5 Cara Menumbuhkan Citra Tubuh Positif kepada Anak

Salah satu panutan terbesar dalam hidup anak adalah orang tua mereka. Bagaimana anak berpikir dan bertindak sebagian besar dipengaruhi oleh cara orang tua berperilaku. Ini mengapa ada pepatah yang mengatakan, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.”

Orang tua bisa memberikan contoh dengan menekankan pentingnya kesehatan dan kebahagiaan daripada penampilan fisik semata. Selain itu, orang tua bisa mengajarkan anak sedari dini bahwa tiap orang memiliki wujud yang berbeda dan itu menjadikan manusia unik. Penting untuk orang tua memulai citra tubuh positif dari diri sendiri, sebelum mengajarkannya ke anak. 

Untuk membangun citra tubuh positif, orang tua bisa mengajarkan anak pola hidup sehat, meliputi makan dengan gizi seimbang, berolahraga teratur, tidur yang cukup, dan lainnya. Akan tetapi, orang tua harus berhati-hati mengenalkan pola hidup sehat kepada anak. Misalnya, jangan melabeli makanan sebagai baik atau buruk, melainkan fokus pada kandungan nutrisinya. Hal ini dilakukan guna menghindari anak merasa bersalah jika makan makanan tertentu.

Orang tua juga bisa mengajak anak mereka beraktivitas fisik sejak kecil. Mulai dari cara sederhana, seperti bersepeda, berlarian di taman, dan lainnya. Dengan memberikan penekanan bahwa kebiasaan sehat bertujuan untuk menjaga kesehatan, anak dapat memahami pentingnya merawat tubuh. 

Penting bagi orang tua untuk membahas isu tubuh secara positif dengan anak mereka. Jika anak mengajukan pertanyaan tentang penampilan fisik mereka, coba untuk memberikan tanggapan yang positif dan mendukung. Jika melihat iklan atau konten media sosial yang mempromosikan citra tubuh tidak realistis, orang tua dapat berdiskusi bersama anak tentang bagaimana media memengaruhi citra tubuh negatif tentang tubuh manusia. 

Dengan membahas isu tubuh secara positif, anak terbantu untuk tahu bahwa kebahagiaan dan harga diri tidak bergantung pada penampilan fisik. Menciptakan dialog terbuka tentang tubuh dan mengajarkan anak untuk merasa nyaman dengan tubuh sendiri adalah langkah penting dalam membentuk citra tubuh yang positif.

Dalam banyak kasus, orang tua adalah sumber pertama yang merusak citra tubuh anak. Mereka yang terbiasa dituntut untuk cantik/tampan versi orang tuanya dan norma sosial, cenderung rendah diri dan selalu merasa kurang dengan penampilannya. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya tidak memberikan tekanan berlebihan pada penampilan anak mereka. 

Anak-anak berhak merasa bebas untuk menjadi diri mereka sendiri dan tidak dipandang dari penampilan fisik saja. Dalam situasi ketika anak merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka, penting untuk memberikan dukungan emosional, mendengarkan mereka dengan penuh empati, dan memberikan pesan positif agar mereka percaya diri.  Ini penting guna menciptakan lingkungan yang sehat untuk kesehatan mental dan citra tubuh yang positif bagi anak. 

Faktor eksternal seperti lingkup pertemanan dapat memengaruhi citra tubuh seseorang. Orang tua memiliki peran untuk mengetahui hubungan mereka dengan teman-temannya. Hal ini bertujuan agar orang tua memahami kondisi anak dan mengidentifikasi adakah hal yang memengaruhi citra tubuh anak.

Masalah seperti perundungan atau tekanan teman sebaya (peer pressure) adalah masalah umum yang menyebabkan anak memiliki citra tubuh negatif. Jika ditemukan tanda-tanda pengaruh negatif dari lingkungan pertemanan, orang tua dapat memberikan dukungan emosional pada anak atau meminta bantuan pihak sekolah untuk mengatasi masalah ini. Dengan memahami lingkungan pertemanan anak, orang tua dapat memastikan anak tumbuh dengan keyakinan kuat bahwa mereka berharga. 

Dalam membentuk citra tubuh positif bagi anak-anak, peran orang tua adalah kunci. Dengan memberikan contoh sikap positif terhadap tubuh, mendukung kebiasaan hidup sehat, dan berkomunikasi dengan terbuka, orang tua dapat membantu anak menerima diri mereka apa adanya. Hal ini menjadi fondasi utama agar anak tumbuh dengan percaya diri dan menghargai perbedaan.