Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Anak Remaja Lebih Suka Curhat ke Teman, Nyaman! 

ilustrasi mendengarkan dengan saksama (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Remaja lebih nyaman curhat ke teman sebaya daripada orangtua.
  • Anak ingin didengar tanpa langsung diberi nasihat panjang oleh orangtua.
  • Curhat ke teman terasa lebih santai, bebas, dan tanpa rasa sungkan.

Remaja biasanya lebih nyaman berbagi cerita kepada teman sebaya. Mereka merasa teman lebih bisa memahami perasaan dan pengalaman yang dilalui. Hal ini sering membuat orangtua bertanya-tanya, mengapa anak jarang terbuka kepada mereka? 

Ada banyak alasan yang membuat remaja lebih memilih teman sebagai tempat curhat. Pemahaman tentang hal ini bisa membantu orangtua membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak. Yuk, simak beberapa alasannya di bawah ini!

1. Tidak takut diomeli atau dianggap salah

ilustrasi orangtua memarahi anak (freepik.com/peoplecreations)

Setiap kali berbagi masalah, remaja ingin didengar tanpa langsung diberi nasihat panjang. Mereka takut kalau curhat justru berujung pada ceramah atau teguran. Akibatnya, mereka lebih memilih berbagi dengan teman yang hanya mendengarkan tanpa menghakimi.

Respons orang tua yang terlalu cepat menilai bisa membuat anak enggan berbicara. Mereka enggan dicap sebagai anak yang bermasalah atau kurang bisa diandalkan. Oleh sebab itu, teman menjadi pilihan yang terasa lebih aman untuk berbagi perasaan.

2. Merasa lebih bisa dimengerti

ilustrasi sahabat (freepik.com/freepik)

Sebaya biasanya mengalami masalah yang mirip, sehingga remaja merasa lebih dipahami. Mereka bisa berbicara tanpa harus menjelaskan banyak hal, karena teman sudah lebih dulu mengerti konteksnya. Hal ini membuat mereka merasa nyaman dan diterima.

Obrolan dengan teman juga terasa lebih santai dan bebas. Mereka tidak takut dihakimi atau dibandingkan dengan orang lain. Bagi remaja, dukungan emosional seperti ini lebih penting daripada sekadar mendapatkan solusi.

3. Takut mengecewakan orangtua

ilustrasi curhat (freepik.com/freepik)

Setiap anak ingin terlihat baik di mata orangtuanya. Jika anak curhat tentang kesalahan atau kegagalan, mereka khawatir akan membuat orangtua kecewa. Perasaan ini membuat mereka lebih memilih menyimpan masalah sendiri atau berbagi dengan teman.

Harapan tinggi dari orang tua bisa menjadi tekanan tersendiri bagi anak. Mereka khawatir dicap kurang baik atau tidak memenuhi harapan. Itulah sebabnya anak nyaman bercerita kepada teman yang tidak memiliki ekspektasi tinggi terhadap mereka.

4. Lebih bebas mengekspresikan diri

ilustrasi menenangkan sahabat (pexels.com/Liza Summer)

Curhat ke teman terasa santai karena tidak ada rasa sungkan. Mereka bisa menangis, tertawa, atau marah tanpa takut dianggap berlebihan. Bersama teman, mereka tidak perlu menjaga citra atau berpikir terlalu keras sebelum berbicara.

Sebaliknya, berbicara dengan orangtua terkadang membuat mereka cenderung hati-hati dalam memilih kata. Mereka khawatir respons orangtua justru akan memperumit situasi. Hal ini menjadikan teman sebagai tempat curhat yang lebih natural dan tanpa beban.

5. Merasa orangtua kurang update dengan dunia mereka

ilustrasi sahabat (freepik.com/freepik)

Remaja hidup pada zaman yang terus berkembang, dengan tren dan teknologi yang berubah cepat. Mereka sering merasa orangtua kurang memahami dunia yang mereka jalani. Hal ini membuat mereka ragu untuk curhat, karena khawatir tidak mendapatkan respons yang relevan. 

Ketika berbicara dengan teman, anak bisa berdiskusi dengan bahasa dan referensi yang sesuai. Mereka tidak perlu menjelaskan banyak hal dari awal, sehingga percakapan terasa lebih menyenangkan. Inilah salah satu alasan mereka memilih teman sebagai tempat curhat. 

6. Privasi lebih terjaga

ilustrasi sahabat (freepik.com/freepik)

Beberapa remaja khawatir jika curhat ke orangtua, masalah mereka bisa jadi bahan pembicaraan di keluarga. Anak tidak ingin cerita pribadinya dibahas dalam percakapan bersama saudara atau kerabat lain. Rasa cemas ini membuat mereka memilih teman sebagai pendengar.

Kepercayaan adalah hal penting bagi remaja. Mereka ingin memastikan bahwa ceritanya tidak menyebar ke orang lain tanpa izin. Oleh karena itu, teman dirasa lebih bisa menjaga rahasia daripada orangtua sendiri. 

Meskipun anak remaja lebih sering curhat ke teman, bukan berarti mereka tidak butuh peran orangtua. Komunikasi yang terbuka dan tanpa tekanan bisa membantu anak merasa nyaman untuk berbagi. Maka dari itu, jadilah pendengar yang sabar dan pengertian agar anak tidak ragu curhat kepada orangtua.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Isnaini
EditorAnnisa Isnaini
Follow Us