5 Hal yang Kerap Dirasakan Orangtua Tunggal, Ada Lelah dan Cemas

Tugas sebagai orangtua tidaklah ringan. Apalagi saat harus dipikul sendirian, tanpa pasangan. Tidak ada partner untuk saling meringankan beban dan bertukar pikiran.
Kehidupan orangtua tunggal dengan anak-anak yang masih kecil amatlah berat. Seorang ayah atau ibu dapat sampai tak punya waktu buat diri sendiri. Semua energinya tercurah buat bekerja dan mengurus anak, sehingga lima hal ini pun kerap mereka rasakan.
1. Lelah, tapi juga semangat demi anak-anak

Khususnya bagi orangtua tunggal yang tidak dibantu pengasuh, asisten rumah tangga, atau keluarga untuk mengasuh anak. Rasa lelah mereka luar biasa. Mereka harus bekerja sekaligus mengasuh anak dan beres-beres rumah. Bukan cuma tenaga yang terkuras, tapi juga pikiran.
Meski begitu, anak-anak juga menjadi sumber semangat mereka. Banyak pula orangtua tunggal yang tidak menyesali membesarkan anak-anak seorang diri. Sebab, anak-anak adalah belahan jiwa mereka yang sesungguhnya.
2. Ada kekhawatiran kelak pasangan baru tak bisa menerima anaknya

Orangtua tunggal yang masih muda biasanya cukup terbuka dengan kemungkinan suatu saat mereka menikah lagi. Namun, tentu ini tak berarti mereka tidak mengalami hambatan. Meski orang-orang di sekitar mendukung, hambatan justru timbul dari diri mereka.
Selain masih ada rasa trauma akibat pernikahan sebelumnya, orangtua tunggal juga kerap khawatir pasangannya nanti gak betul-betul sayang ke anak. Saat masih PDKT mungkin anak diperlakukan dengan manis, tapi belum tentu tetap begitu setelah menikah.
3. Kadang bertekad untuk tidak menikah lagi

Sebagian orangtua tunggal benar-benar jera untuk kembali berumah tangga. Fokus mereka hanya membesarkan anak-anak dan membahagiakannya. Mereka tidak mau anak kekurangan kasih sayang bila cinta orangtua terbagi untuk pasangan baru dan anak yang lahir kemudian.
Untuk orangtua tunggal dengan anak yang sudah cukup besar, keengganan buat berumah tangga lagi umumnya demi mencegah konflik. Mereka tak mau anak merasa ayah atau ibu baru cuma ingin mendapatkan harta mereka. Jika sampai terjadi konflik antara anak dengan orangtua tiri, sulit buat membela salah satunya.
4. Takut jika sesuatu yang buruk menimpanya, padahal anak masih kecil

Orangtua tunggal juga dibayangi kekhawatiran tentang takdir mereka. Kalau sampai mereka sakit keras atau meninggal dunia, nanti siapa yang akan menjaga anaknya? Sekalipun sekarang ada kakek dan neneknya, keduanya tentu akan makin tua ketika anak masih butuh bimbingan.
Sedang saudara-saudara yang lain belum tentu memiliki kepedulian yang besar terhadap anak. Bisa-bisa anak telantar jika orangtua sakit keras atau meninggal dunia saat mereka masih kecil. Jika anak telah memasuki usia dewasa, orangtua lebih tenang.
5. Berharap anak tetap bahagia tanpa orangtua lengkap

Kebahagiaan anak menjadi prioritas orangtua tunggal yang mendapatkan hak asuh. Terlebih jika mantan suami atau istrinya betul-betul tak peduli lagi pada anak. Orangtua tunggal selalu ingin memastikan anak cukup bahagia.
Tak jarang beban besar membahagiakan anak tanpa pasangan membuat orangtua tunggal tertekan. Seceria apa pun anak, mereka kerap cemas kalau-kalau ada kesedihan yang disembunyikan. Kepedihan itu bakal terus menggerogoti jiwa anak dan kelak memunculkan berbagai masalah.
Penting untuk orangtua tunggal memperoleh sebanyak mungkin dukungan dari orang-orang terdekatnya. Jangan justru dicela, apa pun penyebab berakhirnya rumah tangga mereka. Memberi support pada orangtua tunggal sama dengan melindungi dan menyalurkan kasih sayang pada anak-anaknya.