Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Sebuah Langkah di Antara Polusi dan Sampah

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/PIXELOGY_SMA Waskito

HAI SOBAT PIXEL! Sampah dan polusi udara adalah masalah yang paling sering kita temui di lingkungan sekitar terutama di Kota Tangerang Selatan. Ironisnya, banyak yang masih menganggap sampah hanya sebagai masalah, bukan peluang, ditambah kesadaran masyarakat yang minim dan pemerintah yang abai membuat masalah ini tak kunjung selesai. Lalu bagaimana tindakan kita sebagai pelajar dan masyarakat?

Perkenalkan, kami adalah tim PIXELOGY SMA Waskito dari Kota Tangerang Selatan, dengan tim redaksi kami terdiri dari:

1. Rizky Ana Awlijen (Guru Pembimbing)

2. Anindyaswari Lintang Sindhalu (Penulis dan Editor Esai)

3. Aurellia Ramadhani Kanigoro (Desainer Infografis & Rubrik)

4. Fazli Abyaz Hanif (Editor Video Reels)

5. Khairina Sassi Rahmadani (Desain Cover Mading)

6. Medina Kaleeza Faried (Desainer Infografis & Rubrik)

7. Rafif Ersyad Sharim (Penulis dan Editor Esai)

Kali ini kami menghadirkan solusi dari permasalahan kecil yang dapat berdampak besar bagi kita. Bersama tim PIXELOGY, yuk kita ulas bersama!

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/PIXELOGY_SMA Waskito

Kota Tangerang Selatan bukanlah kota yang bisa dibilang “bersih” ditambah dengan fakta bahwa polusi udara dan sampah telah menjadi masalah lingkungan yang menggerogoti. Dilansir dari Kompas, data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup menyajikan bahwa selama tahun 2024, Kota Tangerang Selatan menimbun sampah organik, non-organik, sampai limbah B3 sebanyak 1.022 ton dengan total 373.267 ton. Di samping itu, menurut DataIndonesia.id pada tahun 2024 menunjukan bahwa Kota Tangerang Selatan menjadi kota nomor 1 dengan kualitas udara terburuk di ASEAN. Data-data di atas menunjukan betapa buruknya penanggulangan sampah di Kota Tangerang Selatan, apalagi dengan mempertimbangkan dampak kedua masalah itu seperti terganggunya kesehatan serta menurunnya kualitas tempat tinggal masyarakat dan penyakit yang menyebar dengan cepat menjadi satu dari sekian banyaknya dampak buruk dari sampah yang tidak ditangani dengan baik.

Pasal 65 dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak akan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, partisipasi, dan keadilan dalam memenuhi haknya akan lingkungan hidup yang sehat. Sayangnya, adanya polusi udara membuat masyarakat kehilangan haknya untuk hidup di lingkungan yang tidak hanya menampung raga, melainkan mumpuni dan baik bagi kesehatan jiwa ataupun tubuh karena mengurangi kenyamanan dan kesehatan para penduduknya.  

Meskipun begitu, masalah-masalah ini muncul bukan tanpa sebab. Ada tiga faktor penyebab polusi udara di kota Tangerang Selatan, seperti aktivitas industri yang meluas, pertumbuhan penduduk, dan ketimpangan antara lahan pembuangan dan volume sampah yang merupakan benih permasalahannya. Masyarakat Tangsel bergantung pada TPST Cipeucang untuk menampung sampah-sampah mereka, namun, TPST tersebut hanya sanggup menampung volume sampah sebanyak 300 sampai 400 ton, padahal total volume sampah yang dihasilkan bisa mencapai 1.000 ton per harinya. Dampaknya adalah pencemaran yang meluas dan pembuangan sampah secara ilegal dikarenakan kurangnya tempat penampungan sampah, kesadaran masyarakat yang rendah juga menjadi awal permasalahan sampah-sampah yang tidak tertangani dengan benar. Pembakaran dan penumpukan sampah masih menjadi cara paling lumrah di kalangan masyarakat—padahal dengan penanganan yang baik dan benar, sampah-sampah ini bisa diolah menjadi produk-produk yang menghasilkan pundi-pundi rupiah, seperti yang dilakukan Precious Plastic.

Precious Plastic di Indonesia adalah komunitas yang gerakannya berpusat pada ide global Precious Plastic yang didirikan oleh Dave Hakkens di Belanda. Mereka memanfaatkan mesin daur ulang sederhana untuk mengolah plastik bekas, yang dibuat dari bahan lokal dengan biaya murah sehingga bisa digunakan oleh masyarakat desa atau komunitas kecil. Hasilnya juga tidak main-main, sampah dan limbah yang awalnya tak bernilai dapat disulap menjadi barang-barang yang menghasilkan cuan seperti meja, kursi, aksesoris, peralatan rumah tangga, hingga produk seni yang bernilai jual tinggi. Tidak hanya menghasilkan uang, mereka juga memberdayakan masyarakat dengan ilmu dan keterampilan mendaur ulang, sehingga membuka peluang usaha bagi para pejuang rupiah hingga ikut mendukung visi negara Indonesia untuk mengurangi sampah plastik hingga 70% banyaknya.

Tetapi, apakah hanya sampah non-organik saja yang dapat menghasilkan barang-barang berguna? Tentu tidak, sampah organik juga dapat diubah menjadi produk-produk bermanfaat.

Membakar dan menumpuk daun-daun kering adalah penanganan sampah yang tidak bertangggung jawab, namun masih sering dilakukan bahkan dianggap hal yang lumrah bagi sebagian masyarakat. Setiap langkah—kecil ataupun besar—tetaplah berarti. Seribu langkah kecil dapat menghasilkan satu perubahan berarti. Oleh karena itu, siswa-siswi SMA Waskito membuat solusi yang terlihat sederhana, namun berdampak besar bagi lingkungan kita. Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi polusi udara dan sampah, TERRABU—meski namanya terdengar asing—dapat menjadi langkah berarti. TERRABU adalah jenis bubuk yang terbuat dari daun-daun kering dan dapat diolah kembali ke bentuk lain, serta menggunakan daun sebagai bahan utama. TERRABU adalah serbuk serbaguna yang dapat mengasilkan banyak sekali produk-produk organik, briquette, kertas kemas, activator eco-enzyme, pengusir hama ringan, pupuk cair, dan bio-board. TERRABU memenuhi 4 prinsip pengolahan sampah (Reduce, Reuse, Recycle, dan Repair) dan berkorelasi dengan Sustainable Development Goals atau SDGs nomor tiga, tujuh, delapan, dan tiga belas.

Salah satu contoh briquette yang telah kami kembangkan adalah TERRABRIQUETTES! Keuntungannya ialah mengurangi emisi karbon, hasil pembakaran yang bagus, menghasilkan panas yang stabil, dan semua bahannya menggunakan bahan organik yang aman dan ramah lingkungan. Lalu, bagaimana TERRABRIQUETTES mampu menjadi solusi atas permasalahan sampah dan polusi udara?

Jawabannya terletak dalam proses dan hasil pembuatannya. Ketika kita menggunakan material organik, seperti daun kering, kita membantu mengurangi jumlah sampah organik yang akan tertimbun dengan mengolahnya kembali menjadi sesuatu yang berguna. Selain itu, penggunaan TERRABRIQUETTE sebagai pengganti arang dalam rumah tangga mampu membantu mengurangi polusi udara dan zat-zat berbahaya yang dihasilkan oleh arang, sehingga membuat kondisi udara menjadi lebih sehat. Jika kita mengalihkan limbah sampah organik (seperti daun kering dan gobog pisang) dari TPS ke pabrik atau produsen yang mengolahnya menjadi TERRABRIQUETTE, akan mengurangi jumlah sampah organik yang tertimbun dalam jumlah besar, membuat lingkungan menjadi lebih bersih, dan memudahkan orang-orang untuk memilah sampah jenis lain dikarenakan sampah organik telah tersortir ke produsen. 

Esai: Kesimpulan

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/PIXELOGY_SMA Waskito

Masih banyak masyarakat yang mengolah sampah dengan cara dibakar tanpa mengetahui bahwa sampah sederhana seperti dedaunan kering dapat membawa manfaat yang lebih baik untuk kita. Generasi muda seharusnya membuat solusi, bukan menolak solusi dengan iming-iming kemudahan yang lebih cepat. Tidak semua hal instan baik untuk kita. Tindakan kecil seperti membuang sampah sembarangan atau membakar sampah dapat menimbulkan dampak besar. Secara tidak sadar kita telah merusak bumi secara perlahan! Emisi karbon yang berlebihan, banyak masyarakat yang terkena penyakit karena lingkungan rusak, banjir di mana-mana, efek rumah kaca yang perlahan mengikis kehidupan di bumi kita—bahkan tidak hanya manusia, hewan dan juga tumbuhan juga mengalami dampaknya. Kita bukan hanya korban tetapi juga pelaku, maka dari itu marilah kita jaga bumi kita. Semua dimulai dari hal kecil yang tak terpikirkan. Seorang tokoh inspirasi, Martin Luther King Jr. berkata: "Ambil langkah pertama dalam keyakinanmu. Kamu tidak harus melihat seluruh anak tangga, cukup ambil langkah pertama!”. Dengan dukungan beserta upaya dari berbagai pihak, dengan saling merangkul dan menjinjing beban, maka lingkungan bebas polusi dan hidup bebas sampah bukanlah sekadar angan-angan. 

Infografik

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/PIXELOGY_SMA Waskito

TERRABU serbuk ajaib hasil dari pengolahan sampah organik, TERRABU sendiri dibuat dari bahan yang ada di sekitar kita, yaitu dedaunan kering. sampah organik yang sangat sering kita temui berserakan di lingkungan sekitar kita, masyarakt awam menangani sampah ini dengan cara di bakar hingga menyebabkan polusi udara, namun kami menemukan cara unik untuk mengolahnya. TEERABU adalah bahan dasar untuk membuat banyak sekali produk ramah lingkungan. TERRABRIQUETTE contohnyan TERRABRIQUETTE adalah briket organik yang lebih baik daripada briket pada umumnya, emisi karbon yang lebih rendah, asap yang tidak membuat sakit mata dan 100% terbuat dari bahan bahan alami. TERRABU telah memenangkan penghargaan Juara 1 Runner-Up

"Solid Waste Management Plan & Technology Innovation Competition" di British School Jakarta dalam rangka BSJ 50th Anniversary.

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/PIXELOGY_SMA Waskito

Bioavtur SAF adalah bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat hasil kolaborasi Pertamina dan lembaga riset dalam negeri. Terbuat dari campuran avtur fosil dan bahan nabati, emisinya lebih rendah dibanding avtur biasa. Bahan baku utamanya adalah minyak sawit yang diolah menjadi hydroprocessed esters and fatty acids (HEFA).

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/PIXELOGY_SMA Waskito

Segala Kegiatan kami, kami lakukan bersama. Susah,senang bahkan semua kesulitan ini kami hadapi bersama, kami belajar hal baru dan mendapat pengalaman baru. Foto bercerita di atas adalah dokumentasi kami disaat sedang merangkai mading, baik itu dari esai, infografis, rubrik, dan sebagainya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Emosi Negatif yang Sering Menguras Energimu Tanpa Disadari

18 Sep 2025, 18:27 WIBLife