- Guru Pembina : Nur Hayati, S.Pd.
- Ketua Kelompok : Zahra Nuraini
- Anggota 1 : Aurelya Aldha Ferent
- Anggota 2 : Keisha Zahra Cantika
- Anggota 3 : Aisah Kayla Pahlevi
[MADING] kita Yang Meninggalkan Jejak

Halo, sahabat biru!
Mading digital kali ini menghadirkan kisah tentang pantai—dari keindahan matahari terbenam hingga tantangan besar menjaga kebersihannya. Bayangkan kita mempunyai pantai tanpa sampah, hanya ada pasir putih, ombak yang jernih, dan angin yang menenangkan. Itulah impian yang ingin kita wujudkan bersama. Dalam mading digital ini, kita tim wallmagzone.smasa dari SMA NEGERI 1 Surabaya mengangkat isu penting seputar pantai dan langkah sederhana untuk merawatnya.
Tim Redaksi kami terdiri dari :
Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata pantai? Bukankah pantai adalah tempat yang indah, tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit di pagi hari dan matahari tenggelam di sore hari? Banyak orang menganggap bahwa pantai adalah lokasi paling ampuh untuk menenangkan diri, melepas penat dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Hamparan pasir yang luas, deburan ombak yang berkejaran, serta semilir angin laut menjadi perpaduan sempurna bagi siapa saja yang ingin menemukan kedamaian.
Namun, masih adakah pantai indah itu? Seperti cerita nenek dahulu, katanya kita memiliki pantai yang begitu mempesona—bak serpihan surga yang jatuh ke bumi. Cerita-cerita nenek selalu menghadirkan gambaran tentang pantai yang jernih, bersih, dan menenangkan. Aku pun tumbuh dengan impian untuk suatu hari bisa melihat pantai seperti yang nenek gambarkan.
Sayangnya, pantai yang kini ada tak lagi seindah dulu. Keindahan yang diwariskan alam seolah terkubur oleh jejak ketidakpedulian manusia. Pantai sekarang bukanlah tempat yang tenang dan bersih, melainkan lokasi yang dipenuhi sampah plastik, sisa makanan, hingga limbah rumah tangga dari tangan-tangan tak bertanggung jawab. Keadaan ini menjadikan pantai bukan lagi tempat pelarian untuk mencari ketenangan, melainkan cermin dari masalah lingkungan yang semakin parah.
Bukti nyata bisa kita lihat dari berita tentang Pantai Kenjeran di Surabaya. Pada Juni 2025 lalu, sebanyak 580 kilogram sampah berhasil diangkat dari kawasan pantai tersebut, didominasi sampah plastik sekali pakai (Kompas.com, 10 Juni 2025). Angka ini menunjukkan betapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh perilaku manusia yang tidak bijak dalam mengelola limbah. Alih-alih menjaga, kita justru merusak warisan alam yang seharusnya bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Esai: Kesimpulan

Pantai yang dahulu menjadi kebanggaan, kini berubah menjadi tempat penuh ironi. Jika tidak ada kesadaran untuk menjaga kebersihan, cerita tentang pantai indah seperti yang dikisahkan nenek hanya akan tinggal kenangan. Karena itu, menjaga pantai bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua sebagai masyarakat. Dengan langkah kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi plastik sekali pakai, dan ikut serta dalam kegiatan bersih pantai, kita bisa mengembalikan keindahan pantai agar benar-benar menjadi tempat yang layak disebut serpihan surga.
Infografik

Generasi muda punya peran penting dalam menjaga bumi, terutama laut dan pantai yang kini terancam oleh sampah dan pencemaran. Lewat gerakan Eco-Warrior Mode dan kampanye IndoPacific Blue Mission, kita diajak untuk bertindak nyata (kurangi plastik sekali pakai, kelola sampah dengan bijak, dan ikut serta dalam aksi bersih pantai.)
Dengan semangat 3T—Tertata, Terawat, Terlestari—dan gotong royong, kita bisa membangun ekosistem yang sehat dan berkelanjutan. Setiap langkah kecil, dari memilah sampah hingga mengajak teman peduli lingkungan, adalah kontribusi besar untuk semesta.
Rubik Diskusi: Infografik Pertamina

PLTS Nelayan hadir sebagai jawaban atas tantangan energi di pesisir. Selama ini, banyak nelayan masih bergantung pada BBM untuk penerangan dan aktivitas melaut, yang tidak hanya mahal, tapi juga mencemari lingkungan. Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Surya memberi harapan baru mengenai energi bersih, hemat biaya, dan ramah lingkungan.
Kami memilih tema ini bukan hanya sekadar teknologi, melainkan solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan sekaligus menjaga keberlanjutan alam laut. Dengan energi matahari, nelayan bisa melaut lebih efisien, menyimpan hasil tangkapan dengan baik, dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Foto Bercerita

Di balik layar pembuatan video pendek ini, kami mencoba merekam kenyataan yang sering terabaikan—sampah yang menumpuk di tepi pantai. Dengan kamera sederhana dan langkah kecil, kami ingin menyampaikan pesan bahwa laut bukanlah tempat sampah, melainkan rumah bagi kehidupan. Proses ini bukan sekadar dokumentasi, tapi juga ajakan untuk peduli, agar pantai tetap indah dan lestari.