5 Bahaya Sekolah Label Favorit, Melupakan Tujuan Pendidikan

Tuntutlah ilmu bukan tuntutlah status sosial

Hingga saat ini masih banyak orang yang mengagungkan sekolah favorit baik negeri maupun swasta. Sekolah favorit adalah sekolah yang memiliki latar belakang murid maupun pengajar yang dianggap bagus oleh orang-orang.

Bagi orang-orang, pendidikan terbaik harus ditempuh di sekolah favorit. Tak jarang banyak murid menginginkan masuk sekolah favorit hanya karena gengsi belaka. Berikut lima bahaya sekolah label favorit.

1. Kesenjangan sosial

5 Bahaya Sekolah Label Favorit, Melupakan Tujuan Pendidikanilustrasi anak laki-laki mendapatkan medali (pexels/Karolina Grabowska)

Sekolah favorit selalu membuat orangtua ingin menyekolahkan anak di sekolah tersebut. Tak jarang label sekolah favorit selalu diperebutkan dan diburu banyak orang. Tanpa melakukan pemasaran pun, sekolah favorit selalu membius ribuan pendaftar.

Lain halnya dengan label sekolah non favorit, mereka perlu berjuang keras untuk mendapatkan murid agar kelak sekolahnya dapat bertahan. Tak jarang sekolah label non favorit seringkali dianggap sebagai sekolah buruk.

2. Obsesi yang berlebihan

5 Bahaya Sekolah Label Favorit, Melupakan Tujuan Pendidikanilustrasi orang yang berambisi (pexels/Andrea Piacquadio)

Bagi orangtua yang memiliki anak dengan akademik terbatas, mereka perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk anak. Anak diminta untuk mengikuti bimbingan belajar agar kelak bisa bersekolah di sekolah favorit dan meningkatkan prestasinya.

Orangtua tidak peduli apakah anak senang mengikuti bimbingan belajar atau tidak. Bagi orangtua yang terpenting anak bisa menaklukan sekolah favorit.

Baca Juga: Rebutan Sekolah Favorit Saat Zonasi, Muhadjir: Pengawasan Pemda Lemah

3. Perundungan terhadap sekolah lain

5 Bahaya Sekolah Label Favorit, Melupakan Tujuan Pendidikanilustrasi perundungan verbal (pexels/Keira Burton)

Tak jarang pihak sekolah favorit dan orang-orang melakukan perundungan verbal terhadap sekolah yang mereka anggap tidak favorit. Mereka menganggap bahwa sekolah non favorit tidak memiliki prestasi hebat dan hanya berisikan orang-orang dengan kualitas rendah.

Pihak sekolah favorit seringkali menasehati para murid bahwa sekolah non favorit tidak bisa bersaing dengan sekolahnya karena minimnya kualitas pendidikan yang mereka miliki. Sekolah favorit adalah sekolah impian semua orang di luar sana.

4. Meningkatkan gengsi

5 Bahaya Sekolah Label Favorit, Melupakan Tujuan Pendidikanilustrasi lingkungan sekolah yang hebat (pexels/Buro Millennial)

Bisa bersekolah di sekolah favorit akan membuat anak tampak hebat di mata orang-orang. Orangtua anakpun menjadi bahan pembicaraan tetangga dan kerabat secara positif. Orang-orang kagum kepada pola asuhnya yang yang bisa mendidik anak menjadi berprestasi dan bersekolah di sekolah favorit.

Bagi anak yang harus bersekolah di non favorit, mereka merasa malu karena akan dianggap sebagai anak kurang cerdas dan memiliki perilaku buruk oleh orang-orang.

5. Sekolah bukan tempat pembelajaran

5 Bahaya Sekolah Label Favorit, Melupakan Tujuan Pendidikanilustrasi beradu kecerdasan (pexels/Sebastian Arie Voortman)

Sekolah favorit seringkali berisikan murid yang pada dasarnya sudah memiliki kemampuan cepat menyerap informasi meskipun tanpa penjelasan yang rinci. Pengajarpun tidak perlu panjang lebar dalam menjelaskan pembelajaran kepada murid.

Di sini murid tidak belajar melainkan hanya saling menunjukan kehebatan masing-masing dan berusaha mendapat pengakuan untuk menjadi siapa yang terhebat. Pihak sekolahpun juga mendorong agar muridnya selalu berprestasi agar orang-orang kagum akan sekolah favorit.

Sekolah harusnya tempat untuk belajar dan berbagi ilmu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Bukan tempat untuk mengagungkan diri dan merendahkan yang lain. Semua sekolah adalah sama dan tidak ada sekolah label favorit karena tujuan sekolah adalah tempat belajar.

Baca Juga: Mindset Sekolah Favorit Jadi Pemicu Akal-akalan PPDB di Jogja

Restu Photo Writer Restu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya