Perubahan Sikapmu Pada Ayah Saat Berusia 20-an vs. 30-an

Kamu akan langsung menelepon ayahmu saat kamu mengalami kesulitan apapun, kamu bisa dengan mudah mengandalkan ayahmu untuk segala sesuatu. Ayahmu akan datang layaknya pahlawan pemberantas kejahatan yang menolongmu keluar dari situasi sulitmu.

Namun, semuanya akan berubah saat kamu berusia 30-an karena kamu tidak lagi mau merepotkan ayahmu untuk urusan pribadimu. Kamu akan mencari cara lain untuk menyelesaikan masalahmu dan menolak untuk meminta bantuan pada ayahmu.

Kamu akan sering bertengkar dengan ayahmu saat usia 20-an tentang pandangan politik. Ayahmu akan menjelaskan mana yang terbaik tapi kamu akan keras kepala dengan pilihanmu. Politik adalah topik yang perdebatan yang panas antara kamu dan ayahmu. Namun, di usia 30-an, topik ini tidak lagi membuat kalian bertengkar melainkan berdiskusi sesama orang dewasa.

Saat kamu masih berusia 20-an, kamu akan menganggap ayahmu adalah sosok yang kolot dan tidak tahu kehidupan menyenangkanmu sebagai anak muda. Kamu tidak akan mau mendengarkan ayahmu dan menganggapnya hanya menghalangimu saja.

Namun setelah usia 30-an, kamu akan menyadari bahwa kamu sangat butuh masukan dari ayahmu. Semua nasehat yang dulu kamu abaikan, sekarang kamu malah yang duluan memintanya.

Kamu akan sibuk dengan teman-temanmu, pekerjaanmu, pasanganmu dan duniamu sendiri saat kamu masih berusia 20-an. Kamu bahkan jarang sekali bertemu dengan ayahmu karena kamu yang sibuk sendiri.

Tapi setelah berusia 30-an, kamu akan mengusahakan waktu sebanyak mungkin untuk bisa menghabiskan waktu dengan ayahmu. Kamu ingin selalu bersamanya dan bercerita tentang apa saja dengannya.

Jika kamu dan ayahmu mengalami perbedaan pendapat, kamu akan menganggapnya sebagai peperangan yang harus dimenangkan olehmu. Kamu akan menjadi keras kepala dan berpikir ayahmu-lah yang harus mengalah dan kamu yang harus menang.

Tapi setelah bertambah dewasa, kamu akan menerima perbedaan pendapat itu dengan pikiran terbuka dan menganggapnya hal yang normal terjadi. Tidak jarang, kamu yang akan sering mengalah karena ayahmu yang sudah menua memiliki ingatan yang menurun.

Karena kamu menghabiskan sebagian besar waktumu di luar saat kamu masih muda, maka kamu akan mendapati ayahmu menunggumu pulang sampai larut malam. Dia tidak akan bisa tidur kalau kamu belum pulang dan itu sangat mengganggunya.

Sedangkan saat kamu sudah dewasa, kamu yang akan menunggui ayahmu yang sedang sakit. Kamu akan menikmati setiap momen yang kamu miliki bersamanya.

Jika kamu bertengkar sekali dengan ayahmu, kamu akan betah puasa bicara dengannya walau sampai berhari-hari. Kamu merasa selalu benar, kamu tidak mau kalah dan keras kepala. Kamu merasa tidak apa-apa jika kamu tidak saling menyapa dengan ayahmu.

Namun di usianya yang ke 30-an, kamu akan selalu ingin bicara dengannya. Kamu ingin dekat dengannya dan menghabiskan waktu bersamanya.

Setiap kali ada masalah, kamu akan menganggap kamu punya ayahmu yang bisa menyelesaikannya. Tidak jarang juga kamu mengentengkan segala sesuatu karena kamu punya ayah. Tapi saat kamu dewasa, kamu akan sadar bahwa ayahmu telah menua. Dia tidak akan bisa selamanya bersamamu dan ini akan membuatmu tidak ingin menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk melihatnya dan bersamanya.

Semua hal di atas adalah hal normal yang pasti akan kamu rasakan. Yang jelas, saat kamu berusia 20-an sekarang ini, jangan sampai kamu melewatkan kesempatan berharga yaitu waktu bersama ayahmu. Sebisa mungkin jangan menjadi anak yang keras kepala dan tidak mau mengalah. Kamu harus menjadi anak yang pengertian, apalagi di usia ayahmu yang semakin hari semakin tua.