP dari dulu banget ... 

Memang wajar calon penerima beasiswa yang gugup, meski begitu kamu harus menghindari penggunaan kata-kata yang biasa digunakan sehari-hari, ya. 

2. Tidak mengacu pada fakta atau menggunakan kata opini

ilustrasi wawancara beasiswa (pexels.com/Edmond Dantès)

Sering kali saat beropini atau wawancara, seseorang sering menggunakan opini pribadi untuk menjelaskan suatu hal atau pencapaian. Namun, kata-kata seperti ini bisa bikin penilaianmu berkurang kalau tidak ada bukti dan tidak dielaborasi. 

Contoh kalimat:

Menurut saya, rencana ini bisa berjalan lancar karena saya giat bekerja dan pantang menyerah ... 

Bukannya tidak boleh menggunakan kata opini tetapi pastikan kata-kata atau kalimat tersebut feasible dari segi waktu dan tenaga. 

3. Kata-kata yang terdengar meremehkan

ilustasi seorang mahasiswi (pexels.com/George Dolgikh)

Ketika proses wawancara berlangsung, mungkin saja pewawancara akan bertanya tentang proses dari hasil yang sudah kamu capai. Namun, ucapan yang tersampaikan mungkin terdengan terlalu merendahkan diri sendiri. Sehingga pewawancara menilai kalau kamu kurang menghargai setiap proses yang sudah dilalui. 

Contoh kalimat:

Hingga kini, saya belum merasa melakukan banyak hal besar karena sedikit yang bisa saya lakukan ... 

Dalam wawancara penting untuk menunjukkan kalau kamu menghargai setiap proses yang sudah dilewati atau hasil yang sudah dicapai. Jangan pernah sekali-kali kata-kata yang terkesan meremehkan hasil atau usaha terucap saat wawancara, ya.

4. Mencampur bahasa Indonesia dan Inggris

ilustrasi seorang mahasiswi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mencampur bahasa Indonesia dan Inggris secara acak atau tidak tepat dapat membuat kesan kurang profesional dalam wawancara beasiswa LPDP. Penggunaan campuran bahasa dapat mengganggu alur komunikasi dan menunjukkan kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam satu bahasa. 

Contoh kalimat:

Saya pikir, beasiswa ini bakal make a big impact bagi karier saya di masa depan.

Kamu lebih baik pastikan atau meminta izin jika ingin menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris. Bisa juga dengan menyesuaikan kampus yang dituju, dalam negeri atau luar negeri. 

Dalam menghadapi wawancara beasiswa LPDP, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik dan menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang tidak tepat seperti di atas. Sebagai gantinya, berbicaralah dengan bahasa yang sopan, profesional, dan menghargai proses serta usaha yang sudah kamu lalui.

Dengan melakukan persiapan yang matang dan berkomunikasi dengan baik selama wawancara dapat meningkatkan peluang untuk berhasil mendapatkan beasiswa yang kamu dambakan. Semangat dan selamat berusaha!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
Delvia Y Oktaviani
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us