5 Perasaan Anak Dibesarkan Kakek Nenek, Gak Selalu Sedih

Ada beberapa penyebab seorang anak justru dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Pertama, orangtua bekerja di tempat yang jauh dan gak bisa membawa anak. Kedua, perceraian orangtua membuat anak telantar.
Ketiga, orangtua meninggal dunia. Keempat, orangtua sakit berat baik secara fisik maupun psikis atau berhadapan dengan masalah hukum sehingga tidak mampu mengasuh anak. Kelima, orangtua memiliki banyak anak dan menitipkan salah satunya pada kakek nenek.
Apa pun penyebabnya, dibesarkan oleh kakek nenek pastinya memengaruhi kehidupan anak. Ia biasanya merasakan kelima hal di bawah ini. Untuk orangtua yang hendak menitipkan anak pada kakek neneknya, sebaiknya dipertimbangkan lagi, ya.
1. Sudah menganggap mereka sebagai orangtua sendiri

Bagi anak yang sejak kecil hidup bersama kakek dan neneknya, persoalan silsilah tak lagi utama. Terpenting untuknya ialah siapa yang selalu ada di sisinya, menjaganya, mendidiknya, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Gak jarang anak bahkan memanggil kakek dan neneknya selayaknya pada orangtua. Misalnya, kakek dipanggil bapak dan nenek dipanggil ibu. Sedang ayah kandung dipanggil papa dan ibu kandung disebutnya mama. Dari panggilannya saja, kedudukan kakek nenek dengan orangtua sudah setara di mata anak.
2. Malah merasa canggung pada orangtua kandung

Usia anak-anak adalah masa dia sangat mudah lekat pada orang yang setiap hari dijumpai. Tak heran apabila tinggal bersama kakek nenek selama bertahun-tahun biasanya bikin anak gak bisa dekat dengan orangtua. Misalnya, ketika orangtua kandung pulang dari perantauan.
Sekalipun orangtua bekerja untuknya dan menyayanginya, anak merasa canggung. Dia menjadi lebih pendiam selama orangtua di rumah. Berbeda dengan jika anak baru tinggal bersama kakek nenek di akhir masa remaja. Hubungan erat dengan orangtua sudah terlebih dahulu terbentuk.
3. Terkadang iri pada teman yang diasuh penuh oleh orangtua

Rasa nyaman anak tinggal bersama kakek nenek tidak serta-merta menghilangkan rasa irinya saat melihat teman atau saudara sepupu. Mereka terlihat bahagia dibesarkan oleh orangtua kandung. Walaupun anak juga diperlakukan dengan baik oleh kakek neneknya, tentu ia pernah bertanya-tanya.
"Kenapa aku tidak diasuh oleh orangtua? Apakah mereka kurang menyayangiku?" Meski pertanyaan ini tak pernah dilontarkan anak, kakek dan nenek perlu peka. Jelaskan situasinya agar anak gak keliru mengambil kesimpulan sendiri.
4. Ada kekhawatiran akan kehilangan kakek nenek

Begitu anak memahami usia kakek dan neneknya makin senja dan itu sangat memengaruhi kesehatan mereka, ia akan cemas. Jangan-jangan, tidak lama lagi kakek atau neneknya meninggal dunia. Bisa-bisa dia hidup sebatang kara di usia belia.
Kecemasan ini wajib dipahami oleh orangtua yang menitipkan anak pada kakek dan neneknya. Jika orangtua tidak ada, keluarga besar seperti om dan tantenya perlu meyakinkan anak bahwa mereka semua menyayanginya. Apabila terjadi sesuatu yang buruk pada kakek nenek, mereka akan ada untuk anak.
5. Kurang nyambung saat berkomunikasi dengan kakek nenek

Ini dirasakan terutama oleh anak yang beranjak remaja. Dunia mereka makin luas dan menunjukkan banyak perbedaan dari zaman kakek neneknya muda. Anak ingin membicarakan hal-hal kekinian dengan mereka pun menjadi sulit.
Akibatnya, dia lebih pendiam di rumah. Terburuk, anak dapat merasa diri dan kehidupannya sebagai remaja zaman sekarang tak dipahami oleh kakek dan nenek. Jangan sampai anak kabur dari rumah atau salah pergaulan.
Dalam kondisi terpaksa sekali, anak berada dalam pengasuhan kakek neneknya memang lebih baik ketimbang ia telantar. Akan tetapi, pasangan suami istri wajib memiliki komitmen kuat buat bertanggung jawab penuh atas anak. Sebisa mungkin anak diasuh sendiri atau dia hanya bakal mengakui status orangtua di atas kertas. Namun batin anak lebih terikat pada kakek neneknya.