Macam-macam Hukum Tajwid Mad dan Contohnya, Wajib Tahu!

Mad merupakan salah satu hukum bacaan ilmu tajwid dalam Al-Qur'an yang berfokus pada panjang dan pendeknya kalimat. Hal tersebut sejalan juga dengan pengertian mad secara etimologi, di mana kata mad berasal dari bahasa Arab yang berarti memanjangkan.
Sehingga bisa disimpulkan, bahwa hukum tajwid ini mewajibkan bacaan huruf dalam Al-Qur'an dipanjangkan saat bertemu dengan huruf-huruf tertentu. Di bawah ini ada hukum-hukum bacaan mad yang wajib kamu ketahui.
1. Ketentuan dasar hukum mad

Sebelum membahas lebih lanjut, pertama kamu harus tahu dulu mengenai ketentuan dasar hukum mad. Berikut macam-macamnya:
Dibaca panjang ketika huruf alif (ا) berada setelah huruf yang berharakat fathah sebelumnya (ـَـ).
Dibaca panjang ketika huruf wawu sukun (وْ) berada setelah huruf yang berharakat dhammah sebelumnya (ـُـ).
Dibaca panjang ketika huruf ya' sukun (يْ) terletak sesudah huruf yang berharakat kasrah (ـِـ).
2. Pembagian hukum bacaan mad

Selanjutnya, hukum bacaan mad juga dibagi ke dalam dua cabang, yakni mad thabi'i dan mad far'i. Keduanya memiliki hukum bacaan serupa, namun terdapat juga perbedaan.
Salah satu yang jadi pembeda adalah, mad thabi'i hanya terdiri dari satu cabang dan mengikuti ketentuan dasar bacaan mad. Sedangkan, mad far'i punya 14 cabang yang punya hukum masing-masing.
3. Mad thabi'i

Mad thabi'i atau dikenal juga dengan sebutan mad asli ketentuannya mengikuti bacaan mad. Artinya, hukum bacaannya, yait, apabila terdapat harakat fathah (ـَـ) diikuti huruf alif (ا), atau harakat kasrah (ـِـ) diiringi huruf ya' mati atau sukun (يْ), lalu harakat dammah (ـُـ) diikuti huruf wawu sukun (وْ), maka dibaca panjang 2 harakat. Berikut beberapa contohnya.
- Fathah (ـَـ) diikuti huruf alif (ا)
بَا ، وَا ، خَا ، دَا
Contoh: مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
(QS An-Nas ayat 4)
- Kasrah (ـِـ) diiringi huruf ya' mati atau sukun (يْ)
ليْ ، تِيْ ، فِيْ , دِيْ
Contoh: فِيْ صُدُوْرِ
(QS An-Nas ayat 5)
- Dammah (ـُـ) diikuti huruf wawu sukun (وْ)
رُوْ ، ذُوْ ، شُوْ ، ضُوْ
Contoh: قُلْ اَعُوْذُ
(QS An-Nas ayat 1)
4. Mad far'i

Berikutnya, ada mad far'i yang berarti cabang. Jenis mad ini terbagi lagi menjadi 14 hukum, berikut penjelasannya.
- Mad Wajib Muttashil
Ketika terdapat ketentuan mad thabi'i yang diikuti dengan hamzah (ء) dalam satu kalimat atau kata, hukum membacanya yakni dengan dipanjangkan lima harakat. Contoh: سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ (QS Al-Baqarah ayat 6).
- Mad Jai’z Munfashil
Ketika terdapat ketentuan mad thabi'i yang diikuti dengan hamzah (ء) dalam kalimat atau kata terpisah, cara membacanya dengan dipanjangkan lima harakat. Contoh: اَلَآ اِنَّهُمْ (QS Al-Baqarah ayat 12).
- Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi (Mad Lazim Muthawwal)
Ketika terdapat ketentuan mad thabi'i bertemu dengan huruf bertasydid (ـّـ) dalam satu kata, maka dibaca dengan panjang enam harakat. Contoh: وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ (QS Al-Fatihah ayat 7).
- Mad Lazim Mukhafaf Kilmi
Ketika terdapat ketentuan mad thabi'i yang diikuti dengan huruf bersukun yang bukan di akhir kata, cara membacanya dengan dipanjangkan sebanyak enam harakat. Contoh: اٰۤلْـٰٔنَ (Surat Yunus ayat 91).
- Mad Layyin
Jika ya' sukun (يْ) atau wawu sukun (وْ) berada setelah huruf dengan harakat fathah (ـَـ) dan bertemu huruf hidup yang diwaqafkan, maka dipanjangkan dua harakat. Berikut contohnya: مِّنْ خَوْفٍ (QS Quraisy ayat 4).
- Mad ‘Aridl Lissukun
Jika ada waqaf atau tempat berhentinya bacaan dan sebelum waqaf ada ketentuan mad thabi'i dan mad layyin, maka dibaca panjang dua hingga enam harakat (lebih utama). Contoh: بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِ (QS Al-Fiil ayat 1)
- Mad Shilah Qashirah
Jika terdapat huruf ha dhamir (ه) yang huruf sebelumnya hidup (berharakat), maka dibaca panjang dua harakat. Contoh: فَاُمُّهٗ (QS Al-Qariah ayat 9).
- Mad Shilah Thawilah
Jika terdapat huruf ha dhamir (ه) yang bertemu dengan huruf hamzah berharakat setelahnya, maka dibaca panjang hingga lima harakat. Contoh: عِنْدَهٗٓ اِلَّا (QS Al-Baqarah ayat 255).
- Mad ‘Iwadh
Jika terdapat harakat fathahtain (ـًـ) terletak di tempat pemberhentian (waqaf) di akhir kalimatnya, maka dipanjangkan sebanyak dua harakat. Contoh: كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً (QS An-Nisa ayat 1).
- Mad Badal
Apabila hamzah (ء) bertemu dengan ketentuan mad, maka dibaca seperti mad thabi'i (dipanjangkan sebanyak dua harakat). Contoh: اُوْتُوا (QS Ali Imran ayat 186).
- Mad Lazim Harfi Mutsaqal
Ketika terdapat satu atau lebih dari beberapa huruf berikut; nun (ن), qaf (ق), shad (ص), ain (ع), sin (س), lam (ل), kaf (ك), dan mim (م) di permulaan surat, maka dibaca panjang sebanyak enam harakat. Contoh: نۤ (QS Al-Qalam ayat 1).
- Mad Lazim Harfi Mukhafaf
Ketika terdapat salah satu atau lebih dari enam huruf, di antaranya; ha (ح), ya' (ي), tha' (ط), alif (ا), Ha (ه), dan ra' (ر) di awal surat, maka dibaca panjang sebanyak dua harakat. Contoh: الۤرٰ (QS Yunus ayat 1).
- Mad Farqu
Ketika ada dua hamzah bertemu, yakni hamzah istifham (untuk bertanya) dan hamzah washal pada alif lam ma'rifah (ال), maka dibaca panjang hingga enam harakat. Contoh: قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ (QS Al-An'am ayat 143).
- Mad Tamkien
Jika terdapat dua huruf ya', yang pertamanya berharakat tasydid (ـّـ) juga kasrah (ـِـ), lalu huruf ya' yang kedua berharakat sukun (ـْـ), cara membacanya dengan dipanjangkan dua harakat. Contoh: النَّبِيّٖنَ (QS Al-Baqarah ayat 61).
Demikianlah penjelasan mengenai macam-macam hukum mad serta cara membacanya. Semoga bisa menambah pengetahuan serta cara membaca Al-Qur'an kamu agar jadi lebih baik dan sempurna, ya!