Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Pandang Terhadap Usia Lebih Penting dari yang Kita Kira

ilustrasi kakek nenek (pexels.com/Tristan Le)
ilustrasi kakek nenek (pexels.com/Tristan Le)
Intinya sih...
  • Penuaan sering dianggap negatif
    • Lansia sering dianggap memiliki status sosial yang lebih rendah dan kompetensi yang menurun.
    • Stereotip negatif usia juga membentuk cara orang lanjut usia memandang diri mereka sendiri dan kehidupan mereka.
    • Jurnal tentang persepsi penuaan dan risiko kematian
      • Individu dengan pandangan negatif terhadap penuaan menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi selama 15 tahun berikutnya.
      • Polanya tetap kuat terlepas dari faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, atau status sosial ekonomi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menua bukan untuk yang lemah, seperti kata pepatah. Setelah usia 50-60 tahun, risiko terkena penyakit kronis meningkat tajam dan sebagian besar lansia akhirnya hidup dengan lebih dari satu kondisi kesehatan jangka panjang. Meskipun demikian, orang-orang hidup lebih lama dari sebelumnya dan banyak yang mencapai usia tua dengan kesehatan yang sangat baik, sambil mempertahankan gaya hidup aktif.

Meskipun menua merupakan bagian alami dari kehidupan, pandangan masyarakat tentang penuaan sering kali jauh dari kata menyenangkan. Ageisme atau prasangka berdasarkan usia, merupakan salah satu bentuk diskriminasi sosial yang paling umum dan mengakar di seluruh dunia.

1. Penuaan sering dianggap negatif

ilustrasi kakek nenek (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kakek nenek (pexels.com/Pixabay)

Dilansir jurnal The Relationship between Age Stereotypes and Age Discrimination karya Hannah J. Swift dan rekan-rekan pada tahun 2018, lansia sering dianggap memiliki status sosial yang lebih rendah dan kompetensi yang menurun. Stereotip semacam itu dapat menyebabkan sikap mengasihani dan menggurui, serta perlakuan buruk, pembatasan sosial, dan bentuk-bentuk diskriminasi usia lainnya di sebagian besar bidang kehidupan.

Jurnal Age stereotypes: Dimensions, origins, and consequences oleh Rothermund & de Paula Couto tahun 2024, menjelaskan bahwa stereotip negatif usia juga membentuk cara orang lanjut usia memandang diri mereka sendiri dan kehidupan mereka. Stereotip ini dapat memengaruhi perasaan orang muda maupun tua, kepuasan hidup mereka secara keseluruhan, dan bahkan umur panjang mereka. Cara orang memandang penuaan mereka sendiri dan seberapa tua perasaan mereka merupakan salah satu faktor psikologis yang paling banyak diteliti terkait dengan lamanya hidup mereka.

2. Jurnal tentang persepsi penuaan dan risiko kematian

ilustrasi kakek nenek (pexels.com/Marcus Aurelius)
ilustrasi kakek nenek (pexels.com/Marcus Aurelius)

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Psychology and Aging oleh de Paula Couto dan rekan-rekannya pada tahun 2025 memperluas penelitian sebelumnya dengan mengamati sampel orang dewasa Jerman selama 15 tahun. Peserta ditanyai tentang stereotip umum usia mereka. Respons tersebut kemudian dicocokkan dengan data registri yang melacak kelangsungan hidup mereka selama periode studi.

Hasilnya mengonfirmasi temuan sebelumnya, bahwa individu yang memiliki pandangan lebih negatif terhadap penuaan mereka sendiri di awal penelitian menghadapi risiko kematian yang jauh lebih tinggi selama 15 tahun berikutnya. Hubungan ini tetap kuat terlepas dari usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, atau kesehatan yang dinilai sendiri oleh peserta.

Mengadopsi pola pikir yang diungkapkan dalam peribahasa Rusia yang artinya usia tua bukanlah kebahagiaan, tampaknya mengalihkan fokus pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi seiring bertambahnya usia dan dapat melemahkan motivasi untuk mempersiapkan diri secara positif menghadapi tahap kehidupan ini. Stereotip usia juga dapat memengaruhi cara orang memaknai peristiwa dan perubahan dalam hidup mereka, yang sering kali menjadi ramalan yang terwujud dengan sendirinya yang membentuk pengalaman dan tindakan mereka.

3. Efek protektif dan membedakan diri dengan stereotip lansia

ilustrasi kakek nenek (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kakek nenek (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika orang-orang menginternalisasi stereotip negatif tentang penuaan, mereka mungkin mulai merasa dan bertindak "tua", menarik diri dari aktivitas tertentu, menghindari interaksi sosial, atau meninggalkan pekerjaan karena menganggap diri mereka kurang mampu. Seiring waktu, perilaku tersebut dapat berkontribusi pada kesehatan yang lebih buruk dan risiko kematian yang lebih tinggi.

Namun, ketika persepsi individu tentang penuaan dipertimbangkan, mereka yang memiliki pandangan lebih negatif terhadap lansia secara umum justru cenderung hidup lebih lama. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki pandangan positif tentang penuaannya sendiri, memiliki pandangan yang lebih kritis atau negatif terhadap lansia secara umum dapat memberikan perlindungan tambahan.

Meskipun lansia dipandang negatif, berpikir "saya berbeda" dapat membantu mencegah internalisasi stereotip yang merugikan. Dengan melihat diri mereka berbeda dari lansia pada umumnya, seseorang dapat mempertahankan identitas yang lebih muda. Menjaga jarak ini memungkinkan mereka untuk tetap aktif dan melanjutkan gaya hidup yang memuaskan, yang mendukung kesehatan fisik dan mental.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Bukti Upgrade Skill Bisa Dimulai dari Hobi Sepele di Rumah, Praktis!

09 Sep 2025, 19:12 WIBLife