6 Cara Mengajarkan Tata Krama pada Anak, Lakukan Secara Konsisten!

Seorang anak yang santun akan terlihat menonjol karena perilakunya baik. Sarah Vanbuskirk, penulis topik parenting, dikutip Verywell Family, menyebut bila anak yang bersikap hormat dan sopan, serta menggunakan tata krama yang baik akan lebih diperhatikan oleh guru dan orangtua lain. Hal tersebut juga mampu membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan harga diri anak.
Namun, mengajarkan tentang tata krama mungkin akan sedikit sulit, mengingat teman-temannya mungkin saja gak melakukan hal itu. Meski begitu, di bawah ini ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti untuk mengajarkan tata krama kepada anak.
1. Jadilah role model untuk anakmu

Sebelum meminta anakmu untuk berperilaku sopan, pertama kamu harus mulai dari diri sendiri. Jadilah role model ideal atau panutan untuk mereka. Vanbuskirk menjelaskan, cara terbaik untuk mengelola, membentuk, dan mengajari keterampilan perilaku anak adalah dengan mempraktikannya oleh dirimu sendiri.
Alih-alih mengajarkannya dengan ungkapan dan perintah, akan lebih baik jika kamu memberikan contoh secara langsung dengan tindakan sehari-hari, baik di rumah maupun luar rumah. Misalnya, saat anakmu melihat kamu berbicara dengan sopan kepada orang lain, makan dengan rapi, mengikuti aturan, dan melakukan tata krama lain, dia akan cenderung mengikuti perilakumu.
Selain itu, ingatlah bahwa tata krama juga berlaku saat kamu marah dan kesal. Ini mungkin akan sedikit sulit, tapi berhati-hatilah saat kamu sedang menangani situasi stres, frustasi, atau marah. Hindari untuk meninggikan suara, berbicara kasar, atau main tangan. Daripada langsung meluapkannya, kamu bisa menenangkan dirimu ketika tengah marah.
2. Ajari dia berkata "maaf, tolong, dan terima kasih"

Kata "maaf, tolong, dan terima kasih" merupakan ungkapan dasar yang wajib diajarkan pada anak untuk membuatnya jadi sosok yang sopan. Vanbuskirk menyebutkan, ungkapan-ungkapan tersebut merupakan hal dasar yang bisa dilakukan kepada anak saat masih balita.
Ajarkan anak untuk berkata "tolong" saat ia meminta bantuan, "terima kasih" saat orang lain membantunya atau memberi sesuatu, dan "maaf" saat ia berbuat kesalahan. Meskipun terlihat sederhana, tetapi itu akan berpengaruh pada pembentukan karakter anak yang sopan.
3. Bantu anak mempelajari kontak mata saat berbicara

Jika anakmu sudah lebih besar, ajari juga dia untuk melakukan kontak mata ketika berbicara. Dikutip wikiHow, Jade Giffin, psikoterapis, mengungkapkan, menatap mata seseorang adalah bagian penting dari percakapan yang bermakna dan ini bisa sulit bagi siapa pun, termasuk orang dewasa atau anak-anak. Jadi, kamu mungkin akan butuh waktu ekstra untuk mengajarinya.
"Untuk berlatih, minta anakmu menatap mata anggota keluarga untuk menentukan warna matanya. Ini dapat membuatnya lebih terasa seperti permainan dan dapat membantu dia lebih nyaman dalam percakapan," sarannya.
Jika anakmu masih merasa kesulitan untuk mempraktikannya saat berbicara dengan orang lain, jangan pernah memaksanya. Kamu bisa menyarankannya untuk melakukan kontak sesekali saat berbicara dan sebaiknya arahkan juga agar anak gak melihat bawah saat tengah mengobrol dengan orang lain.
4. Ajari anak supaya gak menyela percakapan

Selain melakukan kontak mata, ajari juga dia untuk lebih menghargai lawan bicaranya dengan gak menyela percakapan atau pembicaraan orang lain. Giffin menjelaskan, bantu anakmu untuk memahami, bahwa ketika berbicara dengan orang lain itu harus bergiliran. Ajari ia tentang bagaimana caranya memberikan perhatian kepada orang yang sedang berbicara.
Setiap kali anakmu menyela pembicaraanmu, minta ia untuk menunggu hingga kamu selesai berbicara. Terapkan hal ini secara konsisten kapan pun dia menyela, setelah itu berikan ia pujian karena telah berhasil mempraktikkan tata krama tersebut.
5. Berikan anak pujian atas perilaku baiknya

Mengingat ini cukup sulit dilakukan, jadi pastikan untuk selalu memberikannya apresiasi ketika telah berhasil bersikap sopan. Seorang dokter anak, Arthur Lavin, dikutip Verywell Family, mengatakan, semakin banyak perhatian positif yang anak dapatkan karena menggunakan perilakunya, semakin besar pula kemungkinan perilaku tersebut bisa mendarah daging. Jadi, pujilah dia saat melakukan hal yang kamu inginkan.
Ungkapan pujian yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter anakmu. Sebab, ada beberapa anak yang mungkin merasa malu ketika kamu memujinya di depan umum atau ada juga yang sangat senang mendengar kata-kata pujian yang diucapkan dengan penuh semangat oleh orangtuanya. Sebenarnya, pujian ini bisa sesederhana mengucapkan "terima kasih" yang diucapkan dengan tulus.
6. Ajari tentang pentingnya empati, kasih sayang, dan kepedulian

Menumbuhkan sikap empati, kasih sayang, dan kepedulian juga perlu dilakukan saat kamu mengajarkan anak tentang tata krama. Giffin memberikan saran, untuk membantu anak memahami empati, dorong ia untuk melihat konflik dari sudut pandang orang lain. Misalnya, jika ia berdebat dengan saudaranya, minta mereka menjelaskan sudut pandangnya masing-masing.
"Berikan anak motivasi untuk bisa mendengarkan perspektif orang lain dengan memintanya mengulang kembali apa yang dirasakan saudaranya. Munculkan kompromi, sehingga anak bisa belajar bagaimana bereaksi secara positif, bahkan ketika mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan," kata Giffin.
"Kamu juga dapat menumbuhkan kasih sayang dengan berbicara kepada anakmu tentang isu-isu di dunia yang dapat menyebabkan orang mengalami kesulitan, seperti rasisme, kemiskinan, dan sebagainya," pungkasnya.
Menumbuhkan sifat empati, kasih sayang, dan kepedulian pada anak juga bisa membentuk karakter yang gak meledak-ledak. Sehingga, anak bisa jadi lebih tenang ketika menghadapi sesuatu yang gak sesuai dengan harapannya.
Mengajarkan tata krama dan sopan santun pada anak sangat penting dilakukan sedini mungkin. Meskipun mungkin akan terasa sulit, tetapi jika dilakukan dengan pesan yang jelas dan konsisten, anak pun bisa mulai memahaminya.