6 Tips agar Alat Tulis Anak Gak Sering Hilang atau Rusak, Bikin Boros

Kesal gak kalau hampir setiap hari anak melaporkan alat tulisnya hilang atau patah? Kemarin pensil yang hilang, sekarang penghapus plus penggaris patah, dan seterusnya. Sekalipun harga alat tulis cukup terjangkau, jika terus begini tentu bikin kita boros.
Apalagi dengan adanya lebih dari satu anak yang bersekolah dan semua alat tulisnya kerap hilang atau rusak. Mau tidak mau kita menjadi harus membelinya lagi. Bukannya pelit, tetapi kita juga perlu mendisiplinkan anak mengenai alat tulis yang dibawanya setiap hari.
Jangan membiarkannya saja dan membuat anak terbiasa sembrono dengan barang-barang pribadinya. Kita dapat melakukan enam tips berikut supaya alat tulis anak lebih awet sekalian membentuk karakter yang cermat serta bertanggung jawab dalam dirinya. Kehilangan atau rusaknya alat tulis masih dapat dicegah, kok.
1. Beri label nama dan kelas di setiap alat tulis

Apalah artinya kotak pensil anak sudah diberi nama dan kelas kalau setiap alat tulis di dalamnya malah tanpa identitas? Kecil kemungkinan kotak pensil anak hilang berikut isinya, kecuali tasnya terbuka dan kotak tersebut terjatuh dalam perjalanan berangkat atau pulang sekolah. Kemungkinan yang lebih besar adalah satu per satu alat tulisnya raib atau rusak.
Meski agak merepotkan, ajak anak untuk bersama-sama memberi label nama dan kelas di setiap alat tulisnya. Kalau ada alat tulis yang terjatuh atau berpindah tempat, temannya langsung tahu siapa pemiliknya. Alat tulis lebih mungkin kembali karena anak-anak belum tentu mau mengumumkan barang temuannya jika tidak ada identitas pemiliknya.
2. Berikan kotak pensil

Anak yang mulai bersekolah wajib punya kotak pensil. Pastikan ukurannya pas untuk menyimpan seluruh alat tulisnya. Pemakaian kotak pensil membuat barang bawaan anak lebih rapi dan ringkas.
Setiap anak selesai mengikuti pelajaran, mengecek kelengkapannya pun lebih mudah. Beda dengan bila anak hanya menaruhnya di salah satu kantong tasnya. Lebih mudah untuknya keliru meletakkan ke bagian kantong tas yang lain dan mengiranya hilang.
Makin bagus lagi bila kotaknya dilengkapi tempat untuk setiap alat tulis. Begitu ada tempat yang kosong, langsung ketahuan kalau ada alat tulis yang belum masuk. Anak dapat segera mencarinya sebelum pulang.
3. Minta anak segera menyimpan alat tulis yang sudah selesai digunakan

Biasanya anak suka menyebar alat tulisnya di meja. Padahal kian banyak alat tulis yang keluar dari wadahnya, kian besar pula bahaya hilangnya. Ketika anak menggeser buku, ia bisa tidak menyadari adanya alat tulis yang terjatuh dan menggelinding.
Oleh karena itu, anak perlu belajar disiplin. Minta anak supaya membiasakan diri segera memasukkan kembali alat tulis yang sudah gak digunakan. Toh, nanti jika membutuhkannya lagi tinggal diambil.
Letaknya jelas ada di dalam kotak pensil sehingga mudah dicari. Daripada anak menyebarnya di meja dan kesulitan menemukan salah satunya begitu hendak digunakan. Satu alat tulis keluar, satu alat tulis wajib dikembalikan lagi ke kotaknya.
4. Larang anak menjadikannya mainan

Dahulu kita mungkin juga pernah melakukannya. Seperti iseng mengiris-iris penghapus, memotong pensil jadi 2, atau menggesek-gesekkan penggaris ke tepi meja sehingga penggaris tidak rata lagi dan tak dapat digunakan buat menggaris. Meski dulu kita pun begitu, sekarang harus tetap menasihati anak supaya gak melakukannya.
Beri penjelasan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan. Seperti alat tulis harus dipakai sebaik mungkin buat belajar, bukan bermain-main. Pun alat tulis yang digunakan untuk bermain sampai rusak sama dengan anak menyia-nyiakannya.
5. Jangan sembarangan meminjamkannya pada teman

Bukannya kita hendak mengajari anak supaya bersikap pelit. Namun, pinjam-meminjam apa pun memang gak boleh sembarangan. Orang lain belum tentu mampu menjaga barang pinjaman dengan baik.
Bahkan di sekolah bisa ada murid yang suka sengaja mengambil barang milik teman. Ketika ia ditagih, bukannya mengakui dan mengembalikannya malah menyangkal. Jelaskan hal ini pada anak dan minta anak buat mengenali sifat teman-temannya.
Pinjamkan alat tulis hanya pada kawan yang amat membutuhkannya dan bertanggung jawab dengan selalu mengembalikannya. Teman yang sudah pernah menghilangkan alat tulisnya, tetapi tidak meminta maaf dan menggantinya sebaiknya gak usah dipinjami lagi. Anak kita perlu belajar bersikap tegas dan teman-temannya belajar bertanggung jawab atas barang pinjaman.
6. Membatasi jatah uang untuk membeli alat tulis

Berapa uang yang dihabiskan dalam sebulan buat membeli lagi alat tulis yang hilang? Walaupun nominalnya gak terlalu besar, kurangnya kehati-hatiannya anak dapat terus bertambah apabila kita tidak melatihnya sampai berubah. Sekarang cuma pensil atau pulpen yang hilang.
Kapan-kapan dapat saja beberapa pensil warnanya yang berharga lebih mahal. Kelak anak tambah besar dan mulai menggunakan kalkulator buat belajar, juga hilang. Maka dari itu, kita wajib tegas pada anak.
Jangan terus membelikan alat tulis baru ketika ada alat tulis anak yang hilang. Beri batasan, misalnya kita hanya akan membelikannya lagi maksimal 3 alat tulis baru dalam sebulan. Apabila anak kehilangan alat tulis sampai 5 kali dalam sebulan, berarti 2 alat tulis yang terakhir hilang mesti diganti dengan uang jajannya sendiri.
Kita tidak dapat hanya menyalahkan teman-teman anak saat ada alat tulis yang lenyap. Anak kita juga perlu dididik untuk lebih memperhatikan peralatan belajarnya. Anak yang paling memerlukan alat tulis itu sehingga ia harus menjaganya baik-baik.