Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Setetes Air, Selamatkan Masa Depan

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo

Hey, Eco Warriors! Kami Tim Fourtignite dari SMAN 1 Jogorogo mengangkat tema hemat air, “Setetes air, Selamatkan Masa Depan”. Kami percaya satu tetes air punya kekuatan untuk menyelamatkan masa depan. Dengan adanya karya mading digital dan video dari tim Fourtignite ini dapat menggerakkan kesadaran, mulai dari diri kita, keluarga, hingga menjadi budaya bagi masyarakat. 

Redaksi kami terdiri dari:

Guru pendamping:

  • Lina Nurohmatin, S.Pd., Gr

Ketua:

  • Lathifa Putri Candraningtyas

Anggota: 

  • Cantika Tiara Putri Arifin,
  • Masayu Rahmawati,
  • Brilian kusuma Mukti.

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyutingan dari redaksi IDN Times. 

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo

Air merupakan kebutuhan fundamental bagi seluruh makhluk hidup. Manusia memanfaatkan air bersih untuk berbagai aktivitas, mulai dari konsumsi hingga sanitasi. Namun, ketersediaannya tidak sebesar yang kita bayangkan. Berdasarkan data U.S. Geological Survey (2019), hanya 2,5% air di bumi yang tergolong air tawar dan bisa digunakan manusia. Mayoritas sisanya berupa air laut dengan kandungan garam tinggi yang tidak layak diminum. Fakta ini menunjukkan bahwa air bersih adalah sumber daya langka yang harus dijaga.

Lantas, apakah krisis air hanyalah isu sepele atau benar-benar ancaman nyata bagi masa depan? Faktanya, lebih dari 40 persen penduduk dunia dilaporkan masih kesulitan mengakses air layak. Dampaknya sangat serius, yakni setiap tahun sekitar 3,5 juta orang meninggal akibat penyakit yang bersumber dari air kotor. Data Gospel For Asia mencatat, penyakit Diare saja bisa merenggut hingga 485 ribu nyawa per tahun. Fakta ini menegaskan bahwa krisis air bukan sekadar isu lingkungan, melainkan masalah global yang mendesak untuk ditangani.

Mengapa krisis air terjadi? Krisis air bersih pada dasarnya adalah kondisi ketika jumlah air yang tersedia tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup. Ada sejumlah faktor utama yang memicu terjadinya kelangkaan air:

  • Perubahan iklim → suhu bumi meningkat, musim hujan dan kemarau semakin tidak menentu, kekeringan pun lebih sering terjadi;
  • Pencemaran air → limbah industri, pertanian, hingga rumah tangga mencemari sungai dan danau;
  • Pemakaian berlebihan → air tanah dieksploitasi tanpa kendali, membuat banyak sumur mengering;
  • Kerusakan alam → deforestasi dan alih fungsi lahan mengganggu siklus alami air.

Apa saja dampak krisis air? Kekurangan air bersih bukan hanya soal tidak bisa mandi atau minum dengan nyaman. Dampaknya jauh lebih luas dan merembet ke berbagai sektor, antara lain:

  • Kesehatan → meningkatnya penyakit berbahaya akibat air kotor;
  • Ekonomi → biaya pengobatan melonjak, pertanian gagal panen, industri terhambat;
  • Lingkungan → sungai mati, ekosistem rusak, flora dan fauna kehilangan habitat.

Artinya, krisis air tidak sekadar masalah lingkungan, tetapi juga menyangkut isu sosial, ekonomi, hingga kemanusiaan.

Apa yang bisa kita lakukan? Meski terlihat besar dan rumit, masalah ini tetap bisa dihadapi bersama. Kuncinya ada pada langkah kecil yang konsisten. Tidak perlu mewah, tetapi jika dilakukan oleh banyak orang, dampaknya akan terasa nyata.

  • Di rumah → biasakan mematikan keran saat sikat gigi, gunakan air secukupnya, dan hindari pemborosan;
  • Di sekolah → adakan kampanye hemat air, ajak teman untuk peduli, dan lakukan aksi nyata menjaga lingkungan;
  • Secara global → dukung teknologi pengolahan air, kebijakan ramah lingkungan, serta program reforestasi.

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo

Air adalah kehidupan. Dari setiap tetesnya, bumi bisa bernapas. Sayangnya, kita sering memperlakukannya seolah tak akan pernah habis. Jika pemborosan dan pencemaran terus dibiarkan, generasi mendatang mungkin akan menghadapi kenyataan pahit, seperti sulitnya mendapatkan segelas air bersih.

Menghemat air sebenarnya bukan perkara rumit, tapi sering kita abaikan. Padahal, menjaga air berarti menjaga masa depan. Hemat air bukan hanya pilihan, melainkan tanggung jawab. Sudah saatnya kita berhenti menganggap air sebagai sesuatu yang selalu ada. Mulailah melihatnya sebagai amanah yang harus dilestarikan. Ingat, air bukan sekadar sumber daya, tapi warisan berharga bagi generasi berikutnya. Perubahan bisa dimulai dari langkah kecil hari ini. Sebab, setiap tindakan kita adalah napas bagi bumi. Jangan berhenti sampai bumi kembali tersenyum dengan sungai yang jernih dan pepohonan hijau. Ingatlah, setetes yang kita jaga hari ini bisa menjadi lautan perubahan bagi dunia esok.

Infografik

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo

Dengan ini kami mempersembahkan infografik “Setetes Air, Selamatkan Masa Depan” sebagai ajakan bagi generasi muda untuk menjadi garda terdepan dalam melindungi bumi dan memberi harapan baru bagi masa depan. Melalui desain yang telah tersaji, kami ingin menegaskan kembali bahwa air bukan sekadar warisan berharga, tapi juga tanggung jawab bersama. Dari langkah kecil inilah, kita berharap lahir inspirasi yang akan mendorong lebih banyak orang melakukan hal yang sama. 

Rubrik Diskusi-Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo

Air merupakan sumber daya yang ketersediannya semakin terancam akibat perubahan iklim dan populasi penduduk semakin meningkat. Dalam hal ini, sebagai energi perusahaan terbesar di Indonesia Pertamina memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam gerakan hemat air. Pertamina juga berkontribusi sebesar Rp. 401,73 triliun dan sekitar 20,71 persen dari total kontribusi BUMN, yang langsung menyuntikkan dana masif ke APBN.

Foto bercerita

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite_SMAN 1 Jogorogo

Data sumber:

https://www.bing.com/ck/a?!&&p=74604f0d5643b7304c2b6e5d9f59f0e4f185fe4464b8e6f7e63f6babbe8a5a71JmltdHM9MTc1NTczNDQwMA&ptn=3&ver=2&hsh=4&fclid=012a887b-5c13-6392-01b4-9e345d496263&psq=gerakan+hemat+air+menuju+indonesia+sehat+dan+sejahtera&u=a1aHR0cHM6Ly91bmlkYS5hYy5pZC9hcnRpa2VsL2dlcmFrYW4taGVtYXQtYWlyLW1lbnVqdS1pbmRvbmVzaWEtc2VoYXQtZGFuLXNlamFodGVyYQ&ntb=1

https://gospelforasia.org/global-water-crisis-2/global-water-crisis-facts?f_link_type=f_linkinlinenote&need_sec_link=1&sec_link_scene=im&theme=light

Aksi Nyata

IDN Times Xplore/Fourtignite SMAN 1 Jogorogo
IDN Times Xplore/Fourtignite_SMAN 1 Jogorogo

Kami bersyukur setiap proses yang telah kita jalani dari diskusi awal hingga karya ini selesai. Terimakasih kepada semua tim yang terlibat dalam proses pembuatan mading digital, karena tanpa ada nya kebersamaan, karya ini tidak akan terwujud.

inilah beberapa foto behind the scene selama proses pembuatan mading digital. Semoga dengan karya kami bisa menginspirasi banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Life

See More

[MADING] Si Kecil untuk Solusi Besar

17 Sep 2025, 14:24 WIBLife