- Guru Pendamping : Meananing Windi Astuti M.Pd
- Penulis : Evelyn Najwa, Mumtaza Hanun
- Desainer Visual : Inericha Cahya, Karinia Aulia
- Foto & Videografer : Mazia Afkarina, Hilfida Maril
[MADING] Don't Trash Our Future

DON'T TRASH OUR FUTURE : Wujudkan Lingkungan Peduli Sampah
Mading yang bersumber dari kekhawatiran generasi muda terhadap permasalahan sampah yang tidak terkendali dan memberikan dampak negatif bagi lingkungan.
Tim Redaksi:
Mading ini mengajak pembaca untuk sadar akan pentingnya permasalahan sampah. Hingga saat ini masalah seputar sampah belum teratasi dengan maksimal. Banyak faktor yang menjadi penyebab permasalahan. Mading ini menawarkan solusi yang efektif untuk dilakukan oleh semua kalangan, utamanya pelajar. Simak mading ini untuk menemukan jawabannya!
Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Sudah puluhan tahun sampah tetap menjadi permasalahan lingkungan yang belum bisa teratasi secara maksimal. Produksi sampah yang masih terus terjadi setiap tahunnya, menyebabkan penumpukan sampah berlebih di lingkungan. Penumpukan sampah ini telah memberi dampak buruk bagi lingkungan, seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, dan lainnya. Masalah ini terjadi di berbagai kota di Indonesia, salah satunya di Kota Malang. Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada tahun 2023 sampah yang tertimbun di Malang sebanyak 284.095,41 ton dan sebagian besar sampah yang menumpuk ini berasal dari sampah rumah tangga, yakni sekitar 47,68% dari total sampah yang ada. Penumpukan sampah ini masih terus bertambah. Sebagai pelajar, pastinya merasa khawatir apabila masalah ini berlanjut ke generasi-generasi berikutnya.
Apa sih penyebabnya?
Mungkin kalian beranggapan bahwasanya kesadaran masyarakat menjadi pemicu utama dalam permasalahan ini dan solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini adalah meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah. Namun, nyatanya sosialisasi dan edukasi masyarakat sudah marak dilakukan oleh berbagai pihak di masyarakat. Bahkan, sosialisasi dan edukasi sudah dilakukan mulai dari kalangan pelajar. Sebagian besar pelajar telah diberikan wawasan terkait lingkungan dan keterampilan dalam mengolah sampah. Beberapa sekolah juga menyelenggarakan kegiatan sosial yang berhubungan dengan edukasi peduli lingkungan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, masalah penumpukan sampah tidak bisa diselesaikan hanya dengan kesadaran yang telah terbentuk. Perlu adanya tindak lanjut dalam permasalahan ini.
Melihat kasus pada TPS3R Buring, Malang yang sering mengalami penumpukan sampah hingga membludak. Penyebab utama justru tidak datang dari masyarakat. Banyak faktor lain yang menyebabkan penumpukan sampah ini terjadi, mulai dari banyaknya sampah kiriman yang tidak terkoordinir dari kelurahan-kelurahan sekitar, bentuk TPS3R yang tidak sesuai, hingga sistem kerja TPS yang tidak efektif. Menurut ketua organisasi lingkungan “Trash Hero Tumapel”, faktor utama dari permasalahan ini adalah adanya premanisme yang merajalela di lingkungan TPS. Premanisme di TPS ini berawal dari sekelompok masyarakat yang biasa mengurus sampah warga, seperti pengangkut sampah, warga sekitar TPS, dan lainnya. Mereka disebut preman karena merasa berkuasa dan berhak mengatur sampah-sampah yang ada di TPS wilayahnya. Bahkan, mereka akan mengusir para pembuang sampah yang datang dari luar kelurahan mereka. Premanisme di TPS saat ini sangat meresahkan dan tidak terarah. Para preman yang bertanggung jawab, seharusnya bisa mengelola sampah kiriman tersebut dengan baik. Namun, berita buruknya adalah hingga saat ini mereka tidak bisa mengelola sampah yang tertimbun itu karena kurangnya wawasan akan pemilahan sampah.
Essai: Kesimpulan

Hal ini menunjukan bahwa edukasi yang selama ini diberikan ke masyarakat dan pelajar perlu disampaikan ke para preman juga. Mereka harus memiliki wawasan dasar tentang sampah 3R, cara memilahnya, hingga mengelola sampah yang sudah terpilah menjadi barang yang lebih berharga. Edukasi dapat dilakukan dengan sosialisasi pada preman-preman tersebut secara berkala. Preman-preman ini, perlu diberikan paparan penjelasan yang jelas terkait semua tugas yang harus dilakukan, dan bimbingan intensif dalam jangka waktu tertentu dari pemerintah maupun penggerak lingkungan untuk mengawasi para preman ini. Sikap para preman yang meresahkan masyarakat dengan mengancam pembuang sampah dari luar kelurahan, juga harus diatasi dengan dibuatnya data pengelompokan untuk setiap TPS yang jelas dan terorganisir. Data ini harus disebarluaskan agar setiap lapisan masyarakat mengetahui dan mematuhi pembagian ini. Para pelajar juga harus turut aktif dalam menangani permasalahan ini. Memanfaatkan perkembangan teknologi yang mereka kuasai, mereka bisa melakukan kampanye lewat sosial media. Selain itu, dengan berbekal wawasan yang mereka punya mereka bisa terlibat langsung di setiap wilayah untuk membantu dalam pengolahan sampah dan menjadi edukator untuk para preman dengan menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di sekolah.
Infografik

Permasalahan sampah masih menimbulkan dampak negatif yang belum bisa teratasi hingga saat ini. Timbunan sampah di setiap TPS tidak bisa terolah. Mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan, perlu adanya upaya pengurangan sampah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi sampah yang tertimbun di TPS. Cara untuk mewujudkannya bermacam-macam, salah satunya dengan melakukan pemilahan dan mengolah sampah menjadi barang yang lebih berharga.
Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Berbagai bentuk permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh emisi karbon sedang marak terjadi di sekitar kita. Mulai dari perubahan suhu yang signifikan hingga tingginya emisi karbon yang dihasilkan mendorong terciptanya target global berupa Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 mendatang. Mendukung target tersebut Pertamina membentuk subholding yang berfokus pada pengembangan energi baru terbarukan dan inisiatif hijau bernama New Renewable Energy (NRE). NRE berperan aktif dalam pembentukan Green Energy dan pelaksanaan Green Movement.
Foto Bercerita

Xtimes? Time to explore! Hai semua kami dari SMAN 3 Malang yang membawakan topik cukup hangat dibicarakan. Kalian merasa ga sih kalo bumi semakin lama semakin banyak menampung limbah yang tak terurai? Berangkat dari keresahan kami selama ini melalui Xplore IDN Times kami mencari tahu lebih dalam penyebab-penyebab dari menumpuknya sampah di TPS3R Buring Malang. Semoga dari pengamatan dan opini kami ini bisa memberikan pengaruh positif yang signifikan! Xtimes? Time to explore!
Foto Bercerita

Langkah awal dalam memulai pembuatan mading ini adalah dengan berkumpul dan berdiskusi bersama. Kami menyatukan segala ide dan pengetahuan tentang permasalahan lingkungan dan berfokus di permasalahan sampah yang tak pernah terselesaikan. Tema ini kami ambil karena rasa khawatir kami jika permasalahan ini terus terjadi hingga generasi-generasi mendatang. Berbagai observasi kami lakukan untuk mendapatkan data yang mendukung.
Foto Bercerita

Setelah mendapat data yang cukup, kami melakukan konsultasi pada guru pendamping dan mengikuti beberapa minicamp yang diselenggarakan IDN Times Xplore. Dari itu semua kami mendapat ilmu yang berguna dalam penyusunan mading ini.
Foto Bercerita

Perjalanan panjang yang telah Xtimes lalui, memberi banyak pengalaman dan ilmu baru. Dari kegiatan ini, muncul kesadaran kami akan besarnya dampak yang dihasilkan dari menyikapi sampah. Banyaknya permasalahan sampah yang kami temukan saat observasi, mendorong kami untuk lebih peduli dan melakukan tindakan penguranagan sampah.
Permasalahan sampah memang belum teratasi hingga saat ini. Namun, kami yakin permasalahan sampah bisa diatasi bersama-sama. Kerja sama para generasi muda, pelajar, dan masyarakat pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini. Mari bersama-sama mendukung gerakan peduli sampah agar tercipta masa depan yang bersih tanpa limbah.
Xtimes? Time to Explore!