5 Tips Healing dari Lingkungan Keluarga yang Disfungsional, Ikuti!

Dilansir Marriage, Rachel Pace, expert blogger, menjelaskan, keluarga disfungsional memiliki berbagai konflik internal dan eksternal yang pada gilirannya bisa berdampak parah pada kebutuhan fundamental dalam lingkungan keluarga. Beberapa konflik tersebut seperti, kekerasan, persaingan antar saudara yang berlebihan, penyalahgunaan alkohol, dan lainnya.
Berbagai konflik tersebut biasanya akan memberikan pengaruh cukup besar terhadap perkembangan mental anggota keluarga, terutama anak. Buat kamu yang mengalami hal tersebut, di bawah ini ada beberapa tips healing yang bisa kamu ikuti.
1. Cari tahu disfungsi apa yang ada di dalam keluarga

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk "menyembuhkan" diri dari lingkungan keluarga disfungsional adalah mencari tahu terlebih dahulu disfungsi yang terjadi di keluargamu. Apakah hal tersebut karena orangtuamu menuntut terlalu banyak dan mengharapkan kamu jadi sosok yang sempurna, atau ada alasan lain.
Pace menjelaskan, secara sederhana, kamu bisa lakukan identifikasi dan beri label perilaku yang disfungsional, kemudian kenali apa dampak yang ditimbulkannya pada dirimu. Misal, kamu jadi stres, merasa sedih, atau memiliki masalah kecemasan.
Rossane Snee, seorang terapis, dikutip Lifehack, mengemukakan, untuk proses penyembuhannya, kamu bisa coba untuk menghentikan peran yang gak pantas untuk dimainkan. Kamu memiliki hak atas hidupmu, apakah tuntutan yang dibebankan itu berdampak baik untukmu atau sebaliknya.
2. Berkomitmen untuk mengakhiri polanya

Orangtuamu mungkin dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang disfungsi, hingga akhirnya pola tersebut harus kembali terulang pada kehidupanmu. Dilansir We Have Kids, Carlfred Broderick, seorang psikolog, menjelaskan, untuk memutus polanya kamu perlu menemukan cara agar gak menularkannya kepada generasi selanjutnya.
"Contoh paling penting adalah orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan yang kasar dan merusak secara emosional yang menemukan cara untuk menolak menularkannya kepada anak-anak mereka. Mereka menyangkal pengamatan bahwa anak-anak yang dilecehkan menjadi orangtua yang kasar, anak-anak pecandu alkohol menjadi pecandu saat dia dewasa," ungkapnya.
Broderick juga menambahkan, tugas dari "korban" yang tinggal di lingkungan keluarga disfungsional adalah berkontribusi untuk menyaring destruktivitas garis keturunannya agar bisa memiliki landasan yang mampu membangun kehidupan yang lebih produktif. Artinya, untuk bisa sembuh kamu perlu memahami bahwa masa lalu gak mendefinisikan kamu.
3. Berikan batasan yang tegas

Jika kamu sangat sadar bahwa berada di lingkungan keluargamu memberikan dampak negatif, maka berilah batasan yang tegas. Ingat, kamu gak memiliki tanggung jawab apa pun atas perasaan anggota keluarga yang disfungsional.
Dikutip wikiHow, Laurel Schwartz, crisis counselor, menyebutkan, kamu bisa memberitahu anggota keluargamu saat mereka melewati batasan. Dalam penyampaiannya, kamu gak harus bertindak agresif atau kejam.
Misalnya, jika membahas hal-hal pribadi tentang kehidupanmu selalu berakhir buruk, sebaiknya coba sampaikan saat anggota keluargamu mulai memancing ke arah itu. Kamu bisa berkata bahwa kamu menghargai perhatian yang diberikan oleh anggota keluarga, tapi saat ini kamu belum mau membahas hal tersebut lebih lanjut.
4. Berlatih mengatur emosi

Selanjutnya, melatih mengatur emosi juga penting dilakukan untuk proses penyembuhanmu dari lingkungan keluarga yang disfungsional. Mengatur emosi bukan berarti kamu gak boleh merasa marah atau kesal ketika ada sesuatu yang gak baik, melainkan terima segala emosi yang kamu rasakan dan luapkan dengan cara yang tepat.
Schwartz mengemukakan, saat merasa marah temukan cara produktif untuk melampiaskannya. Kamu bisa curhat dengan teman dekat, menuliskan kemarahanmu di kertas dan membakarnya, menggambar, atau bernyanyi keras. Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam melampiaskan emosinya.
5. Mendatangi terapis

Rasanya pasti sulit menghadapi beban emosional dari keluarga disfungsional sendiri, sehingga mendatangi seorang terapis terpercaya bisa membantu kamu untuk mengatasi permasalahan emosi yang disebabkan karena lingkungan keluargamu itu. McKenna Meyers, seorang life coach, dari We Have Kids, menyebutkan, terapis bisa memberikan gambaran terkait garis hidup yang dibutuhkan dan membawa keluar dari kegelapan.
"Terapis membantu saya mengatasi luka lama yang terbuka kembali. Dia menghubungkan titik-titik itu, sehingga saya dapat melihat gambaran besarnya, bagaimana kesedihan saya saat ini," tuturnya.
Selain akan mendengarkan segala keluh kesah dan masalah yang kamu hadapi, seorang terapis juga akan membimbingmu untuk bisa menyelesaikan semua itu. Sehingga, ini merupakan langkah paling tepat dilakukan ketika kamu memiliki dampak buruk dari lingkungan keluarga yang disfungsional.
Gak ada keluarga yang sempurna, tiap keluarga pasti memiliki permasalahannya masing-masing. Namun, jika kamu merasa bahwa konflik yang terjadi termasuk dalam tahap "disfungsi keluarga", maka cara-cara di atas bisa juga kamu ikuti untuk bisa healing.